ADSENSE HERE!
Daftar muhaditsin
BAB I
PENDAHULUAN
Hidup ini adalah sebuah perjalanan yang sangat
melelahkan, tanjakan maupun turunan kerap kali dirasakan olen setiap pejalan.
Kita semua adalah pejalan yang dituntut untuk sampai ke tujuan kita
masing-masing, walaupun banyak rintangan maupun ujian yang kita hadapi
ditengah-tangah jalan kehidupan. Oleh sebab itu seorang pejalan hendaklah
memiliki panduan dan pedoman dalam menapaki lika-liku fenomena hidup. Al-qur’an
dan As-Sunah adalah pedoman dan panduan yang telah lulus uji coba. Dan ini
terbukti dengan eksistensi keduanya yang bersifat universal dalam segala lini
kehidupan. Sebelum kita minilik lebih lanjut tantang Al-Qur’an dan As-Sunah,
ada baiknya kalau kita mengetahui lebih dahulu biografi-biografi para
mahaditsin, karena berkat kegigihan merekalah kita sekarang dapat mengetahui As-sunah
dengan metodologi yang baik. Dunia islam tersenyum kembali pada beberapa abad
yang lalu, pasalnya pada dekade ini lahirlah imam-imam ahli hadits besar yang
telah memberikan sumbangsih yang sangat besar bagi peradaban islam. Dibawah ini
kami sedikit memaparkan lika-liku kehidupan beliau dari para sahabat hingga
masa kebangkitan islam.
Daftar muhaditsinBAB II
PEMBAHASAN
1.
Abu Hurairah
Nama
asal Abu Hurairah ialah
Abdurrahman bin Shakhr Ad Dawsi (salah satu kabilah di Yaman), nama islam yang
diberikan Nabi Muhammad SAW, sebagai pengganti nama masa Jahiliyah yaitu
Abdusysyams bin Shakhr. Kemudian dipanggil Abu Hurairah oleh Rosululloh juga yang berarti bapaknya kucing pada saat
Rosululloh melihatnya membawakucing kecil. Memang ia sangat menyayangi kucing,
disetiap hari ia selalu membawanya kemana ia pergi dan pada malam hari
ditempaykan didekat sebuah pepohonan. Nama kesanyangan yang diberikan
Rosululloh kemudian menjadi nama panggilan yang terkenal sehingga nama aslinya
sangat langka terdengar.
Abu
Hurairah masuk islam pada tahun ke-7 H pada tahun perang Khaibar dan meninggal
dunia pada 57 H di Al-Aqiq.[1]
Dia adalah komandan penghuni Shuffah,
yang menghabiskan waktunya untuk beribadah.
Shuffah adalah suatu tempat
berlindungan para sahabat yang zahid dimasjid Nabawi. Beliau salah seorang
sahabat yang mendapat doa dari Rosululloh agar dapat menghafal apa yang ia
dengar. Dalam salah satu hadits yang diriwayatkan oleh Bukhori, Muslim dan
Thurmudzi, ia berkata: “Aku berkata Ya
Rosululloh! Aku mendengar dari padamu beberapa perkara (hadis), tetapi aku
tidak hafal.” Nabi bersabda: “Bentangkan selendangmu, “akupun membentangkannya.
Setelah itu, beliau banyak memberitakan hadits kepadaku dan aku tidak pernah
lupa sedikitpun.”
Abu
Hurairah memiliki sifat-sifat yang terpuji diantaranya wara’, taqwa dan zuhud. Ia juga seorang yang candais dan humoris
yang bermamfaat. Ketika bertemu dangan anak-anak kecil banyak humor dan ketika
bertemu teman-temannya dipasar, ia suka cerita yang menghibur. Tetapi pada
malam hari ia selalu melaksanakan sholat tahajjud sepanjang malam secara
khusyu’.
Dia
pernah diangkat menjadi gubernur Bahrain pada masa Umar bin Khattab.
Sebagaimana karakter Umar yang berhati-hati dan tegas dalam periwayatan Abu
Hurairah yang banyak itu. Umar berkata: “Sungguh
engkau tinggalkan hadits atau kamu saya pulangkan kedesa asalmu Daws. Tetapi
setelah beliau meriwayatkan hadits: “Barang
siapa yang mendustakan padaku dengan sengaja, hendak siaplah tempat tinggalnya
dalam neraka.” Umar mengakuinya dan berkata: “ Adapun jika demikian, pergilah dan beritakan hadits.”
Syu’bah bin al-Hajjaj memperhatikan bahwa Abu Hurairah
meriwayatkan dari Ka’ab al-Akhbar dan
meriwayatkan pula dari Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam, tetapi ia tidak membedakan antara dua
riwayatnya tersebut. Syu’bah pun menuduhnya
melakukan tadlis, tetapi Bisyr bin Sa’id menolak ucapan Syu’bah tentang Abu
Hurairah. Dan dengan tegas berkata: Bertakwalah kepada allah dan berhati hati terhadap hadist. Demi Allah,
aku telah melihat kita sering duduk di majelis Abu Hurairah. Ia menceritakan
hadist Rasulullah dan menceritakan pula kepada kita riwayat dari Ka’ab
al-Akhbar. Kemudian dia berdiri, lalu aku mendengan dari sebagian orang yang ada bersama kita mempertukarkan
hadist Rasulullah dengan riwayat dari Ka’ab. Dan yang dari Ka’ab menjadi dari
Rasulullah.”. Jadi tadlis itu tidak bersumber dari Abu Hurairah sendiri,
melainkan dari orang yang meriwayatkan darinya. Cukupkanlah kiranya kita
mendengar kan dari Imam Syafi’I :” Abu Hurairah
adalah orang yang paling hapal diantara periwayat hadist dimasanya”.
Marwan bin al-Hakam pernah mengundang Abu Hurairah untuk menulis riwayat
darinya, lalu ia bertanya tentang apa yang ditulisnya, lalu Abu Hurairah
menjawab :” Tidak lebih dan tidak kurang dan susunannya urut”.
Abu Hurairah adalah sahabat terbanyak dalam meriwayatkan hadits.
Menurut Baqi’ bin Mukhallad sebanyak 5.374 buah hadits.[2]
Dia mengambil hadits dari sekitar 800 orang sahabat dan tabiin. Kemudian
diriwayatkan oleh para rowi dalam buku induk 6 hadits dan Imam Malik dalam Al
Muwattho’ dan Imam Ahmad dalam kitab Musnadnya. Imam Bukhori meriwayatkan dari
padanya sebanyak 93 buah hadits dan Muslim sebanyak 189 buah hadits.
Sanad paling shahih yang berpangkal daripadanya adalah Ibnu Shihab
az-Zuhr, dari Sa’id bin al-Musayyab, darinya (Abu Hurairah). Adapun yang paling
Dlaif adalah as-Sari bin Sulaiman, dari Dawud bin Yazid al-Audi dari bapaknya
(Yazid al-Audi) dari Abu Hurairah.
2.
Abdullah bin Umar
Abdullah bin umar lahir pada tahu kedua dari kenabian, masuk islam
ketia beliau menginjak usia 10 tahun. Pada masa perang Uhud, beliau masih kecil
dan tidak diperkenankan oleh Rosululloh untuk mengikutinya kecuali
peperangan-peperangan selanjutnya.
Beliau selalu ikut bertempur bersama Nabi SAW dalam perang Khandaq dan
peperangan sesudanya. Bahkan sesudah Nabi wagat, beliau masih aktif dalam peperangan untuk kepentingan islam diwilayah
Mesir dan sekitarnya.
Beliau anak kedua Umar bin Khattab. Meskipun ayahnya menjadi
kholifah yang sangat luas kekuasaannya, namun beliau tidak punya ambisi
kekuasaan atau kedudukan sebagai kholifah. Hal ini disebabkan karena ayahnya
tidak bersikap nepotism, beliau juga
selalu mencurahkannya untuk mencari ilmu dan beribadah. Oleh karena itu, beliau
tidak terlibat dalam pergolakan politik yang mengakibatkan perang saudara pada
masa pemerintahan Usman, Ali dan sesudahnya.
Abdullah bin Umar termasuk sahabat yang tekun dan berhati-hati
dalam periwayatan hadits. Abu Ja;far berkata: “ Tidak ada sahabat Nabi yang mendengar hadits dari Rosululloh yang lebih
berhati-hati dari pada Ibn Umar ia tidak mengurangi dan juga menambah
periwayatan.” Menurut Imam Malik, selama 60 tahun sesudah wafat Nabi, Ibn
Umar memberi fatwa dan meriwayatkan hadits. Bahkan sebagian ulama berpendapat bahwa
sanad yang paling shahih adalah hadits yang
diriwayatkan dari Malik dari Nafi’ dari Ibn Umar.
