Blog Rujak : Kumpulan Makalah Online Lengkap

Kumpulan Makalah, Artikel dan Tips Lengkap

Daftar muhaditsin

ADSENSE HERE!
Daftar muhaditsin
BAB I
PENDAHULUAN

Hidup ini adalah sebuah perjalanan yang sangat melelahkan, tanjakan maupun turunan kerap kali dirasakan olen setiap pejalan. Kita semua adalah pejalan yang dituntut untuk sampai ke tujuan kita masing-masing, walaupun banyak rintangan maupun ujian yang kita hadapi ditengah-tangah jalan kehidupan. Oleh sebab itu seorang pejalan hendaklah memiliki panduan dan pedoman dalam menapaki lika-liku fenomena hidup. Al-qur’an dan As-Sunah adalah pedoman dan panduan yang telah lulus uji coba. Dan ini terbukti dengan eksistensi keduanya yang bersifat universal dalam segala lini kehidupan. Sebelum kita minilik lebih lanjut tantang Al-Qur’an dan As-Sunah, ada baiknya kalau kita mengetahui lebih dahulu biografi-biografi para mahaditsin, karena berkat kegigihan merekalah kita sekarang dapat mengetahui As-sunah dengan metodologi yang baik. Dunia islam tersenyum kembali pada beberapa abad yang lalu, pasalnya pada dekade ini lahirlah imam-imam ahli hadits besar yang telah memberikan sumbangsih yang sangat besar bagi peradaban islam. Dibawah ini kami sedikit memaparkan lika-liku kehidupan beliau dari para sahabat hingga masa kebangkitan islam.
Daftar muhaditsinBAB II
PEMBAHASAN
1.      Abu Hurairah
Nama asal Abu Hurairah ialah Abdurrahman bin Shakhr Ad Dawsi (salah satu kabilah di Yaman), nama islam yang diberikan Nabi Muhammad SAW, sebagai pengganti nama masa Jahiliyah yaitu Abdusysyams bin Shakhr. Kemudian dipanggil Abu Hurairah oleh Rosululloh  juga yang berarti bapaknya kucing pada saat Rosululloh melihatnya membawakucing kecil. Memang ia sangat menyayangi kucing, disetiap hari ia selalu membawanya kemana ia pergi dan pada malam hari ditempaykan didekat sebuah pepohonan. Nama kesanyangan yang diberikan Rosululloh kemudian menjadi nama panggilan yang terkenal sehingga nama aslinya sangat langka terdengar.
Abu Hurairah masuk islam pada tahun ke-7 H pada tahun perang Khaibar dan meninggal dunia pada 57 H di Al-Aqiq.[1] Dia adalah komandan penghuni Shuffah, yang menghabiskan waktunya untuk beribadah. Shuffah adalah suatu tempat berlindungan para sahabat yang zahid dimasjid Nabawi. Beliau salah seorang sahabat yang mendapat doa dari Rosululloh agar dapat menghafal apa yang ia dengar. Dalam salah satu hadits yang diriwayatkan oleh Bukhori, Muslim dan Thurmudzi, ia berkata: “Aku berkata Ya Rosululloh! Aku mendengar dari padamu beberapa perkara (hadis), tetapi aku tidak hafal.” Nabi bersabda: “Bentangkan selendangmu, “akupun membentangkannya. Setelah itu, beliau banyak memberitakan hadits kepadaku dan aku tidak pernah lupa sedikitpun.”
Abu Hurairah memiliki sifat-sifat yang terpuji diantaranya wara’, taqwa dan zuhud. Ia juga seorang yang candais dan humoris yang bermamfaat. Ketika bertemu dangan anak-anak kecil banyak humor dan ketika bertemu teman-temannya dipasar, ia suka cerita yang menghibur. Tetapi pada malam hari ia selalu melaksanakan sholat tahajjud sepanjang malam secara khusyu’.
Dia pernah diangkat menjadi gubernur Bahrain pada masa Umar bin Khattab. Sebagaimana karakter Umar yang berhati-hati dan tegas dalam periwayatan Abu Hurairah yang banyak itu. Umar berkata: “Sungguh engkau tinggalkan hadits atau kamu saya pulangkan kedesa asalmu Daws. Tetapi setelah beliau meriwayatkan hadits: “Barang siapa yang mendustakan padaku dengan sengaja, hendak siaplah tempat tinggalnya dalam neraka.” Umar mengakuinya dan berkata: “ Adapun jika demikian, pergilah dan beritakan hadits.”
Syu’bah bin al-Hajjaj memperhatikan bahwa Abu Hurairah meriwayatkan dari Ka’ab al-Akhbar dan meriwayatkan pula dari Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam, tetapi ia tidak membedakan antara dua riwayatnya tersebut. Syu’bah pun menuduhnya melakukan tadlis, tetapi Bisyr bin Sa’id menolak ucapan Syu’bah tentang Abu Hurairah. Dan dengan tegas berkata: Bertakwalah kepada allah dan berhati hati terhadap hadist. Demi Allah, aku telah melihat kita sering duduk di majelis Abu Hurairah. Ia menceritakan hadist Rasulullah dan menceritakan pula kepada kita riwayat dari Ka’ab al-Akhbar. Kemudian dia berdiri, lalu aku mendengan dari sebagian orang yang ada bersama kita mempertukarkan hadist Rasulullah dengan riwayat dari Ka’ab. Dan yang dari Ka’ab menjadi dari Rasulullah.”. Jadi tadlis itu tidak bersumber dari Abu Hurairah sendiri, melainkan dari orang yang meriwayatkan darinya. Cukupkanlah kiranya kita mendengar kan dari Imam Syafi’I :” Abu Hurairah adalah orang yang paling hapal diantara periwayat hadist dimasanya”. Marwan bin al-Hakam pernah mengundang Abu Hurairah untuk menulis riwayat darinya, lalu ia bertanya tentang apa yang ditulisnya, lalu Abu Hurairah menjawab :” Tidak lebih dan tidak kurang dan susunannya urut”.
Abu Hurairah adalah sahabat terbanyak dalam meriwayatkan hadits. Menurut Baqi’ bin Mukhallad sebanyak 5.374 buah hadits.[2] Dia mengambil hadits dari sekitar 800 orang sahabat dan tabiin. Kemudian diriwayatkan oleh para rowi dalam buku induk 6 hadits dan Imam Malik dalam Al Muwattho’ dan Imam Ahmad dalam kitab Musnadnya. Imam Bukhori meriwayatkan dari padanya sebanyak 93 buah hadits dan Muslim sebanyak 189 buah hadits.
Sanad paling shahih yang berpangkal daripadanya adalah Ibnu Shihab az-Zuhr, dari Sa’id bin al-Musayyab, darinya (Abu Hurairah). Adapun yang paling Dlaif adalah as-Sari bin Sulaiman, dari Dawud bin Yazid al-Audi dari bapaknya (Yazid al-Audi) dari Abu Hurairah.
2.      Abdullah bin Umar
Abdullah bin umar lahir pada tahu kedua dari kenabian, masuk islam ketia beliau menginjak usia 10 tahun. Pada masa perang Uhud, beliau masih kecil dan tidak diperkenankan oleh Rosululloh untuk mengikutinya kecuali peperangan-peperangan selanjutnya. Beliau selalu ikut bertempur bersama Nabi SAW dalam perang Khandaq dan peperangan sesudanya. Bahkan sesudah Nabi wagat, beliau masih aktif dalam peperangan untuk kepentingan islam diwilayah Mesir dan sekitarnya.