Ibnu Umar merupakan salah satu sahabat yang paling banyak
meriwayatkan hadits setelah Abu Hurairah yaitu 2.630 buah
hadits.[3]
Beliau meriwayatkannya dari Nabi secara langsung dan dari para sahabat. Dan
tidak sedikit pula para tabi’in yang meriwayatkan hadits dari padanya. Imam
Bukhori meriwayatkan sekitar 81 hadits dari padanya, sedangkan Imam Muslim
sekitar 31 hadits, dan yang disepakati daiantara keduanya sebanyak 1.700
hadits. Sanad
paling shahih yang bersumber dari ibnu
Umar adalah yang disebut Silsilah adz- Dzahab (silsilah emas), yaitu Malik,
dari Nafi’, dari Abdullah bin Umar. Sedang yang paling Dlaif : Muhammad bin
Abdullah bin al-Qasim dari bapaknya, dari kakeknya, dari ibnu Umar. Beliau
meninggal dunia di Makkah pada tahun 73 H atau 693 M dalam usia 87
tahun.
3.
Anas bin Malik
Anas bin Malik adalah pseorang pelayan Nabi Muhammad SAW yang
sangat terpercaya, bapaknya bernama Malik bin An-Nadhar dan ibunya bernama Ummu
Sulaim yang pernah membawanya kepada Nabi ketika berusia 10 tahun dan ia mohon
hendaknya berkenan menerima anaknya pelayannya dan Nabi pun menerimanya. Ia sering membawakan sandal dan ember
Rosululloh. Ia mendapat doa Rosululloh: Ya Allah perbanyaklah harta dan anaknya
dan masukkanlah ke surga. Anas berkata: sungguh aku melihat dua orang wanita
dan aku mengharapkan wanita yang ketiga. Demi
Allah hartaku melimpah ruah dan jumlah anak-anakku dan anak cucuku pada hari
ini mencapai 100 orang.
Nabi sering mengajak canda dan humor terhadap Anas dengan
panggilan: “ Ya dza al- udzunain” (Hai anak yang mempunyai dua telinga)
sehingga tidak terkesan sebagai pergaulan tuan dan budaknya. Anas menceritakan
selama pergaulannya dengan Nabi: Beliau tidak pernah mempersoalkan apa yang aku
lakukan; mengapa kamu lakukan begini, mengapa kamu tinggalkan begini atau
mengapa kau tidak tinggalkan begini? Dan seterusnya. Tetapi beliau mengatakan: Apa
yang dikehendaki Allah pasti terjadi dan apa yang tidak dikehendaki-Nya tidak
terjadi.
Pada saat perang Badaranas masih berusia muda maka belum mengikuti
peperangan ini, tetapi setelah itu ia banyak melibatkan diri dalam berbagai
pertempuran. Ketika Abu Bakar bermusyawarah dengan Umar tentang pengangkatannya
sebagai gubernur Bahrain, Umar memujinya; dia adalah seorang pemuda yang cerdas
dan penulis. Dia seorang yang wara’dan takwa sebab telah lama pergaulannya
dangan Nabi. Abu Hurairah berkata: Aku tidak melihat seseorang yang sholatnya
serupa dengan Nabi dari pada Ibnu Sulaim yakni Anas bin Malik. Ibnu Sirrin juga
berkata: Anas adalah manusia yang paling baik shalatnya baik dalam sholat
nadhar (mukim dirumah) maupun safar (bepergian jauh).
Ia dibesarkan ditengah-tengah keluarga Nabi selama 9 tahun dan
beberapa bulan sehingga ia banyak mengetahui banyak hal ihwal Nabi baik berupa
perkataan, perbuatan, dan pengakuan beliau. Ia dikaruniai cukup panjang umur
sehingga ia masih hidup selama 83 tahun setelah wafatnya Rasululloh. Hal inilah
diantaranya yang menyababkan ia banyak meriayatkan hadits dari beliau baik
secara langsung dari Rasululloh maupun dari sesama sahabat kemudian disampaikan
kepada umat. Diantara sahabat yang diambil haditsnya adalah Abu Bakar, Umar,
Usman, Abdullah bin Rahawaih, Fatimah Az Zahra, Tsabit bin Qais Abdurrahman bin
Auf, Ibnu Mas’ud, Hasan Basri, Sulaiman At Tamimi, Abu Qilabah, Abdul Aziz bin
Suhaib, Ishaq bin Abi Thalhah, dan lain-lain.
Jumlah hadits yang diriwayatkan Anas bin Malik mencapai 2286 buah
hadits. Imam Bukhori meriwayatkan dari padanya sebanyak 83 buah hadits dan
Muslim sebanyak 71 buah hadits. Sanad yang paling shohih adalah hadits yang diriwayatkan dari Malik dari Az
Zuhri dari Anas bin Malik.
Pada akhir hayatnya ia berpindah ke Bashrah dan menjadi salah
seorang sahabat yang terakhir wafatnya di Bashrah. Anas bin Malik wafat pada
tahun 93 H dalam usia 103 tahun.
4.
Aisyah Ummul Mukminin
Aisyah lahir setelah dua tahun Nabi diutus menjadi Rasul. Ia
dinikahi Nabi pada usia 6 tahun dan
berkumpul sebagai suami isteri pada usia 9 tahun, yaitu pada bulan syawal 1 H.
Dia satu-satunya isteri Nabi yang masig gadis yang masih kecil. Karena ia
seorang yang sangat cerdas, jernih, dan poos pikirannya sehingga ia banyak membawa
agama dan banyak meriwayatkan hadits untuk disampaikan kepada umat. Selain dia
seorang yang jenius, dia juga keras kemauannya untuk mengetahui hukum-hukum
agama juga sebagai isteri Nabi yang sangat intim hubungannya sehingga banyak
dan luas pengetahuannya tentang ilmu
agama yang bersumberkan dari Alquran dan hadits. Ia juga menjadi tempat
bertanya berbagai persoalan agama dikalangan sahabat.
Diantara sifat keistimewaannya yang dimiliki ialah mempelajari
bahasa, syair, ilmu kedokteran, ansab (keturunan), dan hari-hari arab. Az Zuhri
berkata: jika ilmunya Aisyah digabungkan dengan ilmu-ilmu semua isteri Nabi dan
seluruh wanita tentu ilmu Aisyah lebih utama. Urah juga berkata: aku tidak melihat seorang sahabat yang lebih
mengetahui tentang ilmu kedokteran, syair dan fiqh dari pada Aisyah.
Jumlah hadits yang diriwayatkan Aisyah sebanyak 2210 buah hadits.[4]
Imam Bukhori meriwayatkan dari padanya 54 buah hadits dan imam Muslim
meriwayatkan 68 buah hadits. Dia banyak meriwayatkan hadits dari para sahabat
seperti dari bapaknya sendiri Abu Bakar, Unar, Saad bin Abi Waqqosh, Usaidi bin
Khudhair. Demikian juga dari kalangan sahabat dan tabi’in yang mengambil hadits
dari padanya, diantara dari kalangan sahabt wanita adalah Shafiyah binti
Syaibah dan dikalangan tabi’in adalah Aisyah binti Thalhah, Amrah binti
Abdurrahman, dan Hafsah binti Sirrin.
Aisyah meninggal pada tahun 57 H/668 M pada bulan Ramadhan sesudah
ia melaksanakan shalat witir.
5.
Abdullah bin Abbas
Abdullah bin Abbas adalah saudara sepupu Rasululloh SAW, atau anak
paman Rasululloh SAW yang bernama Abbas bin Abdul Mutholib. Ia lahir 3 tahu
sebelum hijriyah dan ia baru berumur 13 tahun ketika Rasul wafat. Sekalipun
demikian, ia seorang sahabat yang benyak meriwayatkan hadits bahkan ia
dipandang sebagai ahli tafsir Alqur’an dan ahli fiqh kenamaan. Khalifah Umar
sendiri ketika menghadapi persoalan agama yang rumit bertanya kepada Abdullah
bin Abbas. Ia diberi gelar Al Hijr dan Al Bahr karena keluasan ilmunya.
Ia adalah salah seoarang sahabat yang mendapat do’a dari
Rasulilloh SAW ketika beliau dirumah Maimunah kemudian disediakan air wudhu,
maka beliau berdo’a: “Ya Allah pahamkanlah ia dalam agama dan ajarkan dia dalam
takwil/tafsir”[5]
Nampaknya do’a Nabi dikabulkan Allah, ia dikenal sebagai ilmuan,
ahli fiqh, fatwa, dan periwayatan. Ia juga sebagai mufti 35 tahun setelah
Abdullah bin Mas’ud. Ubaidillah bin Abdullah bin Utbah berkata: Aku tidak
pernah melihat seorang yang alim dari pada Ibnu Abbas, aku juga tidak pernah
melihat seorang yang lebih mengetahui lebih dari Ibnu Abbas tentang fiqh, tafsir,
bahasa, syair, ilmu hisab, dan fara’id. Dia duduk satu hari mengajar fiqh, satu
hari untuk tafsir, satu hari tentang peperangan, satu hari tentang syair dan
satu hari lagi tentang hari-hari arab. Aku tidak melihat seorang yang alim
duduk dihadapannya melainkan duduk hormat kepadanya dan tidak ada seorang yang
penanya melainkan mendapat ilmu darinya.
Jumlah hadits Nabi yang diriwayatkannya adalah 1660 buah hadits.[6]
Imam Bukhori meriwayatkan dari padanya sebanyak 120 hadits dan imam Muslim
sebanyak 49 buah hadits. Beliau banyak menerima hadits dari Rasul dan dari para
sahabat. Ia juga banyak mengikuti peristiwa dan peperangan seperti perang
Hunain, Thaif, Fathu Makkah, dan haji wada’. Dan bersama Abu Sarrah dalam
penaklukan Afrika dan pada pihak Ali pada perang Jamal dan Shiffin. Pada masa
pemerintaha Ali, ia pernah diangkat menjadi gubernur Bashrah, tetapi kemudian
ia meninggalkan Bashrah menuju ke Hijaz sebelum Ali terbunuh. Kemudian
menjelang hari wafatnya, ia mengajar di Makkah dan meninngal dunia di Thaif
pada tahun 68 H dalam usia 71 tahun setelah terkena sakit mata beberapa waktu
sebagaimana seperti ayah dan kakeknya.
6.
Jabir bin Abdullah
Nama lengkapnya adalah Jabir bin Abdullah bin Amr bin Haram Al
Anshori. Ia lahir 15 tahun sebelum hijriyah. Dia
bersama ayahnya pernah menghadiri perjanjian Aqobah kedua bersama 70 orang
anshar yang membaiat Nabi dan berjanji akan menolong, membantu dan membela,
Rasululloh saat dalam kesulitan dalam membela agama serta menyebarkan islam. Ia
diantara sahabat yang paling kecil pada waktu. Ia juga rajn menghadiri
peperangan bersama Rasululloh tetapi tidak mengikuti perang Badar dan Uhud,
menurutnya: aku ikut berperang bersama Rasululloh sebanyak 19 kali, tetapi aku
tidak ikut perang Badar dan Uhud karena aku dilarang oleh ayahku. Setelah ayahku terbunuh aku tidak pernah ketinggalan dalam satu
peperanganpun.
Ayahnya gugur dalam medan Uhud
dan meninggalkan anak perenpuan yang masih kecil dan banyak hutang.
Sekalipun banyak bebean dan tanggung jawab, ia dapat menyelesaikannya berkat
Rasul SAW. Dalam suatu riwayat ayahnya memiliki tanggungan hutang pada orang
Yahudi Khaibar, kemudiam Rasululloh hadir membayarkan hutang-hutangnya itu.
Lalu Rasululloh meletakkan tangannya yang mulia diatas kurma untuk membayarkan
hutang, tetapi kurma iti=u masih lebih dari pembayar hutang dan cukup dalam
tempo yang cukup lama.
Jabir banyak menghadiri majlis-majlis Nabi dan banyak bertemu
dengan para sahabat senior disamping usianya yang panjang setelah wafat Nabi
SAW sehingga memungkinkan untuk mendapatkan banyak hadits dari Nabi SAW. Jumlah hadits yang
diriwayatkannya sebanyak 1540 buah hadits.[7] Imam Bukhori dan Muslim sepakat meriwayatkan
dari padanya 60 buah hadits.
Jabir pernah tinggal di Mesir dan Syiria, banyak orang yang
mengambil ilmu atau hadits dari padanya dimana saja ia tinggal. Dimasjid Nabawi
ia mempunyai Halaqoh pengajian yang didatangi banyak murid. Jabir wafat di
Madinah pada tahun 74 H dalam usia 94 tahun dan dia merupakan sahabt yang
meninngal terakhir di Madinah. Hadits yang paling shohih sanadnya adalah hadits yang diriwayatkan dari penduduk
Mekkah melalui jalur Sufyan bin Uyaynah dari Amr bin Dinar dari Jabir bin
Abdillah.
7.
Abu Sa’id Al-Kudri
Abu Sa’id Al-Khudri adalah orang ke tujuh yang
banyak meriwayatkan hadist dari Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. Telah meriwayatkan 1.170 hadits.[8] Orang orang pernah memintanya agar mengizinkan
mereka menulis hadits hadits yang mereka dengar darinya. Ia menjawab “ Jangan
sekali kali kalian menulisnya dan jangan kalian menjadikan sebagai bacaan,
tetapi hapalkan sebagaimana aku menghapalnya”.
Abi Sa’id lebih dikenal dengan nama aslinya
adalah Sa’ad bin Malik bin Sinan. Ayahnya Malik bin Sinan syahid dalam
peperangan Uhud, Ia seorang Khudri nasabnya bersambung dengan Khudrah bin Auf
al-Harits bin al-Khazraj yang terkenal dengan julukan “Abjar”.Ketika perang
Uhud pecah ayahnya (malik) membawanya kepada Rasulullah Shallallahu alaihi
wassalam dan meminta agar anaknya diikutkan dalam peperangan. Pada waktu itu
Jabir masih berusia 13 tahun, namun ayahnya menyanjung kekuatan tubuh
anaknya:” Dia bertulang besar ya Rasulullah” tetapi, Rasulullah
tetap menganggapnya masih kecil dan menyuruh membawanya pulang.
Abu Sa’id al-Khudri adalah salah seorang
diantara para sahabat yang melakukan bai’at kepada Rasulullah Shallallahu
alaihi wassalam mereka berikrar tidak akan tergoyahkan oleh cercaan orang dalam
memperjuangkan agama Allah Subhanahu wa ta’ala, mereka tergabung dalam kelompok
Abu Dzarr al-Ghifari, Sahl bin Sa’ad, Ubaidah bin ash Shamit dan Muhammad bin
Muslimah.Abu Sa’id al-Khudri bersama Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam
dalam perang Bani Musthaliq, perang Khandaq dan perang perang sesudahnya,
secara keseluruhan ia mengikuti 12 kali peperangan.
Riwayatnya dari para sahabat lain banyak sekali
namun sumber yang paling terkenal adalah bapaknya sendiri Malik bin Sinan, saudaranya
seibu Qatadah bin an-Nu’man, Abu Bakan, Umar, Utsman, Ali, Abu Musa al-Asy’ari,
Zaid bin Tsabit dan Abdullah bin Salam.Sedangkan orang orang yang meriwayatkan
hadits darinya adalah anaknya sendiri Aburahman, istrinya Zainab bin Ka’ab bin
Ajrad, Abdullah bin Umar, Abdullah bin Abbas, Abu Thufail, Nafi’ dan Ikramah.
Abu sa’id membawa putranya Abdurahman ke tanah
pemakaman Baqi, dan berpesan agar ia nanti dimakamkan di bagian jauh dari
tempat itu. Katanya: “ Wahai anakku, apabila aku meninggal dunia kelak,
kuburkanlah aku disana, Jangan engkau buat tenda untuk, jangan engkau
mengiringi Jenazahku dengan membawa api, Jangan engkau tangisi aku dengan
meratap-ratap, dan jangan memberitahukan seorangpun tentang diriku”. Kemudian ia beliau wafat
pada tahun 74 H
8.
Abdullah
bin Mashud
Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Mas’ud bin
Ghafil al-Hudzali. Nama julukannya “ Abu Abdirahman”. Ia sahabat ke enam yang
paling dahulu masuk islam. Ia hijrah ke Habasyah dua kali, dan mengikut semua
peperangan bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam. Dalam perang Badar,
Ia berhasil membunuh Abu Jahal.
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda”
Ambilah al-Quran dari empat orang: Abdullah, Salim (sahaya Abu Hudzaifah),
Muadz bin Jabal dan Ubay bin Ka’ab”. Menurut para ahli hadits, kalau disebutkan
“Abdullah” saja, yang dimaksudkan adalah Abdullah bin Mas’ud ini.Ketikah
menjadi Khalifah Umar mengangkatnya menjadi Hakim dan Pengurus kas negara di
kufah.Ia simbol bagi ketakwaan, kehati-hatian, dan kesucian diri.