Beliau anak kedua Umar bin Khattab. Meskipun ayahnya menjadi kholifah yang sangat luas kekuasaannya, namun beliau tidak punya ambisi kekuasaan atau kedudukan sebagai kholifah. Hal ini disebabkan karena ayahnya tidak bersikap nepotism, beliau juga selalu mencurahkannya untuk mencari ilmu dan beribadah. Oleh karena itu, beliau tidak terlibat dalam pergolakan politik yang mengakibatkan perang saudara pada masa pemerintahan Usman, Ali dan sesudahnya.
Abdullah bin Umar termasuk sahabat yang tekun dan berhati-hati dalam periwayatan hadits. Abu Ja;far berkata: “ Tidak ada sahabat Nabi yang mendengar hadits dari Rosululloh yang lebih berhati-hati dari pada Ibn Umar ia tidak mengurangi dan juga menambah periwayatan.” Menurut Imam Malik, selama 60 tahun sesudah wafat Nabi, Ibn Umar memberi fatwa dan meriwayatkan hadits. Bahkan sebagian ulama berpendapat bahwa sanad yang paling shahih adalah hadits yang diriwayatkan dari Malik dari Nafi’ dari Ibn Umar.
Ibnu Umar merupakan salah satu sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadits setelah Abu Hurairah yaitu 2.630 buah hadits.[3] Beliau meriwayatkannya dari Nabi secara langsung dan dari para sahabat. Dan tidak sedikit pula para tabi’in yang meriwayatkan hadits dari padanya. Imam Bukhori meriwayatkan sekitar 81 hadits dari padanya, sedangkan Imam Muslim sekitar 31 hadits, dan yang disepakati daiantara keduanya sebanyak 1.700 hadits. Sanad paling shahih yang bersumber dari ibnu Umar adalah yang disebut Silsilah adz- Dzahab (silsilah emas), yaitu Malik, dari Nafi’, dari Abdullah bin Umar. Sedang yang paling Dlaif : Muhammad bin Abdullah bin al-Qasim dari bapaknya, dari kakeknya, dari ibnu Umar. Beliau meninggal dunia di Makkah  pada tahun 73 H atau 693 M dalam usia 87 tahun.
3.      Anas bin Malik
Anas bin Malik adalah pseorang pelayan Nabi Muhammad SAW yang sangat terpercaya, bapaknya bernama Malik bin An-Nadhar dan ibunya bernama Ummu Sulaim yang pernah membawanya kepada Nabi ketika berusia 10 tahun dan ia mohon hendaknya berkenan menerima anaknya pelayannya dan Nabi pun menerimanya. Ia sering membawakan sandal dan ember Rosululloh. Ia mendapat doa Rosululloh: Ya Allah perbanyaklah harta dan anaknya dan masukkanlah ke surga. Anas berkata: sungguh aku melihat dua orang wanita dan aku mengharapkan wanita yang ketiga. Demi Allah hartaku melimpah ruah dan jumlah anak-anakku dan anak cucuku pada hari ini mencapai 100 orang.
Nabi sering mengajak canda dan humor terhadap Anas dengan panggilan: “ Ya dza al- udzunain” (Hai anak yang mempunyai dua telinga) sehingga tidak terkesan sebagai pergaulan tuan dan budaknya. Anas menceritakan selama pergaulannya dengan Nabi: Beliau tidak pernah mempersoalkan apa yang aku lakukan; mengapa kamu lakukan begini, mengapa kamu tinggalkan begini atau mengapa kau tidak tinggalkan begini? Dan seterusnya. Tetapi beliau mengatakan: Apa yang dikehendaki Allah pasti terjadi dan apa yang tidak dikehendaki-Nya tidak terjadi.
Pada saat perang Badaranas masih berusia muda maka belum mengikuti peperangan ini, tetapi setelah itu ia banyak melibatkan diri dalam berbagai pertempuran. Ketika Abu Bakar bermusyawarah dengan Umar tentang pengangkatannya sebagai gubernur Bahrain, Umar memujinya; dia adalah seorang pemuda yang cerdas dan penulis. Dia seorang yang wara’dan takwa sebab telah lama pergaulannya dangan Nabi. Abu Hurairah berkata: Aku tidak melihat seseorang yang sholatnya serupa dengan Nabi dari pada Ibnu Sulaim yakni Anas bin Malik. Ibnu Sirrin juga berkata: Anas adalah manusia yang paling baik shalatnya baik dalam sholat nadhar (mukim dirumah) maupun safar (bepergian jauh).
Ia dibesarkan ditengah-tengah keluarga Nabi selama 9 tahun dan beberapa bulan sehingga ia banyak mengetahui banyak hal ihwal Nabi baik berupa perkataan, perbuatan, dan pengakuan beliau. Ia dikaruniai cukup panjang umur sehingga ia masih hidup selama 83 tahun setelah wafatnya Rasululloh. Hal inilah diantaranya yang menyababkan ia banyak meriayatkan hadits dari beliau baik secara langsung dari Rasululloh maupun dari sesama sahabat kemudian disampaikan kepada umat. Diantara sahabat yang diambil haditsnya adalah Abu Bakar, Umar, Usman, Abdullah bin Rahawaih, Fatimah Az Zahra, Tsabit bin Qais Abdurrahman bin Auf, Ibnu Mas’ud, Hasan Basri, Sulaiman At Tamimi, Abu Qilabah, Abdul Aziz bin Suhaib, Ishaq bin Abi Thalhah, dan lain-lain.
Jumlah hadits yang diriwayatkan Anas bin Malik mencapai 2286 buah hadits. Imam Bukhori meriwayatkan dari padanya sebanyak 83 buah hadits dan Muslim sebanyak 71 buah hadits. Sanad yang paling shohih adalah  hadits yang diriwayatkan dari Malik dari Az Zuhri dari Anas bin Malik.
Pada akhir hayatnya ia berpindah ke Bashrah dan menjadi salah seorang sahabat yang terakhir wafatnya di Bashrah. Anas bin Malik wafat pada tahun 93 H dalam usia 103 tahun.
4.      Aisyah Ummul Mukminin
Aisyah lahir setelah dua tahun Nabi diutus menjadi Rasul. Ia dinikahi Nabi  pada usia 6 tahun dan berkumpul sebagai suami isteri pada usia 9 tahun, yaitu pada bulan syawal 1 H. Dia satu-satunya isteri Nabi yang masig gadis yang masih kecil. Karena ia seorang yang sangat cerdas, jernih, dan poos pikirannya sehingga ia banyak membawa agama dan banyak meriwayatkan hadits untuk disampaikan kepada umat. Selain dia seorang yang jenius, dia juga keras kemauannya untuk mengetahui hukum-hukum agama juga sebagai isteri Nabi yang sangat intim hubungannya sehingga banyak dan luas pengetahuannya  tentang ilmu agama yang bersumberkan dari Alquran dan hadits. Ia juga menjadi tempat bertanya berbagai persoalan agama dikalangan sahabat.
Diantara sifat keistimewaannya yang dimiliki ialah mempelajari bahasa, syair, ilmu kedokteran, ansab (keturunan), dan hari-hari arab. Az Zuhri berkata: jika ilmunya Aisyah digabungkan dengan ilmu-ilmu semua isteri Nabi dan seluruh wanita tentu ilmu Aisyah lebih utama. Urah juga berkata:  aku tidak melihat seorang sahabat yang lebih mengetahui tentang ilmu kedokteran, syair dan fiqh dari pada Aisyah.
Jumlah hadits yang diriwayatkan Aisyah sebanyak 2210 buah hadits.[4] Imam Bukhori meriwayatkan dari padanya 54 buah hadits dan imam Muslim meriwayatkan 68 buah hadits. Dia banyak meriwayatkan hadits dari para sahabat seperti dari bapaknya sendiri Abu Bakar, Unar, Saad bin Abi Waqqosh, Usaidi bin Khudhair. Demikian juga dari kalangan sahabat dan tabi’in yang mengambil hadits dari padanya, diantara dari kalangan sahabt wanita adalah Shafiyah binti Syaibah dan dikalangan tabi’in adalah Aisyah binti Thalhah, Amrah binti Abdurrahman, dan Hafsah binti Sirrin.