Sanad paling shahih yang bersumber dari padanya
ialah yang diriwayatkan oleh Suyan ats-Tsauri, dari Mansyur bin al-Mu’tamir,
dari Ibrahi, dari alqamah. Sedangkan yang paling dlaif adalah yang diriwayatkan
oleh Syuraik dari Abi Fazarah dari Abu Said.Ia meriwayatkan hadits dari Umar
dan Sa’ad bin Mu’adz. Yang meriwayatkan hadits darinya adalah Al-Abadillah
(“Empat orang yang bernama Abdullah”), Anas bin Malik, Jabir bin Abdullah, Abu
Musa al-Asy’ari, Alqamah, Masruq, Syuraih al-Qadli, dan beberapa yang
lain. Jumlah hadits yang ia riwayatkan mencapai 848 hadits.
Beliau datang ke Medinah dan sakit disana
kemudian wafat pada tahun 32 H dan dimakamkan di Baqi, Utsman bin ‘Affan ikut
menshalatkannya.[9]
9.
Abdullah
bin Amr bin Ash
Dia adalah seorang dari Abadilah yang
faqih, ia memeluk agama Islam sebelum ayahnya, kemudian hijrah sebelum
penaklukan Mekkah. Abdullah seorang
ahli ibadah yang zuhud, banyak berpuasa dan shalat, sambil menekuni hadits
Rasulullah Shallahllahu ‘alaihi Wassalam. Jumlah hadits yang ia riwayatkan mencapai 700 hadits, Sesudah minta izin Nabi Shallahu
‘alaihi Wassalam untuk menulis, ia mencatat hadits yang didengarnya dari Nabi.
Mengenai hal ini Abu Hurairah berkata “ Tak
ada seorangpun yang lebih hapal dariku mengenai hadits Rasulullah, kecuali
Abdullah bin Amr bin al-Ash. Karena ia mencatat sedangkan aku tidak”.
Abdullah bin Amr meriwayatkan hadits dari Umar,
Abu Darda, Muadz bin Jabal, Abdurahman bin Auf, dan beberapa yang lain. Yang
meriwayatkan darinya antara lain Abdullah bin Umar bin Al-Khatthab, as-Sa’ib
bin Yazid, Sa’ad bin Al-Musayyab, Thawus, dan Ikrimah.
Sanad
paling shahih yang berpangkal darinya ialah yang diriwayatkan oleh Amr bin
Syu’aib dari ayahnya dan kakeknya Abdullah.Abdullah bin Amr wafat pada tahun 63
H pada malam pengepungan Al-Fusthath.
10. Abu
Dzar Al-Ghiffari
Abu Dzaar al-Ghifari Nama
aslinya adalah Jundab bin Junadah dinisbatkan kepada kakeknya Junadah yang
berasal dari Ghifar, ia seorang Kinani. Abu Dzarr orang yang ahli ibadah
sebelum diutusnya Nabi Shallallahu alaihi wassalam.Ia adalah sahabat kelima
yang lebih dulu masuk Islam, Ia baru bisa Hijrah setelah perang Khandaq.
Abu Dzarr seorang yang zuhud tidak pernah
menyimpan makanan untuk hari esok. Namun dimasa pemerintahan Utsman, ia mengajak
orang orang untuk mendirikan semacam baitul mal, hal ini didorong rasa
kemanusiaan namun Utsman bin Affan tidak tertarik akan gagasan itu dan
selanjutnya ia mengasingkan ke Rabadzah dan menetap disitu sampai wafatnya.
Pada saat wafatnya yang kebetulan Ibnu Mas’ud lewat ke Rabadzah dan
menshalatkannya jenazahnya.
Abu Dzaar meriwayatkan hadits dari Umar, Ibnu
abbas, Ibnu Umar dan lainnya.Yang diriwayatkan darinya antara lain Al-Hanaf bin
Qais, Abdurahman bin Ghanam dan Atha’.Sanad paling shahih yng berpangkal
daripadanya ialah yang diriwayatkan dari penduduk syam dari jalur Sa’id bin
Abdil Aziz, dar Rabi’ah bin Yazid, dari Abu Idris al-Khaulani, dari Abu Dzarr. Abu Dzarr meriwayatkan hadits sebanyak 281 hadits. Ia wafat pada tahun 32 H.
11. Saad bin Abi Waqqash
Nama lengkapnya adalah
Sa’ad bin Abi Waqqash bin Uhaib Az-Zuhri dengan julukan “Abu Ishaq”, Ia adalah
salah seorang diantara sepuluh orang sahabat yang mendapat kabar gembira bakal
masuk surga, dan orang yang pertama dalam melontarkan panah dalam perang
Sabillillah, ia orang yang ke empat lebih dulu masuk Islam melalui tangan Abu
Bakar ketika umurnya 17 tahun.Sa’ad bin Abi Waqqash mengikuti banyak peperangan
bersama Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam, dalam peperangan itu ia
bergabung dalam pasukan berkuda. Ia berasal dari bani Zuhrah seasal dengan ibu Nabi (Aminah).
Khilafah Umar bin Khaththab mengangkatnya
menjadi komandan pasukan yang dikirimkan untuk memerangi orang Persia dan
berhasil mengalahkannya pada tahun 15 H di Qadisiyah. Setahun setelahnya 16 H
di Julailak ia menaklukan Madain dan Bani al-Kuffa pada tahun 17 H.
Sa’ad bin Abi Waqqash adalah penguasa Irak
dimasa pemerintahan Umar bin Khaththab yang berlanjut pada masa pemerintahan
Utsman bi Affan. Ia adalah seorang diantara enam sahabat orang yang dicalonkan
menjadi Khalifah, sejak bencana besar atas terbunuhnya Utsman.
Sa’ad bin Abi Waqqash meriwayatkan hadits dari
Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Umar dan Khaulah binti Hakim.Yang meriwayatkan
hadits darinya adalah Mujahid, Alqamah bin Qais as sa’ib bin Yazid, Sanad
paling shahih berpangkal darinya adalah yang diriwayatkan oleh Ali bin Husain
bin Ali, dari Sa’id bin al-Musayyab, darinya(Sa’ad bin Abi Waqqash).Ia wafat
pada tahu 55 H di Aqiq.
12. Muadz bin Jabbal
Muadz bin Jabal bin Amr bin Aus al-Khazraji,
dengan nama julukan “Abu Abdurahman”, dilahirkan di Madinah. Ia memeluk Islam
pada usia 18 tahun, Ia mempunyai keistimewaan sebagai seorang yang sangat
pintar dan berdedikasi tinggi. Dari segi fisik, ia gagah dan perkasa. Allah
juga mengaruniakan kepadanya kepandaian berbahasa serta tutur kata yang indah,
Muadz termasuk di dalam rombongan yang berjumlah sekitar 72 orang Madinah yang
datang berbai’at kepada Rasulullah.Setelah itu Muadz kembali ke Madinah sebagai
seorang pendakwah Islam di dalam masyarakat Madinah.Ia berhasil mengislamkan
beberapa orang sahabat yang terkemuka seperti misalnya Amru bin Al-Jamuh.
Pada waktu Nabi Muhammad berhijrah ke Madinah,
Muaz senantiasa berada bersama dengan Rasulullah sehingga ia dapat memahami
Al-Qur’an dan syariat-syariat Islam dengan baik. Hal tersebut membuatnya di
kemudian hari muncul sebagai seorang yang paling ahli tentang Al-Qur’an dari
kalangan para sahabat.Ia adalah orang yang paling baik membaca Al-Qur’an serta
paling memahami syariat-syariat Allah. Oleh sebab itulah Rasulullah memujinya
dengan bersabda, “Yang kumaksud umatku yang paling alim tentang halal dan
haram ialah Muaz bin Jabal.”(Hadist Tirmidzi dan Ibnu Majah).Ia
meriwayatkan hadist dari Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Umar dan meriwayatkan
darinya ialah Anas bin Malik, Masruq, Abu Thufail Amir bin Wasilah. Selain itu,
Muadz merupakan salah satu dari enam orang yang mengumpulkan Al-Qur’an pada
zaman Rasulullah.
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam
mempersaudarakanya dengan Abdullah bin Mas’ud. Nabi mengirimnya ke negeri Yaman
untuk mengajar, memberikan pengetahuan agama dan mendidik sampai hapal al-Quran
kepada penduduk Yaman. Rasulullah mengantarnya dengan berjalan kaki sedangkan
Mu’adz berkendaraan, dan Nabi bersabda kepadanya: ” Sungguh, aku mencintaimu“.
Lantas beliau mewasiatkan kepada Muadz dengan
bersabda : “Wahai Muadz! Kemungkinan kamu tidak akan dapat bertemu lagi
dengan aku selepas tahun ini“, Kemudian Muadz menangis karena terlalu
sedih untuk berpisah dengan Rasulullah Shallalahu alaihi wassalam. Selepas
peristiwa tersebut ternyata Rasulullah wafat dan Muadz tidak lagi dapat
melihatnya.Muadz sangat terpukul atas berpulangnya Rasulullah Shallallahu
alaihi wassalam.Ia bahkan menangis tersedu-sedu selama beberapa saat. Namun ia
segera menyadari tanggung jawab dakwah di pundaknya. Ia senantiasa menjaga
ghirah (semangat) keislamannya agar tidak surut. Setelah Umar bin Khattab
dilantik menjadi khalifah, ia mengutus Muaz untuk mendamaikan pertikaian yang terjadi
di kalangan Bani Kilab. Ia pun sukses menjalankan misi itu. Mu’adz bin Jabal wafat tahun 18 H ketika terjadi wabah
hebat di Urdun, waktu itu usianya 33 tahun.
13. Abu Darda
Nama lengkapnya adalah Uwaimir bin
Zaid bin Qais, seorang sahabat perawi hadist dari Anshar, dari kabilah Khajraj,
ia hapal al-Quran dari Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. Dalam perang Uhud Rasulullah bersabda mengenai
dirinya “ Prajurit berkuda
paling baik adalah Uwaimir” Beliau ini dipersaudarakan oleh Rasulullah
dengan Salman Al Farisi. Dia mengikuti semua peperangan yang terjadi setelah
perang Uhud.
Pada masa pemerintahan Khalifah Utsman, Abu
Darda’ diangkat menjadi Hakim di daerah Syam, Ia adalah mufti (pemberi fatwa)
penduduk Syam dan ahli Fiqh penduduk Palestina.Ia meriwayatkan hadits dari
Sayyidah Aisyah dan Zaid bin Tsabit, sedangkan yang meriwayatkan darinya ialah
anaknya sendiri Bilal dan istrinya Ummu Darda’. Hadits yang dia riwayatkan mencapai 179 hadits.
Tentang dia Masruq berkata:” Aku
mendapatkan ilmu Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam pada enam orang
diantaranya dari Abu Darda“. Ia wafat
pada tahun 32 H di dasmaskus[10]
14. Ibnu Syihab Az-Zuhri
Nama sebenarnya adalah Muhammad bin Muslim bin
Abdullah, alim dan ahli fiqh. Al-Laits bin Sa’ad berkata: “Aku belum pernah
melihat seorang alimpun yang lebih mumpuni dari pada az-Zuhri, kalau ia
berbicara untuk memberi semangat, tidak ada yang lebih baik dari pada dia, bila
dia berbicara tentang sunnah dan al-Qur’an pembicaraanya lengkap“.
Ibnu Syihab az-Zuhri tinggal di Ailah sebuah
desa antara Hijaz dan Syam, reputasinya menyebar sehingga ia menjadi tempat
berpaling bagi para ulama Hijaz dan Syam. Selama delapan tahun Ibnu Syihab
az-Zuhri ia tinggal bersama Sa’id bin Al-Musayyab di sebua desa bernama Sya’bad
di pinggir Syam. Disana pula ia wafat.Ia membukukan banyak hadits yang dia
dengan dan dia himpun. Berkata Shalih bin Kisan:” Aku menuntut ilmu
bersama az-Zuhri, dia berkata: mari kita tulis apa yang berasal dari Nabi
Shallallahu alaihi wassalam, pada kesempatan yang lain dia berkata pula: “Mari
kita tulis apa yang berasal dari Sahabat”, dia menulis dan aku tidak. Akhirnya
dia berhasil dan aku gagal”.
Kekuatan hapalan dan kecermatan az-Zuhri dapat disimak
oleh Hisyam bin Abdul Malik pernah ia meminta untuk mendiktekan kepada beberapa
orang anaknya, dan az-Zuhri ternyata mampu mendiktekan 400 hadits. Setelah
keluar dari rumah Hisyam dan kepada yang lainpun ia menceritakan 400 hadits
tersebut. Setelah sebulan lebih ia bertemu lagi dengan az-Zuhri, Hisyam berkata
kepadanya “Catatanku dulu itu telah hilang “, kali ini dengan
memanggil Juru tulis az-Zuhri mendiktekan lagi 400 hadits tersebut. Hisyam
mengagumi kemampuan az-Zuhri,.Kecermatan dan penguasaan hadits oleh az-Zuhri
membuat Amr bin Dinar mengakui keutamaanya dengan berkata :”Aku tidak
melihat ada orang yang yang pengetahuannya terhadap hadits melebihi az-Zuhri”.
Az-Zuhri memang selalu berusaha keras untuk
meriwayatkan hadits, ada yang berkata bahwa az-Zuhri menghimpun hadits jumlahnya mencapai 1.200 hadits, tetapi
yang musnad hanya separuhnya.Az-Zuhri meriwayatkan hadits bersumber dari
Abdullah bin Umar, Abdullah bin Ja’far, Shal bin Sa’ad, Urwah bin az-Zubair,
Atha’ bin Abi Rabah. Ia juga mempunyai riwayat riwayat yang mursal dari Ubadah
bin as-Shamit, Abu Hurairah, Rafi’ bin Khudaij, dan beberapa lainnya.
Imam bukhari berpendapat bahwa sanad az-Zuhri
yang paling shahih adalah az-Zuhri, dari Salim, dari ayahnya. Sedangkan Abu
Bakar bin Abi Syaibah menyatakan bahwa sanadnya yang paling shahih adalah
az-Zuhri, dari Ali bin Husain, dari bapaknya dari kakeknya (Ali bin Abi
Thalib)”.Ia wafat di Sya’bad pada tahun 123 H, ada yang mengatakan ia wafat
tahun 125 H.
15. Imam Abu Hanifah
Nama sebenarnya adalah
An-Nu’man bin tsabit bin Zutha. Ia seorang bekah sahaya Taimullah bin tsa’labah
Al-Kufi. Ia berasal dari Persia yang juga seorang tabi’in, karena pernah
melihat beberapa sahabat seperti Annas bin Malik dan kawan-kawan. Para ulama
memberi kesaksian akan keluasan pengetahuan, fiqh dan kekuatan hujjahnya. Imam
Syafi’i misalnya berkata “ Dalam hal ilmu fiqh,
manusia adalah keluarga Abu Hanifah”. Tak disangka pula bahwa ia lebih
sebagai ahli hadits dari pada ahli fiqh. Pengetahuannya mengenai hadits tidaklah
terbatas. Muhammad bin Mahmud
al-Khawarizmi mengumpulkan 15 hadits
musnadnya. Dalam kitab al-atsar karya
muridnya yang bernama Muhammad bin al-Hasan banyak didapati hadits yang dikutip
oleh Muhammad bersumber darinya. Namun fiqh juga bidang yang dikuasainya. Cukup
terbukti ia adalah pendiri madzhab Hanafi yang merujuk kepada namanya sendiri
dan ia jua pemuka ahlu ra’yi
(rasionalis)
Imam Abu Hanifah terkenal
seorang yang sangat taqwa dan juga wara’. Untuk membiayai hidupnya, ia bekerja
dan tidak mau menerima pemberian para ulama lainnya. Penolakan tersebut demi
menjaga harga diri dan menjaga kehormatan ulama, agar tidak direndahkan.
Abu Ja’far pernah mencoba
memaksanya menjadi qadli. Ia memenjarakan dan menyambukinya sepuluh kali setiap
hari, supaya ia mau menerima jabatan tersebut. Akan tetapi Abu Hanifah tetap
menolak dan meninggal didalam penjara
Baghdad pada tahun 150 H.
16. Imam Malik bin Annas
Nama lengkapnya ialah Abdullah Malik bin Anas bin Amir bin Amru bin
Al Harits. Beliau salah seorang pendiri madzhab empat yang kedua yang disebut
madzhab Imam Malik. Beliau dilahirkan di Madinah 96 H/712M. dalam satu riwayat,
beliau dalam kandungan sang ibunya selama 3 tahun dan dilahirkan dalam keluarga
dan masyarakat yang banyak mengenal hadits. Beliau telah hafal Alqur’an sejak
usia kanak-kanak. Daiantara guru-gurunya Abdurrahman bin Hurmuz dan Ibnu Syihab
Az-Zuhri dan diantara murid-muridnya ialah Al-Ausai, Sufyan Ats-Sauri, Sufyan
bin Uyainah, Ibnu Mubarak, Imam Syafi’i dan lain-lain.
Diantara karyanya Al-Muwatha’, disusun dalam rangka memenuhi
permintaan Al-Mansur untuk menjadi pegangan seluruh lapisan masyarakat dibawah
kekuasaannya. Beliau himpun 100.000 hadits dari lebih 1.000
ahli hadits selama 40 tahun dan dipresentasikan 70 ulama ahli fiqh di
Madinahdan diakuinya.[11]
Sebagian ulama berpendapat bahwa buku induk hadits ada tujuh yaitu enam
ditambah Al-Muwatha’ atau Ad-Darimi menurut sebagian pendapat. Ibnu Hazm
berkata: Al-Muwatha’ adalah sebuah kitab fiqh dan hadits dan aku tidak melihat
perbandingannya. Kualitas hadits didalamnya tidak seluruhnya shahih tetapi
terdapat mersal, mu’dhal, munqothi’, mauquf, dan yang lain sesuai dengan
perkembangan pembukuan hadits. Imam Malik bin Anas meninggal pada tahun 179 H/798 M di Madinah.