Aisyah meninggal pada tahun 57 H/668 M pada bulan Ramadhan sesudah ia melaksanakan shalat witir.


5.      Abdullah bin Abbas
Abdullah bin Abbas adalah saudara sepupu Rasululloh SAW, atau anak paman Rasululloh SAW yang bernama Abbas bin Abdul Mutholib. Ia lahir 3 tahu sebelum hijriyah dan ia baru berumur 13 tahun ketika Rasul wafat. Sekalipun demikian, ia seorang sahabat yang benyak meriwayatkan hadits bahkan ia dipandang sebagai ahli tafsir Alqur’an dan ahli fiqh kenamaan. Khalifah Umar sendiri ketika menghadapi persoalan agama yang rumit bertanya kepada Abdullah bin Abbas. Ia diberi gelar Al Hijr dan Al Bahr karena keluasan ilmunya.
Ia adalah salah seoarang sahabat yang mendapat do’a dari Rasulilloh SAW ketika beliau dirumah Maimunah kemudian disediakan air wudhu, maka beliau berdo’a: “Ya Allah pahamkanlah ia dalam agama dan ajarkan dia dalam takwil/tafsir”[5]
Nampaknya do’a Nabi dikabulkan Allah, ia dikenal sebagai ilmuan, ahli fiqh, fatwa, dan periwayatan. Ia juga sebagai mufti 35 tahun setelah Abdullah bin Mas’ud. Ubaidillah bin Abdullah bin Utbah berkata: Aku tidak pernah melihat seorang yang alim dari pada Ibnu Abbas, aku juga tidak pernah melihat seorang yang lebih mengetahui lebih dari Ibnu Abbas tentang fiqh, tafsir, bahasa, syair, ilmu hisab, dan fara’id. Dia duduk satu hari mengajar fiqh, satu hari untuk tafsir, satu hari tentang peperangan, satu hari tentang syair dan satu hari lagi tentang hari-hari arab. Aku tidak melihat seorang yang alim duduk dihadapannya melainkan duduk hormat kepadanya dan tidak ada seorang yang penanya melainkan mendapat ilmu darinya.
Jumlah hadits Nabi yang diriwayatkannya adalah 1660 buah hadits.[6] Imam Bukhori meriwayatkan dari padanya sebanyak 120 hadits dan imam Muslim sebanyak 49 buah hadits. Beliau banyak menerima hadits dari Rasul dan dari para sahabat. Ia juga banyak mengikuti peristiwa dan peperangan seperti perang Hunain, Thaif, Fathu Makkah, dan haji wada’. Dan bersama Abu Sarrah dalam penaklukan Afrika dan pada pihak Ali pada perang Jamal dan Shiffin. Pada masa pemerintaha Ali, ia pernah diangkat menjadi gubernur Bashrah, tetapi kemudian ia meninggalkan Bashrah menuju ke Hijaz sebelum Ali terbunuh. Kemudian menjelang hari wafatnya, ia mengajar di Makkah dan meninngal dunia di Thaif pada tahun 68 H dalam usia 71 tahun setelah terkena sakit mata beberapa waktu sebagaimana seperti ayah dan kakeknya.
6.      Jabir bin Abdullah
Nama lengkapnya adalah Jabir bin Abdullah bin Amr bin Haram Al Anshori. Ia lahir 15 tahun sebelum hijriyah. Dia bersama ayahnya pernah menghadiri perjanjian Aqobah kedua bersama 70 orang anshar yang membaiat Nabi dan berjanji akan menolong, membantu dan membela, Rasululloh saat dalam kesulitan dalam membela agama serta menyebarkan islam. Ia diantara sahabat yang paling kecil pada waktu. Ia juga rajn menghadiri peperangan bersama Rasululloh tetapi tidak mengikuti perang Badar dan Uhud, menurutnya: aku ikut berperang bersama Rasululloh sebanyak 19 kali, tetapi aku tidak ikut perang Badar dan Uhud karena aku dilarang oleh ayahku. Setelah ayahku terbunuh aku tidak pernah ketinggalan dalam satu peperanganpun.
Ayahnya gugur dalam medan Uhud  dan meninggalkan anak perenpuan yang masih kecil dan banyak hutang. Sekalipun banyak bebean dan tanggung jawab, ia dapat menyelesaikannya berkat Rasul SAW. Dalam suatu riwayat ayahnya memiliki tanggungan hutang pada orang Yahudi Khaibar, kemudiam Rasululloh hadir membayarkan hutang-hutangnya itu. Lalu Rasululloh meletakkan tangannya yang mulia diatas kurma untuk membayarkan hutang, tetapi kurma iti=u masih lebih dari pembayar hutang dan cukup dalam tempo yang cukup lama.
Jabir banyak menghadiri majlis-majlis Nabi dan banyak bertemu dengan para sahabat senior disamping usianya yang panjang setelah wafat Nabi SAW sehingga memungkinkan untuk mendapatkan banyak hadits  dari Nabi SAW. Jumlah hadits yang diriwayatkannya sebanyak 1540 buah hadits.[7]  Imam Bukhori dan Muslim sepakat meriwayatkan dari padanya 60 buah hadits.
Jabir pernah tinggal di Mesir dan Syiria, banyak orang yang mengambil ilmu atau hadits dari padanya dimana saja ia tinggal. Dimasjid Nabawi ia mempunyai Halaqoh pengajian yang didatangi banyak murid. Jabir wafat di Madinah pada tahun 74 H dalam usia 94 tahun dan dia merupakan sahabt yang meninngal terakhir di Madinah. Hadits yang paling shohih sanadnya  adalah hadits yang diriwayatkan dari penduduk Mekkah melalui jalur Sufyan bin Uyaynah dari Amr bin Dinar dari Jabir bin Abdillah.


7.      Abu Sa’id Al-Kudri
Abu Sa’id Al-Khudri adalah orang ke tujuh yang banyak meriwayatkan hadist dari Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. Telah meriwayatkan 1.170 hadits.[8] Orang orang pernah memintanya agar mengizinkan mereka menulis hadits hadits yang mereka dengar darinya. Ia menjawab “ Jangan sekali kali kalian menulisnya dan jangan kalian menjadikan sebagai bacaan, tetapi hapalkan sebagaimana aku menghapalnya”.
Abi Sa’id lebih dikenal dengan nama aslinya adalah Sa’ad bin Malik bin Sinan. Ayahnya Malik bin Sinan syahid dalam peperangan Uhud, Ia seorang Khudri nasabnya bersambung dengan Khudrah bin Auf al-Harits bin al-Khazraj yang terkenal dengan julukan “Abjar”.Ketika perang Uhud pecah ayahnya (malik) membawanya kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam dan meminta agar anaknya diikutkan dalam peperangan. Pada waktu itu Jabir masih berusia 13 tahun, namun ayahnya menyanjung kekuatan tubuh anaknya:” Dia bertulang besar ya Rasulullah” tetapi, Rasulullah tetap menganggapnya masih kecil dan menyuruh membawanya pulang.
Abu Sa’id al-Khudri adalah salah seorang diantara para sahabat yang melakukan bai’at kepada Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam mereka berikrar tidak akan tergoyahkan oleh cercaan orang dalam memperjuangkan agama Allah Subhanahu wa ta’ala, mereka tergabung dalam kelompok Abu Dzarr al-Ghifari, Sahl bin Sa’ad, Ubaidah bin ash Shamit dan Muhammad bin Muslimah.Abu Sa’id al-Khudri bersama Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam dalam perang Bani Musthaliq, perang Khandaq dan perang perang sesudahnya, secara keseluruhan ia mengikuti 12 kali peperangan.