17. Imam Syafi’i
Nama lengkapnya adalah Muhammad bin Idris bin
al-Abbas bin Utsman bin Syafi’i. Ia berasal dari kabilah Quraisyi bani muthalib,
berjuluk Abu Abdullah , sedangkan ibunya dari Azidi. Beliau dilahirkan di
Ghuzzah tahun 150 H. Kemudian ia dibawa ke Makkah, sesudah ia disapih. Beliau
sudah hafal 30 juz dalam usia 7 tahun.
Imam Syafi’i menceritakan hadits dari Imam
Malik binAnas. Pada usia 13 tahun ia sudah hafal al-muwattha’ dalam tempo beberapa hari saja dan mengukuhkannya
dihadapan Imam Malik secara langsung. Bidang fiqh juga ia tekuni, ia belajar
dari Muslim bin Khalid Zanji yang memberinya izin berfatwa sebelum umur 20 tahun.
Beliau selanjutnya diangkat menjadi hakim di Najran, Yaman. Banyak yang
memfitnah dan mengadukannya kepada ar-Rasyid.
Didepan khalifah, Muhammad bin al-Hasan bertukar pikiran dengan iman
Syafi’i dan mengetahui posisinya, lalu membebaskannya dari tuduhan tak berdasar
itu. Kemudian ia kembali ke Makkah.. beliau ke Irak untuk kedua kalinya dan
bertemu dengan Imam Ahmad bin Hanbal, sesudah itu ia mondar-mandir antara
Makkah dan Baghdad hingga masa pengembaraannya berakhir di Mesir pada tahun 199
H. Disana pula ia wafat pada tahun 204 H pada usia 54 tahun.
Karya–karya beliau meliputi bidang tafsir,
hadits, fiqh dan sastra. Tetapi yang paling terkenal adalah kitab Ar-Risalah tentang Ushul Fiqh, yang
ditulisnya untuk memenuhi keinginan Abdurrahmab bin Mahdi. Karya lainnya yaitu
kitab Al-Umm yang berisi masalah
pokok-pokok agama. Dari kitab tersebut dan juga kitab Al-Mabsuth yang juga karangan Imam Syafi’i, Ibn Amr Muhammad bin
Ja’far Naisaburi mendapatkan hadits-hadits musnadnya. Sebagian ulama menduga
bahwa Imam Syafi’i memiliki Musnad tersendiri dalam hadits. Ibn al-Atsir yang
wafat pada tahun 606 H menulis syarah atas Musnad tersebut.
Orang-orang yang meriwayatkan hadits dari Imam
Syafi’i antara lain: Imam Ahmad bin Hanbal, Abu Ubaid Qassim bin Sallam,
abdullah bin Zubair Hamaidi, abu Tsaur ibrahim bin Khalid Baghdadi, yusuf bin
Yahya Buwaithi, Harmalah bin Yahya dan Hasan bin Muhammad Za’farani.
18. Imam Hanbali
Nama lengkap beliau Abu Abdullah Ahmad bin Hanbal bin Hilal
Al-Syaibani. Beliau dilahirkan di Baghdad tahun 164 H/780 M. beliau lebih
banyak mencari ilmu di Baghdad kemudian mengembara ke berbagai kota untuk
menuntut ilmu fiqh dan hadits seperti ke Syam, Hijaz, Yaman sehingga banyak
pengetahuannyatenteng atsar sahabat dan tabi’in. beliau memiliki sifat wara’,
dhabith, yang sempurna. Abu Zuhrah
berkomentar tentang hafalan beliau, bahwa Imam Ahmad hafal 100.0000
hadits, oleh karena itu beliau dipanggil sebagai Amir Al-Mukminin Fi Al-Hadits.[12]
Diantara guru-gurunya ialah Sufyan bin Uyainah, Asy-Syafi’i, Yahya
bin Said Qathan. Sedang para ulama meriwayatkan hadits darinya seperti Imam Bukhori, Muslim, Abu Dawud, dan
lain-lain.
Pada masa Al-Mu’tasim beliau dipenjara 28 bulan atas perintah
khalifah karena tidak mau mengatakan bahwa Alqur’an makhluk yang merupakan
kenyakinan mu’tazilah yang sedang jaya pada masa itu. Ketika pada masa khalifah
Al-Mutawakkil ia dikeluarkan dari penjara sekitar tahun 220 H dan mendapat
keistimewaan dari masyarakat sehingga
mendapat julukan Tempat Raja Berunding.
Banyak karya beliau diantaranya Al-Ilal, As Zuhd, At Tafsir, An
Nasikh wa Al Mansukh. Karya yang besar dan populer ialah Musnad Imam Ahmad yang
berisikan 30000 buah hadits dan 10000 hadits secara berulang-ulang. Beliau
tulis sejak usia 16 tahun tetapi belum sempat menyeleksi hadits yang shohih
dengan yang tidak sebab beliau meninggal dunia pada tahun 241 H/855 M di
Baghdad dalam usia 77 tahun. Kemudian diterbitkan oleh puteranya abdullah bin Ahmad
bin Hanbal dan kemudian ditrbitkan secara alphabet kitab Mu’jam oleh al-Hafizh
Abu Bakar Muhammad bin Abdullah Al-Maqdisi.
19. Imam Bukhori
Nama lengkapnya ialah Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim
bin Bardizhah Al-Yafi’I Al-Bukhori. Beliau
dilahirkan pada hari jum’at 13 syawal 194H/810 M disebuah kota bernama Bukhara.[13]
Pada waktu remajanya ia bermukin di Madinah dan menyusun kitab Tarikh Al-Kabir.
Beliau mempelajari hadits dari gurunya diberbagai daerah seperti Khurasan,
Irak, Mesir, Mekkah, Asqalan dan Syam. Dia seorang yang sangat kuat daya
hafalannya, sebagian riwayat menjelaskan bahwa diantara kecerdasan beliau
sekali melihat dapat mengingat atau menghafal dengan sempurna. Beliau seorang
yang zahid, wara’, pemberani, pemurah, dan sebagai mujtahid dalam fiqh.
Beliau mulai belajar hadits sejak usia dibawah 10 tahun dan
mendengarnya lebih dari 1000 orang guru. Beliau hafal sebanyak 100.000
buah hadits shohih dan 200.000 buah hadit yang tidak shohih.
Diantaranya yang shahih dimasukkan kedalam kitabnya dan beliaulah pertama kali
menghimpun hadits shahih kedalam sebuah buku yang diberi nama Al-Jami’ Ash-Shahih li Al-Bukhari. Buku ini
ditulis selama 16 tahun yang beliau dengar lebih dari 70.000
rowi melelui penelitian yang tekun dan berhati-hati kemudian diajukan kedepan
para gurunya diantaranya Imam Ahmad,
Yahya bin Ma’in, Ali Al-Madini. Buku hadits ini menurut sebagian ulama
berisikan 7397 hadits shahih dimasukkan hadits yang berulang-ulang atau 2067
hadits hadits shahih tanpa berulang-ulang.
Kitab Al-Jami’ ini diberikan banyak syarah oleh para ulama, dalam
kitab Kasyf Azh-Zhunun disebutkan mencapai 82 kitab syarah yang paling menonjol
adalah Ibnu Hajar Al-Asqolani yang diberi nama Fath Al-Bari. Banyak sekali
tulisan dari Imam Bukhari selain Al-Jami’ seperti tiga kitab At-Tarikh yaitu
al-Kabir, Al Awsath dan Ash-Ashghor, Kitab Al-Kuna’, kitab Al-Wuhdan, dan kitab
Al-Adab Al-Mufrad.
Diantara kelebihan daya ingat dan kecerdasan Imam Bukhari mampu
mengembalikan dan menerapkan kembali 100 pasang sanad hadits pada matan yang
sengaja diacak oleh 10 ulama Baghdad dalam rangka menguji kapabilitas daya
ingat dan intelektual Al-Bukhari dalam periwayatan hadits. Semua itu dapat
dijawab oleh Bukhari dengan lugas dan dikembalikan sesuai dengan proporsinya
semula.
Para ulama yang mengambil hadits darinya banyak sekali diantaranya
yang populer adalah At-Thurmudzi, Muslim, An-Nasai, Ibrahim bin Ishaq Al-Hurri,
Muhammad bn Ahmad Ad-Daulabi. Beliau meninggalpada 1 syawal 256 h/ 31 agustus
870 mpada hari jum’at malam sabtu malam hari Raya Idul Fitri dalam usia 62
tahun kurang 13 hari di Samarkand.