Riwayatnya dari para sahabat lain banyak sekali namun sumber yang paling terkenal adalah bapaknya sendiri Malik bin Sinan, saudaranya seibu Qatadah bin an-Nu’man, Abu Bakan, Umar, Utsman, Ali, Abu Musa al-Asy’ari, Zaid bin Tsabit dan Abdullah bin Salam.Sedangkan orang orang yang meriwayatkan hadits darinya adalah anaknya sendiri Aburahman, istrinya Zainab bin Ka’ab bin Ajrad, Abdullah bin Umar, Abdullah bin Abbas, Abu Thufail, Nafi’ dan Ikramah.
Abu sa’id membawa putranya Abdurahman ke tanah pemakaman Baqi, dan berpesan agar ia nanti dimakamkan di bagian jauh dari tempat itu. Katanya: “ Wahai anakku, apabila aku meninggal dunia kelak, kuburkanlah aku disana, Jangan engkau buat tenda untuk, jangan engkau mengiringi Jenazahku dengan membawa api, Jangan engkau tangisi aku dengan meratap-ratap, dan jangan memberitahukan seorangpun tentang diriku”. Kemudian ia beliau wafat pada tahun 74 H
8.      Abdullah bin Mashud
Nama lengkapnya adalah Abdullah bin Mas’ud bin Ghafil al-Hudzali. Nama julukannya “ Abu Abdirahman”. Ia sahabat ke enam yang paling dahulu masuk islam. Ia hijrah ke Habasyah dua kali, dan mengikut semua peperangan bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam. Dalam perang Badar, Ia berhasil membunuh Abu Jahal.
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam bersabda” Ambilah al-Quran dari empat orang: Abdullah, Salim (sahaya Abu Hudzaifah), Muadz bin Jabal dan Ubay bin Ka’ab”. Menurut para ahli hadits, kalau disebutkan “Abdullah” saja, yang dimaksudkan adalah Abdullah bin Mas’ud ini.Ketikah menjadi Khalifah Umar mengangkatnya menjadi Hakim dan Pengurus kas negara di kufah.Ia simbol bagi ketakwaan, kehati-hatian, dan kesucian diri.
Sanad paling shahih yang bersumber dari padanya ialah yang diriwayatkan oleh Suyan ats-Tsauri, dari Mansyur bin al-Mu’tamir, dari Ibrahi, dari alqamah. Sedangkan yang paling dlaif adalah yang diriwayatkan oleh Syuraik dari Abi Fazarah dari Abu Said.Ia meriwayatkan hadits dari Umar dan Sa’ad bin Mu’adz. Yang meriwayatkan hadits darinya adalah Al-Abadillah (“Empat orang yang bernama Abdullah”), Anas bin Malik, Jabir bin Abdullah, Abu Musa al-Asy’ari, Alqamah, Masruq, Syuraih al-Qadli, dan beberapa yang lain. Jumlah hadits yang ia riwayatkan mencapai 848 hadits.
Beliau datang ke Medinah dan sakit disana kemudian wafat pada tahun 32 H dan dimakamkan di Baqi, Utsman bin ‘Affan ikut menshalatkannya.[9]

9.      Abdullah bin Amr bin Ash
Dia adalah seorang dari Abadilah yang faqih, ia memeluk agama Islam sebelum ayahnya, kemudian hijrah sebelum penaklukan Mekkah. Abdullah seorang ahli ibadah yang zuhud, banyak berpuasa dan shalat, sambil menekuni hadits Rasulullah Shallahllahu ‘alaihi Wassalam. Jumlah hadits yang ia riwayatkan mencapai 700 hadits, Sesudah minta izin Nabi Shallahu ‘alaihi Wassalam untuk menulis, ia mencatat hadits yang didengarnya dari Nabi. Mengenai hal ini Abu Hurairah berkata “ Tak ada seorangpun yang lebih hapal dariku mengenai hadits Rasulullah, kecuali Abdullah bin Amr bin al-Ash. Karena ia mencatat sedangkan aku tidak”.
Abdullah bin Amr meriwayatkan hadits dari Umar, Abu Darda, Muadz bin Jabal, Abdurahman bin Auf, dan beberapa yang lain. Yang meriwayatkan darinya antara lain Abdullah bin Umar bin Al-Khatthab, as-Sa’ib bin Yazid, Sa’ad bin Al-Musayyab, Thawus, dan Ikrimah.
Sanad paling shahih yang berpangkal darinya ialah yang diriwayatkan oleh Amr bin Syu’aib dari ayahnya dan kakeknya Abdullah.Abdullah bin Amr wafat pada tahun 63 H pada malam pengepungan Al-Fusthath.
10.  Abu Dzar Al-Ghiffari
Abu Dzaar al-Ghifari Nama aslinya adalah Jundab bin Junadah dinisbatkan kepada kakeknya Junadah yang berasal dari Ghifar, ia seorang Kinani. Abu Dzarr orang yang ahli ibadah sebelum diutusnya Nabi Shallallahu alaihi wassalam.Ia adalah sahabat kelima yang lebih dulu masuk Islam, Ia baru bisa Hijrah setelah perang Khandaq.
Abu Dzarr seorang yang zuhud tidak pernah menyimpan makanan untuk hari esok. Namun dimasa pemerintahan Utsman, ia mengajak orang orang untuk mendirikan semacam baitul mal, hal ini didorong rasa kemanusiaan namun Utsman bin Affan tidak tertarik akan gagasan itu dan selanjutnya ia mengasingkan ke Rabadzah dan menetap disitu sampai wafatnya. Pada saat wafatnya yang kebetulan Ibnu Mas’ud lewat ke Rabadzah dan menshalatkannya jenazahnya.
Abu Dzaar meriwayatkan hadits dari Umar, Ibnu abbas, Ibnu Umar dan lainnya.Yang diriwayatkan darinya antara lain Al-Hanaf bin Qais, Abdurahman bin Ghanam dan Atha’.Sanad paling shahih yng berpangkal daripadanya ialah yang diriwayatkan dari penduduk syam dari jalur Sa’id bin Abdil Aziz, dar Rabi’ah bin Yazid, dari Abu Idris al-Khaulani, dari Abu Dzarr. Abu Dzarr meriwayatkan hadits sebanyak 281 hadits. Ia wafat pada tahun 32 H.
11.  Saad bin Abi Waqqash
Nama lengkapnya adalah Sa’ad bin Abi Waqqash bin Uhaib Az-Zuhri dengan julukan “Abu Ishaq”, Ia adalah salah seorang diantara sepuluh orang sahabat yang mendapat kabar gembira bakal masuk surga, dan orang yang pertama dalam melontarkan panah dalam perang Sabillillah, ia orang yang ke empat lebih dulu masuk Islam melalui tangan Abu Bakar ketika umurnya 17 tahun.Sa’ad bin Abi Waqqash mengikuti banyak peperangan bersama Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam, dalam peperangan itu ia bergabung dalam pasukan berkuda. Ia berasal dari bani Zuhrah seasal dengan ibu Nabi (Aminah).
Khilafah Umar bin Khaththab mengangkatnya menjadi komandan pasukan yang dikirimkan untuk memerangi orang Persia dan berhasil mengalahkannya pada tahun 15 H di Qadisiyah. Setahun setelahnya 16 H di Julailak ia menaklukan Madain dan Bani al-Kuffa pada tahun 17 H.
Sa’ad bin Abi Waqqash adalah penguasa Irak dimasa pemerintahan Umar bin Khaththab yang berlanjut pada masa pemerintahan Utsman bi Affan. Ia adalah seorang diantara enam sahabat orang yang dicalonkan menjadi Khalifah, sejak bencana besar atas terbunuhnya Utsman.
Sa’ad bin Abi Waqqash meriwayatkan hadits dari Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Umar dan Khaulah binti Hakim.Yang meriwayatkan hadits darinya adalah Mujahid, Alqamah bin Qais as sa’ib bin Yazid, Sanad paling shahih berpangkal darinya adalah yang diriwayatkan oleh Ali bin Husain bin Ali, dari Sa’id bin al-Musayyab, darinya(Sa’ad bin Abi Waqqash).Ia wafat pada tahu 55 H di Aqiq.

12.  Muadz bin Jabbal
Muadz bin Jabal bin Amr bin Aus al-Khazraji, dengan nama julukan “Abu Abdurahman”, dilahirkan di Madinah. Ia memeluk Islam pada usia 18 tahun, Ia mempunyai keistimewaan sebagai seorang yang sangat pintar dan berdedikasi tinggi. Dari segi fisik, ia gagah dan perkasa. Allah juga mengaruniakan kepadanya kepandaian berbahasa serta tutur kata yang indah, Muadz termasuk di dalam rombongan yang berjumlah sekitar 72 orang Madinah yang datang berbai’at kepada Rasulullah.Setelah itu Muadz kembali ke Madinah sebagai seorang pendakwah Islam di dalam masyarakat Madinah.Ia berhasil mengislamkan beberapa orang sahabat yang terkemuka seperti misalnya Amru bin Al-Jamuh.
Pada waktu Nabi Muhammad berhijrah ke Madinah, Muaz senantiasa berada bersama dengan Rasulullah sehingga ia dapat memahami Al-Qur’an dan syariat-syariat Islam dengan baik. Hal tersebut membuatnya di kemudian hari muncul sebagai seorang yang paling ahli tentang Al-Qur’an dari kalangan para sahabat.Ia adalah orang yang paling baik membaca Al-Qur’an serta paling memahami syariat-syariat Allah. Oleh sebab itulah Rasulullah memujinya dengan bersabda, “Yang kumaksud umatku yang paling alim tentang halal dan haram ialah Muaz bin Jabal.”(Hadist Tirmidzi dan Ibnu Majah).Ia meriwayatkan hadist dari Abdullah bin Abbas, Abdullah bin Umar dan meriwayatkan darinya ialah Anas bin Malik, Masruq, Abu Thufail Amir bin Wasilah. Selain itu, Muadz merupakan salah satu dari enam orang yang mengumpulkan Al-Qur’an pada zaman Rasulullah.
Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam mempersaudarakanya dengan Abdullah bin Mas’ud. Nabi mengirimnya ke negeri Yaman untuk mengajar, memberikan pengetahuan agama dan mendidik sampai hapal al-Quran kepada penduduk Yaman. Rasulullah mengantarnya dengan berjalan kaki sedangkan Mu’adz berkendaraan, dan Nabi bersabda kepadanya: ” Sungguh, aku mencintaimu“.
Lantas beliau mewasiatkan kepada Muadz dengan bersabda : “Wahai Muadz! Kemungkinan kamu tidak akan dapat bertemu lagi dengan aku selepas tahun ini“, Kemudian Muadz menangis karena terlalu sedih untuk berpisah dengan Rasulullah Shallalahu alaihi wassalam. Selepas peristiwa tersebut ternyata Rasulullah wafat dan Muadz tidak lagi dapat melihatnya.Muadz sangat terpukul atas berpulangnya Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam.Ia bahkan menangis tersedu-sedu selama beberapa saat. Namun ia segera menyadari tanggung jawab dakwah di pundaknya. Ia senantiasa menjaga ghirah (semangat) keislamannya agar tidak surut. Setelah Umar bin Khattab dilantik menjadi khalifah, ia mengutus Muaz untuk mendamaikan pertikaian yang terjadi di kalangan Bani Kilab. Ia pun sukses menjalankan misi itu. Mu’adz bin Jabal wafat tahun 18 H ketika terjadi wabah hebat di Urdun, waktu itu usianya 33 tahun.
13.  Abu Darda
Nama lengkapnya adalah Uwaimir bin Zaid bin Qais, seorang sahabat perawi hadist dari Anshar, dari kabilah Khajraj, ia hapal al-Quran dari Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam. Dalam perang Uhud Rasulullah bersabda mengenai dirinya “ Prajurit berkuda paling baik adalah Uwaimir” Beliau ini dipersaudarakan oleh Rasulullah dengan Salman Al Farisi. Dia mengikuti semua peperangan yang terjadi setelah perang Uhud.
Pada masa pemerintahan Khalifah Utsman, Abu Darda’ diangkat menjadi Hakim di daerah Syam, Ia adalah mufti (pemberi fatwa) penduduk Syam dan ahli Fiqh penduduk Palestina.Ia meriwayatkan hadits dari Sayyidah Aisyah dan Zaid bin Tsabit, sedangkan yang meriwayatkan darinya ialah anaknya sendiri Bilal dan istrinya Ummu Darda’. Hadits yang dia riwayatkan mencapai 179 hadits. Tentang dia Masruq berkata:” Aku mendapatkan ilmu Rasulullah Shallallahu alaihi wassalam pada enam orang diantaranya dari Abu Darda“. Ia wafat pada tahun 32 H di dasmaskus[10]
14.  Ibnu Syihab Az-Zuhri
Nama sebenarnya adalah Muhammad bin Muslim bin Abdullah, alim dan ahli fiqh. Al-Laits bin Sa’ad berkata: “Aku belum pernah melihat seorang alimpun yang lebih mumpuni dari pada az-Zuhri, kalau ia berbicara untuk memberi semangat, tidak ada yang lebih baik dari pada dia, bila dia berbicara tentang sunnah dan al-Qur’an pembicaraanya lengkap“.
Ibnu Syihab az-Zuhri tinggal di Ailah sebuah desa antara Hijaz dan Syam, reputasinya menyebar sehingga ia menjadi tempat berpaling bagi para ulama Hijaz dan Syam. Selama delapan tahun Ibnu Syihab az-Zuhri ia tinggal bersama Sa’id bin Al-Musayyab di sebua desa bernama Sya’bad di pinggir Syam. Disana pula ia wafat.Ia membukukan banyak hadits yang dia dengan dan dia himpun. Berkata Shalih bin Kisan:” Aku menuntut ilmu bersama az-Zuhri, dia berkata: mari kita tulis apa yang berasal dari Nabi Shallallahu alaihi wassalam, pada kesempatan yang lain dia berkata pula: “Mari kita tulis apa yang berasal dari Sahabat”, dia menulis dan aku tidak. Akhirnya dia berhasil dan aku gagal”.
Kekuatan hapalan dan kecermatan az-Zuhri dapat disimak oleh Hisyam bin Abdul Malik pernah ia meminta untuk mendiktekan kepada beberapa orang anaknya, dan az-Zuhri ternyata mampu mendiktekan 400 hadits. Setelah keluar dari rumah Hisyam dan kepada yang lainpun ia menceritakan 400 hadits tersebut. Setelah sebulan lebih ia bertemu lagi dengan az-Zuhri, Hisyam berkata kepadanya “Catatanku dulu itu telah hilang “, kali ini dengan memanggil Juru tulis az-Zuhri mendiktekan lagi 400 hadits tersebut. Hisyam mengagumi kemampuan az-Zuhri,.Kecermatan dan penguasaan hadits oleh az-Zuhri membuat Amr bin Dinar mengakui keutamaanya dengan berkata :”Aku tidak melihat ada orang yang yang pengetahuannya terhadap hadits melebihi az-Zuhri”.