20. Imam Muslim
Nama lengkapnya adalah Abu Husain Muslim bin Al-hajjaj Al-Quraisyi
An-Nasaibury. Beliau dilahirkan di Nisabur pada tahun 204 H/820 M yaitu kota
kecil yang terletak dinegara Iran. Beliau salah seorang ahli hadits yang
terkemuka dan murid dari imam Bukhari. Sejak kecil beliau belajar hadits
kebeberapa guru diberbagai negara seperti ke Hijaz, Syam, Irak dan Mesir.
An-Nawawi berkata: Imam Muslim seorang yang sangat berhati-hati, teguh
pendirian, wara’ dan teguh makrifah.
Diantara buku hadits yang beliau tulis adalah shahih Muslim yang
berisikan 4.000 hadits yang merupakan hasil penyeleksian dari 12.000
hadits yang dihitung secara berulang, atau pendapat lain sebanyak 7.275
hadits secara terulang-ulang. Buku itu disusun selama 12 tahun. Shahih Muslim
dan Bukhari, keduanya kitab yang paling shshih setelah Alqur’an, para ulama
menerimanya secara aklamasi dan mayoritas mereka menilai Al-Bukhari lebih
shahih, tetapi shahih Muslim lebih indah sistematika penulisannya. Imam Muslim
berkata: seandainya ahli hadits menulis hadits selama 200 tahun, maka intinya
pada kitab shahih-nya.
Menurut penelitian para ulama, persyaratan yang ditetapkan Muslim
dalam kitabnya pada dasarnya sama dengan penetapan Bukhari. Perseratannya yaitu
a.
Hadits itu harus bersambung sanadnya
b.
Hadits diriwayatkan oleh seoarang kepercayaan dari generasi
permulaan sampai akhir.
c.
Terhindar dari syadz dan illat[14]
Kitab-kitab lain yang ditulis oleh Muslim, diantaranya Al-Ilal,
Awham Al-Muhdditsin, Man Laisa lahu illaRawin Wahid, Thabaqot At-Tabi’in,
Al-mukhadramin, Al Musnad Al kabir ‘alaa asma’ Ar-Rijal dan Al-jami’ Al-kabir
‘ala Al-Abwab.
Banyak para ulama yang mengambil hadits dari padanya diantaranya
At-thurmudzi, Abu Hatim Ar-Razi, Ahmad bin Salamah, Musa bin Harun, Yahya bin
Sa’id, Muhammad bin Mukhallad, Abu Uwanah Ya’qub bin Ishaq Al-Isfarayini,
Muhammad bin Abdul Wahab Farra’, Ali bin Al Husain. Beliau meninggal di
Naisabur pada tahun 261 H/875 M dalam usia 55 tahun.
21. Imam Abu Dawud
Nama lengkapnya yaitu Abu Dawud Sulaimanbin Al-Asyats bin Ishaq
Al-sijistani. Sijistan suatu daerah yang terletak antara Iran dan Afganistan,
tempat kelahiran beliau pada tahun 202 H /817 M. Sama halnya Bukhari dan Muslim
beliau juga berkelana mencari ilmu dan berguru hadits dari beberapa ulama ilmu
hadits. Diantarany ke Khurasan, Rayy, Harrat, Kuffah, Baghdad, Tarsus,
Damaskus, Mesir dan Basrah. Beliau mengambil hadits dari Abdullah bin Maslamah
Qa’nabi, Abu Walid Thayalisi, Abu Umara Hawdhi, Ibrahim bin Musa Farra’, Abu
Bakar bin Aabu Syaibah, Ibnu Hanbali. Sedangkan haditsnya diriwayatkan oleh
Thurmudzi, An-Nasa’I, Abu Awanah dan lain-lain.
Beliau menghabiskan waktunya di Tursus selama 20 tahun. Beliau
seorang hafidz, lautan ilmu, terpercaya, dan memiliki keilmuan yang tinggi
terutama dalam bidang hadits. Para ulama sangat menghormati kemampuan,
kejujuran dan ketaqwaan beliau yang luar biasa. Abu Dawud juga tidak hanya
seorang rawi, penghimpun dan penyusun hadits, tetapi jug sebagai seorang ahli
hukum yang handal dan kritikus hdits yang baik.
Diantara karyanya Sunan Abi Dawud yang beliau hadapkan ke Imam
Ahmad. Dengan bangga Imam Ahmad memujinya. Didalam teknik pembahasannya seperti
fiqh yaitu banyak bicara tentang hukum dan tidak dibahas masalah kisah mau’izah.
Buku ini berisikan 5.274 hadits mukarrar yang disaring dan diteliti sebanyak 500.000
hadits kemudian diseleksi lagi menjadi 4.800 hadits. Didalamnya terdapat
hadits shahih, hasan dan dhaif. Beliau berkata: aku sebutkan yang shahih, yang
serupa, yang mendekatinya. Hadits yang sangat lemah aku jelaskan. Kedudukannya
dalam buku induk ilmu hadits menempati rangking pertama dalam empat kitab sunan
dan mendekati dua kitab shahihayn.
Para ulama sepakat menetapkan bahwa beliau seoarng hafiz yang
sempurna, pemilik ilmu yang melimpah, muhaddits yang terpercaya, wara’, dan
memiliki pemahaman yang tajam baik dalam ilmu hadits maupun ilmu lainnya. Dalam
sejarah hidupnya beliau bermukim di Bashrah dan mengajarkan hadits kepada umat
islam disana sempai meninggal dunia. Beliau meninggal pada tanggal 16 syawal
275 H/889 M.
22. Imam Thurmudzi
Nama lengkapnya Abu Ishaq Muhammad bn Isa bin Surah. Beliau
dilahitkan di Thirmidz, sebuah kota kecil dipinggir utara sungai Amudaria
sebelah utara Iran. Beliau lahir dikota tersebut pada bulah Dzulhijjah 200
H/824 M. beliau meninggal dikampung halamannya untuk mencari ilmu ke Khurasan,
Irak dan Hijaz. Imam Bukhari sebagai salah satu gurunya baik dalam hadits
maupun fiqh. Beliau banyak meriwayatkan hadits dari ulama hadits pada masanya, diantaranya
Bukhari, Muslim, Isma’il bin Musa As-Sudi.
Buku-buku karya lainnya seperti Al-Ilal, Asy-Syamail, Asma’
Ash-Shahabah, Al Asma’ wa Al-Kuna’ dan lain-lain. Beliau meninggal dunia pada
tahun 279 H/892 M buln Rajab di Thirmidz setelah sakit mata pada akhir
hayatnya.
23. Imam An-Nasai
Nama lengkapnya Ahmad bin Syu’aib bin Ali bin Sinan Al-Khurasani
An-Nasa’I Abu Abdurrahman. Beliau diahirkan dikota Nasa’ suatu kota masuk
wilayah Khurasan pada tahun 215 H. beliau mengembara keberbagai kota untuk
mencari hadits, antara lain ke Khurasan, Hijaz, Irak dan Mesir kemudian menetap
di Mesir. Beliau juga seorang yang faqih bermadzab Syafi’I ahli ibadah. Setelah
melaksanakan ibadah haji ia menetap di Makkah sampai menghadap kehadirat Illahi
pada tahun 303 H/915 M. beliau meninggal di Ramalah dan dimakamkan di Baitul
Maqdis.[15]
Cukup banayk karangan beliau sekitar 15 buku, yang paling populer
adalah As-Sunan yang disusun seperti bab fiqh. Dadalamnya tidak ada seorang
rawi yang disepakati kritikus untuk ditinggalkan. Dari segi kualitas haditsnya
terdapat hadits shahih, hasan dan dhaif. Beliau beri nama kitab itu dengan
Sunan Al-Kubra, kemudian diajukan kepada seorang amir di Ramalah, kemudian
beliau ditanya: “Apakah semua hadits didalamnya shahih? Beliau menjawab: “didalamya
ada shahih, hasan dan dhaif dan yang mendekatinya”. “tuliskan yang shahih saja
dari padanya” sahut amir. Maka beliau menyaring dari kitab itu hadist-hadits
shahih saja yang kemudian Sunan As-Sughra dan diberi nama Al-Mujtaba min
As-Sunan yaitulah yang sampai ketangan kita. Para ahli hadits banyak yang
berpedoman periwayatan dari An-Nasa’I, ia bagian dari kitab induk enam yang
sedikit ke-dhaifannya dan seimbang atau dekat dengan sunan Abi Dawud kitab
kedua dari empat sunan.
24. Imam Ibnu Majah
Nama lengkapnya adalah Abu Abdullah Muhammad bi Yazid Al-Qazwini.