Az-Zuhri memang selalu berusaha keras untuk meriwayatkan hadits, ada yang berkata bahwa az-Zuhri menghimpun hadits jumlahnya mencapai 1.200 hadits, tetapi yang musnad hanya separuhnya.Az-Zuhri meriwayatkan hadits bersumber dari Abdullah bin Umar, Abdullah bin Ja’far, Shal bin Sa’ad, Urwah bin az-Zubair, Atha’ bin Abi Rabah. Ia juga mempunyai riwayat riwayat yang mursal dari Ubadah bin as-Shamit, Abu Hurairah, Rafi’ bin Khudaij, dan beberapa lainnya.
Imam bukhari berpendapat bahwa sanad az-Zuhri yang paling shahih adalah az-Zuhri, dari Salim, dari ayahnya. Sedangkan Abu Bakar bin Abi Syaibah menyatakan bahwa sanadnya yang paling shahih adalah az-Zuhri, dari Ali bin Husain, dari bapaknya dari kakeknya (Ali bin Abi Thalib)”.Ia wafat di Sya’bad pada tahun 123 H, ada yang mengatakan ia wafat tahun 125 H.

15.  Imam Abu Hanifah
Nama sebenarnya adalah An-Nu’man bin tsabit bin Zutha. Ia seorang bekah sahaya Taimullah bin tsa’labah Al-Kufi. Ia berasal dari Persia yang juga seorang tabi’in, karena pernah melihat beberapa sahabat seperti Annas bin Malik dan kawan-kawan. Para ulama memberi kesaksian akan keluasan pengetahuan, fiqh dan kekuatan hujjahnya. Imam Syafi’i misalnya berkata “ Dalam hal ilmu fiqh,  manusia adalah keluarga Abu Hanifah”. Tak disangka pula bahwa ia lebih sebagai ahli hadits dari pada ahli fiqh. Pengetahuannya mengenai hadits tidaklah terbatas. Muhammad bin  Mahmud al-Khawarizmi  mengumpulkan 15 hadits musnadnya. Dalam kitab al-atsar karya muridnya yang bernama Muhammad bin al-Hasan banyak didapati hadits yang dikutip oleh Muhammad bersumber darinya. Namun fiqh juga bidang yang dikuasainya. Cukup terbukti ia adalah pendiri madzhab Hanafi yang merujuk kepada namanya sendiri dan ia jua pemuka ahlu ra’yi (rasionalis)
Imam Abu Hanifah terkenal seorang yang sangat taqwa dan juga wara’. Untuk membiayai hidupnya, ia bekerja dan tidak mau menerima pemberian para ulama lainnya. Penolakan tersebut demi menjaga harga diri dan menjaga kehormatan ulama, agar tidak direndahkan.
Abu Ja’far pernah mencoba memaksanya menjadi qadli. Ia memenjarakan dan menyambukinya sepuluh kali setiap hari, supaya ia mau menerima jabatan tersebut. Akan tetapi Abu Hanifah tetap menolak dan meninggal didalam penjara  Baghdad pada tahun 150 H.
16.  Imam Malik bin Annas
Nama lengkapnya ialah Abdullah Malik bin Anas bin Amir bin Amru bin Al Harits. Beliau salah seorang pendiri madzhab empat yang kedua yang disebut madzhab Imam Malik. Beliau dilahirkan di Madinah 96 H/712M. dalam satu riwayat, beliau dalam kandungan sang ibunya selama 3 tahun dan dilahirkan dalam keluarga dan masyarakat yang banyak mengenal hadits. Beliau telah hafal Alqur’an sejak usia kanak-kanak. Daiantara guru-gurunya Abdurrahman bin Hurmuz dan Ibnu Syihab Az-Zuhri dan diantara murid-muridnya ialah Al-Ausai, Sufyan Ats-Sauri, Sufyan bin Uyainah, Ibnu Mubarak, Imam Syafi’i dan lain-lain.
Diantara karyanya Al-Muwatha’, disusun dalam rangka memenuhi permintaan Al-Mansur untuk menjadi pegangan seluruh lapisan masyarakat dibawah kekuasaannya. Beliau himpun 100.000 hadits dari lebih 1.000 ahli hadits selama 40 tahun dan dipresentasikan 70 ulama ahli fiqh di Madinahdan diakuinya.[11] Sebagian ulama berpendapat bahwa buku induk hadits ada tujuh yaitu enam ditambah Al-Muwatha’ atau Ad-Darimi menurut sebagian pendapat. Ibnu Hazm berkata: Al-Muwatha’ adalah sebuah kitab fiqh dan hadits dan aku tidak melihat perbandingannya. Kualitas hadits didalamnya tidak seluruhnya shahih tetapi terdapat mersal, mu’dhal, munqothi’, mauquf, dan yang lain sesuai dengan perkembangan pembukuan hadits. Imam Malik bin Anas  meninggal pada tahun 179 H/798 M di Madinah.
17.  Imam Syafi’i
Nama lengkapnya adalah Muhammad bin Idris bin al-Abbas bin Utsman bin Syafi’i. Ia berasal dari kabilah Quraisyi bani muthalib, berjuluk Abu Abdullah , sedangkan ibunya dari Azidi. Beliau dilahirkan di Ghuzzah tahun 150 H. Kemudian ia dibawa ke Makkah, sesudah ia disapih. Beliau sudah hafal 30 juz dalam usia 7 tahun.
Imam Syafi’i menceritakan hadits dari Imam Malik binAnas. Pada usia 13 tahun ia sudah hafal al-muwattha’ dalam tempo beberapa hari saja dan mengukuhkannya dihadapan Imam Malik secara langsung. Bidang fiqh juga ia tekuni, ia belajar dari Muslim bin Khalid Zanji yang memberinya izin berfatwa sebelum umur 20 tahun. Beliau selanjutnya diangkat menjadi hakim di Najran, Yaman. Banyak yang memfitnah dan mengadukannya kepada ar-Rasyid.  Didepan khalifah, Muhammad bin al-Hasan bertukar pikiran dengan iman Syafi’i dan mengetahui posisinya, lalu membebaskannya dari tuduhan tak berdasar itu. Kemudian ia kembali ke Makkah.. beliau ke Irak untuk kedua kalinya dan bertemu dengan Imam Ahmad bin Hanbal, sesudah itu ia mondar-mandir antara Makkah dan Baghdad hingga masa pengembaraannya berakhir di Mesir pada tahun 199 H. Disana pula ia wafat pada tahun 204 H pada usia 54 tahun.
Karya–karya beliau meliputi bidang tafsir, hadits, fiqh dan sastra. Tetapi yang paling terkenal adalah kitab Ar-Risalah tentang Ushul Fiqh, yang ditulisnya untuk memenuhi keinginan Abdurrahmab bin Mahdi. Karya lainnya yaitu kitab Al-Umm yang berisi masalah pokok-pokok agama. Dari kitab tersebut dan juga kitab Al-Mabsuth yang juga karangan Imam Syafi’i, Ibn Amr Muhammad bin Ja’far Naisaburi mendapatkan hadits-hadits musnadnya. Sebagian ulama menduga bahwa Imam Syafi’i memiliki Musnad tersendiri dalam hadits. Ibn al-Atsir yang wafat pada tahun 606 H menulis syarah atas Musnad tersebut.
Orang-orang yang meriwayatkan hadits dari Imam Syafi’i antara lain: Imam Ahmad bin Hanbal, Abu Ubaid Qassim bin Sallam, abdullah bin Zubair Hamaidi, abu Tsaur ibrahim bin Khalid Baghdadi, yusuf bin Yahya Buwaithi, Harmalah bin Yahya dan Hasan bin Muhammad Za’farani.
18.  Imam Hanbali
Nama lengkap beliau Abu Abdullah Ahmad bin Hanbal bin Hilal Al-Syaibani. Beliau dilahirkan di Baghdad tahun 164 H/780 M. beliau lebih banyak mencari ilmu di Baghdad kemudian mengembara ke berbagai kota untuk menuntut ilmu fiqh dan hadits seperti ke Syam, Hijaz, Yaman sehingga banyak pengetahuannyatenteng atsar sahabat dan tabi’in. beliau memiliki sifat wara’, dhabith,  yang sempurna. Abu Zuhrah berkomentar tentang hafalan beliau, bahwa Imam Ahmad hafal 100.0000 hadits, oleh karena itu beliau dipanggil sebagai Amir Al-Mukminin Fi Al-Hadits.[12]
Diantara guru-gurunya ialah Sufyan bin Uyainah, Asy-Syafi’i, Yahya bin Said Qathan. Sedang para ulama meriwayatkan hadits darinya  seperti Imam Bukhori, Muslim, Abu Dawud, dan lain-lain.
Pada masa Al-Mu’tasim beliau dipenjara 28 bulan atas perintah khalifah karena tidak mau mengatakan bahwa Alqur’an makhluk yang merupakan kenyakinan mu’tazilah yang sedang jaya pada masa itu. Ketika pada masa khalifah Al-Mutawakkil ia dikeluarkan dari penjara sekitar tahun 220 H dan mendapat keistimewaan dari masyarakat  sehingga mendapat julukan Tempat Raja Berunding.
Banyak karya beliau diantaranya Al-Ilal, As Zuhd, At Tafsir, An Nasikh wa Al Mansukh. Karya yang besar dan populer ialah Musnad Imam Ahmad yang berisikan 30000 buah hadits dan 10000 hadits secara berulang-ulang. Beliau tulis sejak usia 16 tahun tetapi belum sempat menyeleksi hadits yang shohih dengan yang tidak sebab beliau meninggal dunia pada tahun 241 H/855 M di Baghdad dalam usia 77 tahun. Kemudian diterbitkan oleh puteranya abdullah bin Ahmad bin Hanbal dan kemudian ditrbitkan secara alphabet kitab Mu’jam oleh al-Hafizh Abu Bakar Muhammad bin Abdullah Al-Maqdisi.
19.  Imam Bukhori
Nama lengkapnya ialah  Abu Abdullah Muhammad bin Ismail bin Ibrahim bin Bardizhah Al-Yafi’I Al-Bukhori. Beliau dilahirkan pada hari jum’at 13 syawal 194H/810 M disebuah kota bernama Bukhara.[13] Pada waktu remajanya ia bermukin di Madinah dan menyusun kitab Tarikh Al-Kabir. Beliau mempelajari hadits dari gurunya diberbagai daerah seperti Khurasan, Irak, Mesir, Mekkah, Asqalan dan Syam. Dia seorang yang sangat kuat daya hafalannya, sebagian riwayat menjelaskan bahwa diantara kecerdasan beliau sekali melihat dapat mengingat atau menghafal dengan sempurna. Beliau seorang yang zahid, wara’, pemberani, pemurah, dan sebagai mujtahid dalam fiqh.
Beliau mulai belajar hadits sejak usia dibawah 10 tahun dan mendengarnya lebih dari 1000 orang guru. Beliau hafal sebanyak 100.000 buah hadits shohih dan 200.000 buah hadit yang tidak shohih. Diantaranya yang shahih dimasukkan kedalam kitabnya dan beliaulah pertama kali menghimpun hadits shahih kedalam sebuah buku yang diberi nama  Al-Jami’ Ash-Shahih li Al-Bukhari. Buku ini ditulis selama 16 tahun yang beliau dengar lebih dari 70.000 rowi melelui penelitian yang tekun dan berhati-hati kemudian diajukan kedepan para gurunya  diantaranya Imam Ahmad, Yahya bin Ma’in, Ali Al-Madini. Buku hadits ini menurut sebagian ulama berisikan 7397 hadits shahih dimasukkan hadits yang berulang-ulang atau 2067 hadits hadits shahih tanpa berulang-ulang.
Kitab Al-Jami’ ini diberikan banyak syarah oleh para ulama, dalam kitab Kasyf Azh-Zhunun disebutkan mencapai 82 kitab syarah yang paling menonjol adalah Ibnu Hajar Al-Asqolani yang diberi nama Fath Al-Bari. Banyak sekali tulisan dari Imam Bukhari selain Al-Jami’ seperti tiga kitab At-Tarikh yaitu al-Kabir, Al Awsath dan Ash-Ashghor, Kitab Al-Kuna’, kitab Al-Wuhdan, dan kitab Al-Adab Al-Mufrad.
Diantara kelebihan daya ingat dan kecerdasan Imam Bukhari mampu mengembalikan dan menerapkan kembali 100 pasang sanad hadits pada matan yang sengaja diacak oleh 10 ulama Baghdad dalam rangka menguji kapabilitas daya ingat dan intelektual Al-Bukhari dalam periwayatan hadits. Semua itu dapat dijawab oleh Bukhari dengan lugas dan dikembalikan sesuai dengan proporsinya semula.
Para ulama yang mengambil hadits darinya banyak sekali diantaranya yang populer adalah At-Thurmudzi, Muslim, An-Nasai, Ibrahim bin Ishaq Al-Hurri, Muhammad bn Ahmad Ad-Daulabi. Beliau meninggalpada 1 syawal 256 h/ 31 agustus 870 mpada hari jum’at malam sabtu malam hari Raya Idul Fitri dalam usia 62 tahun kurang 13 hari di Samarkand.
20.  Imam Muslim
Nama lengkapnya adalah Abu Husain Muslim bin Al-hajjaj Al-Quraisyi An-Nasaibury. Beliau dilahirkan di Nisabur pada tahun 204 H/820 M yaitu kota kecil yang terletak dinegara Iran. Beliau salah seorang ahli hadits yang terkemuka dan murid dari imam Bukhari. Sejak kecil beliau belajar hadits kebeberapa guru diberbagai negara seperti ke Hijaz, Syam, Irak dan Mesir. An-Nawawi berkata: Imam Muslim seorang yang sangat berhati-hati, teguh pendirian, wara’ dan teguh makrifah.
Diantara buku hadits yang beliau tulis adalah shahih Muslim yang berisikan 4.000 hadits yang merupakan hasil penyeleksian dari 12.000 hadits yang dihitung secara berulang, atau pendapat lain sebanyak 7.275 hadits secara terulang-ulang. Buku itu disusun selama 12 tahun. Shahih Muslim dan Bukhari, keduanya kitab yang paling shshih setelah Alqur’an, para ulama menerimanya secara aklamasi dan mayoritas mereka menilai Al-Bukhari lebih shahih, tetapi shahih Muslim lebih indah sistematika penulisannya. Imam Muslim berkata: seandainya ahli hadits menulis hadits selama 200 tahun, maka intinya pada kitab shahih-nya.
Menurut penelitian para ulama, persyaratan yang ditetapkan Muslim dalam kitabnya pada dasarnya sama dengan penetapan Bukhari. Perseratannya yaitu
a.       Hadits itu harus bersambung sanadnya
b.      Hadits diriwayatkan oleh seoarang kepercayaan dari generasi permulaan sampai akhir.
c.       Terhindar dari syadz dan illat[14]
Kitab-kitab lain yang ditulis oleh Muslim, diantaranya Al-Ilal, Awham Al-Muhdditsin, Man Laisa lahu illaRawin Wahid, Thabaqot At-Tabi’in, Al-mukhadramin, Al Musnad Al kabir ‘alaa asma’ Ar-Rijal dan Al-jami’ Al-kabir ‘ala Al-Abwab.