Lahir di Qazwin salah satu kota di Iran pada tahun 207 H/824 M. Beliau belajar
hadits diberbagai kota diantaranya Irak, Hjaz, Mesira dan Syam. Banyak karyanya
dalam tafsir, hadits dan tarikh. Diantara karyanya yang populer adalah Sunan
Ibnu Majah yang disusun seperti fiqh. Jumlah haditsnya sebanyak 4341 hadits.[16] 3.002
hadits diantaranya diriwyatkn oleh Ashab Al-Khamsah dan 1.339
hadits diriwayatkan oleh Ibnu Majah. Didalamnya terdapat hadits yang shahih, hasan
dan dhaif dan wahi. Oleh karenanya para ulama sebelum abad 6 belum
memesukkannya kedalam buku induk hadits yang enam kemudian dimasukkannya
setingkat dengan Al-Muwattha’ karya Imam Malik. Para ulama mendahulukan Sunan
Ibnu Majah dari pada Al-Muwattha’ dalam gabungan buku induk hadits tersebut,
karena didalamnya terdapat beberapa hadits yang tidak didapati dalam kitan
lima, dan didapatkan lebih banyak dari Al-Muwattha’, bukan berarti ia lebih
unggul dari Al-Muwattha’. Beliau meninngal dunia pada tanggal 22 Ramadhan 273
H.
25. Ibnu Hajar Al-Asqolani
Nama sebenarnya Syihabuddin Abul Fadhl Ahmad
bin Ali bin Muhammad bin Muhammad bin Ali bin Mahmud bin Hajar, al Kinani, al
‘Asqalani, asy Syafi’i, al Mishri. Kemudian
dikenal dengan nama Ibnu Hajar, dan gelarnya “al Hafizh”. Adapun penyebutan
‘Asqalani adalah nisbat kepada ‘Asqalan’, sebuah kota yang masuk dalam wilayah
Palestina, dekat Ghuzzah.
Beliau lahir di Mesir pada bulan Sya’ban 773 H,
namun tanggal kelahirannya diperselisihkan. Beliau tumbuh di sana dan termasuk
anak yatim piatu, karena ibunya wafat ketika beliau masih bayi, kemudian
bapaknya menyusul wafat ketika beliau masih kanak-kanak berumur empat tahun. Ketika wafat, bapaknya berwasiat
kepada dua orang ‘alim untuk mengasuh Ibnu Hajar yang masih bocah itu.Dua orang
itu ialah Zakiyuddin al Kharrubi dan Syamsuddin Ibnul Qaththan al Mishri.
Di antara karya beliau yang terkenal
ialah: Fathul Baari Syarh Shahih Bukhari, Bulughul Marom min Adillatil Ahkam,
al Ishabah fi Tamyizish Shahabah, Tahdzibut Tahdzib, ad Durarul Kaminah,
Taghliqut Ta’liq, Inbaul Ghumr bi Anbail Umr dan lain-lain. Bahkan menurut
muridnya, yaitu Imam asy-Syakhawi, karya beliau mencapai lebih dari 270
kitab.Sebagian peneliti pada zaman ini menghitungnya, dan mendapatkan sampai
282 kitab.Kebanyakan berkaitan dengan pembahasan hadits, secara riwayat dan
dirayat (kajian).[17]
Ibnu Hajar wafat pada tanggal 28
Dzulhijjah 852 H di Mesir, setelah kehidupannya dipenuhi dengan ilmu yang
bermanfaat dan amal shalih, menurut sangkaan kami, dan kami tidak memuji di
hadapan Allah terhadap seorangpun.Beliau dikuburkan di Qarafah
ash-Shugra.Semoga Allah merahmati beliau dengan rahmat yang luas, memaafkan dan
mengampuninya dengan karunia dan kemurahan-Nya.
26. Imam As-Syuyuti
Nama lengkapnya adalah
Abdurrahman bin Abi Bakar bin Muhammad bin Saabiquddien bin al-Fakhr Utsman bin
Nashiruddien Muhammad bin Saifuddin Khadhari bin Najmuddien Abi ash-Shalaah
Ayub ibn Nashiruddien Muhammad bin asy-Syaich Hammamuddien al-Hamman
al-Khadlari al-Asyuuthi. Lahir ba’da Maghrib, hari Ahad malam, bulan Rajab
tahun 849 Hijriyah, yakni enam tahun sebelum bapaknya wafat. Jalaluddien
as-Suyuthi berasal dari lingkungan cendekiawan sejak kecilnya.Bapaknya berusaha
mengarahkannya ke arah kelurusan dan keshalihan.Adalah beliau hafal al-Qur’an
di usianya yang sangat dini dan selalu diikutkan bapaknya di berbagai majlis
ilmu dan berbagai majlis qadhinya. ia
bepergian jauh sekedar untuk mencari ilmu dan riwayat hadits, hingga ke negeri
Maghribi (Tanjung Harapan, sebelah ujuh barat pulau Afrika), ke Yaman, India,
Syam Mahallah (di Mesir Barat), Diimath (sebuah kota di tepi sungai Nil,
Mesir), dan Fayyum (Mesir) serta negeri-negeri Islam lainnya. Telah menunaikan
ibadah Hajji dan telah minum air Zam-zam dengan harapan supaya dapat seperti
Syaich al-Balqini dalam menguasi ilmu Fiqih serta dapat seperti Ibnu Hajar
dalam menguasai ilmu Hadits.
Imam as-Suyuthi
rahimahullah wafat pada hari Jum’at, malam tanggal 19 Jumadal Ula tahun 911 H.
Sebelumnya beliau menderita sakit selama tujuh hari dan akhirnya wafat dalam
umur 61 tahun. Dikuburkan
di pemakaman Qaushuun atau Qaisun di Cairo.
27. Imam Baehaqi
Nama lengkapnya adalah Imam
Al-Hafith Al-Mutaqin Abu Bakr Ahmed ibn Al-Hussein ibn Ali ibn Musa Al
Khusrujardi Al-Baihaqi, adalah seorang ulama besar dari Khurasan (desa kecil di
pinggiran kota Baihaq). Masa pendidikannya dijalani bersama sejumlah ulama
terkenal dari berbagai negara, di antaranya Iman Abul Hassan Muhammed ibn
Al-Hussein Al Alawi, Abu Tahir Al-Ziyadi, Abu Abdullah Al-Hakim, penulis kitab
“Al Mustadrik of Sahih Muslim and Sahih Al-Bukhari”, Abu Abdur-Rahman
Al-Sulami, Abu Bakr ibn Furik, Abu Ali Al-Ruthabari of Khusran, Halal ibn
Muhammed Al-Hafaar, dan Ibn Busran.
Imam Baihaqi juga
mengumpulkan Hadits-hadits dari beragam sumber terpercaya.Pemimpin Islam
memintanya pindah dari Nihiya ke Naisabor untuk tujuan mendengarkan
penjelasannya langsung dan mengadakan bedah buku.Maka di tahun 441, para
pemimpin Islam itu membentuk sebuah majelis guna mendengarkan penjelasan mengenai
buku ‘Al Ma’rifa’.Banyak imam terkemuka turut hadir.[18] Di antara larya-karya Baihaqi, Kitab as-Sunnan
al-Kubra yang terbit di Hyderabat, India, 10 jilid tahun 1344-1355, menjadi
karya paling terkenal.Buku ini pernah mendapat penghargaan tertinggi. Dalam karya tersebut ada
catatan-catatan yang selalu ditambahkan mengenai nilai-nilai atau hal lainnya,
seperti hadits-hadits dan para ahli hadits.Selain itu, setiap jilid cetakan
Hyderabat itu memuat indeks yang berharga mengenai tokoh-tokoh dari tiga generasi
pertama ahli-ahli hadits yang dijumpai dengan disertai petunjuk periwayatannya.
Imam terkemuka ini
meninggal dunia di Nisabur, Iran, tanggal 10 Jumadilawal 458 H (9 April 1066).
DAFTAR PUSTAKA
Siddieqy, T M Hasbi Ash., Pengantar
Ilmu Hadis, Jakarta: Bulan Bintang, 1987
_________,
Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadis,
Jakarta: Bulan Bintang, 1980
_________,
Pokok-pokok Ilmu Dirayah Hadits, Jakarta:
Bulan Bintang, 1958
As-Shalih,
Subhi., Membahas Ilmu-ilmu Hadis,
Jakarta: Pustaka Firdaus, 1995
Hasan,
A Qadir., Ilmu Mushthalahah Hadits,
Bandung: Diponegoro, 2007
Suparta,
Munzier., Ilmu Hadis, Jakarta: Raja
Grafindo Persada, 2010
Sugiyono,
dkk., Qur’an dan Hadis, Sragen: Akik
Pustaka, 2010
ADSENSE HERE!
No comments:
Post a Comment