Banyak para ulama yang mengambil hadits dari padanya diantaranya At-thurmudzi, Abu Hatim Ar-Razi, Ahmad bin Salamah, Musa bin Harun, Yahya bin Sa’id, Muhammad bin Mukhallad, Abu Uwanah Ya’qub bin Ishaq Al-Isfarayini, Muhammad bin Abdul Wahab Farra’, Ali bin Al Husain. Beliau meninggal di Naisabur pada tahun 261 H/875 M dalam usia 55 tahun.
21.  Imam Abu Dawud
Nama lengkapnya yaitu Abu Dawud Sulaimanbin Al-Asyats bin Ishaq Al-sijistani. Sijistan suatu daerah yang terletak antara Iran dan Afganistan, tempat kelahiran beliau pada tahun 202 H /817 M. Sama halnya Bukhari dan Muslim beliau juga berkelana mencari ilmu dan berguru hadits dari beberapa ulama ilmu hadits. Diantarany ke Khurasan, Rayy, Harrat, Kuffah, Baghdad, Tarsus, Damaskus, Mesir dan Basrah. Beliau mengambil hadits dari Abdullah bin Maslamah Qa’nabi, Abu Walid Thayalisi, Abu Umara Hawdhi, Ibrahim bin Musa Farra’, Abu Bakar bin Aabu Syaibah, Ibnu Hanbali. Sedangkan haditsnya diriwayatkan oleh Thurmudzi, An-Nasa’I, Abu Awanah dan lain-lain.
Beliau menghabiskan waktunya di Tursus selama 20 tahun. Beliau seorang hafidz, lautan ilmu, terpercaya, dan memiliki keilmuan yang tinggi terutama dalam bidang hadits. Para ulama sangat menghormati kemampuan, kejujuran dan ketaqwaan beliau yang luar biasa. Abu Dawud juga tidak hanya seorang rawi, penghimpun dan penyusun hadits, tetapi jug sebagai seorang ahli hukum yang handal dan kritikus hdits yang baik.
Diantara karyanya Sunan Abi Dawud yang beliau hadapkan ke Imam Ahmad. Dengan bangga Imam Ahmad memujinya. Didalam teknik pembahasannya seperti fiqh yaitu banyak bicara tentang hukum dan tidak dibahas masalah kisah mau’izah. Buku ini berisikan 5.274 hadits mukarrar yang disaring dan diteliti sebanyak 500.000 hadits kemudian diseleksi lagi menjadi 4.800 hadits. Didalamnya terdapat hadits shahih, hasan dan dhaif. Beliau berkata: aku sebutkan yang shahih, yang serupa, yang mendekatinya. Hadits yang sangat lemah aku jelaskan. Kedudukannya dalam buku induk ilmu hadits menempati rangking pertama dalam empat kitab sunan dan mendekati dua kitab shahihayn.
Para ulama sepakat menetapkan bahwa beliau seoarng hafiz yang sempurna, pemilik ilmu yang melimpah, muhaddits yang terpercaya, wara’, dan memiliki pemahaman yang tajam baik dalam ilmu hadits maupun ilmu lainnya. Dalam sejarah hidupnya beliau bermukim di Bashrah dan mengajarkan hadits kepada umat islam disana sempai meninggal dunia. Beliau meninggal pada tanggal 16 syawal 275 H/889 M.
22.  Imam Thurmudzi
Nama lengkapnya Abu Ishaq Muhammad bn Isa bin Surah. Beliau dilahitkan di Thirmidz, sebuah kota kecil dipinggir utara sungai Amudaria sebelah utara Iran. Beliau lahir dikota tersebut pada bulah Dzulhijjah 200 H/824 M. beliau meninggal dikampung halamannya untuk mencari ilmu ke Khurasan, Irak dan Hijaz. Imam Bukhari sebagai salah satu gurunya baik dalam hadits maupun fiqh. Beliau banyak meriwayatkan hadits dari ulama hadits pada masanya, diantaranya Bukhari, Muslim, Isma’il bin Musa As-Sudi.
Buku-buku karya lainnya seperti Al-Ilal, Asy-Syamail, Asma’ Ash-Shahabah, Al Asma’ wa Al-Kuna’ dan lain-lain. Beliau meninggal dunia pada tahun 279 H/892 M buln Rajab di Thirmidz setelah sakit mata pada akhir hayatnya.
23.  Imam An-Nasai
Nama lengkapnya Ahmad bin Syu’aib bin Ali bin Sinan Al-Khurasani An-Nasa’I Abu Abdurrahman. Beliau diahirkan dikota Nasa’ suatu kota masuk wilayah Khurasan pada tahun 215 H. beliau mengembara keberbagai kota untuk mencari hadits, antara lain ke Khurasan, Hijaz, Irak dan Mesir kemudian menetap di Mesir. Beliau juga seorang yang faqih bermadzab Syafi’I ahli ibadah. Setelah melaksanakan ibadah haji ia menetap di Makkah sampai menghadap kehadirat Illahi pada tahun 303 H/915 M. beliau meninggal di Ramalah dan dimakamkan di Baitul Maqdis.[15]
Cukup banayk karangan beliau sekitar 15 buku, yang paling populer adalah As-Sunan yang disusun seperti bab fiqh. Dadalamnya tidak ada seorang rawi yang disepakati kritikus untuk ditinggalkan. Dari segi kualitas haditsnya terdapat hadits shahih, hasan dan dhaif. Beliau beri nama kitab itu dengan Sunan Al-Kubra, kemudian diajukan kepada seorang amir di Ramalah, kemudian beliau ditanya: “Apakah semua hadits didalamnya shahih? Beliau menjawab: “didalamya ada shahih, hasan dan dhaif dan yang mendekatinya”. “tuliskan yang shahih saja dari padanya” sahut amir. Maka beliau menyaring dari kitab itu hadist-hadits shahih saja yang kemudian Sunan As-Sughra dan diberi nama Al-Mujtaba min As-Sunan yaitulah yang sampai ketangan kita. Para ahli hadits banyak yang berpedoman periwayatan dari An-Nasa’I, ia bagian dari kitab induk enam yang sedikit ke-dhaifannya dan seimbang atau dekat dengan sunan Abi Dawud kitab kedua dari empat sunan.

24.  Imam Ibnu Majah
Nama lengkapnya adalah Abu Abdullah Muhammad bi Yazid Al-Qazwini. Lahir di Qazwin salah satu kota di Iran pada tahun 207 H/824 M. Beliau belajar hadits diberbagai kota diantaranya Irak, Hjaz, Mesira dan Syam. Banyak karyanya dalam tafsir, hadits dan tarikh. Diantara karyanya yang populer adalah Sunan Ibnu Majah yang disusun seperti fiqh. Jumlah haditsnya sebanyak 4341 hadits.[16] 3.002 hadits diantaranya diriwyatkn oleh Ashab Al-Khamsah dan 1.339 hadits diriwayatkan oleh Ibnu Majah. Didalamnya terdapat hadits yang shahih, hasan dan dhaif dan wahi. Oleh karenanya para ulama sebelum abad 6 belum memesukkannya kedalam buku induk hadits yang enam kemudian dimasukkannya setingkat dengan Al-Muwattha’ karya Imam Malik. Para ulama mendahulukan Sunan Ibnu Majah dari pada Al-Muwattha’ dalam gabungan buku induk hadits tersebut, karena didalamnya terdapat beberapa hadits yang tidak didapati dalam kitan lima, dan didapatkan lebih banyak dari Al-Muwattha’, bukan berarti ia lebih unggul dari Al-Muwattha’. Beliau meninngal dunia pada tanggal 22 Ramadhan 273 H.
25.  Ibnu Hajar Al-Asqolani
Nama sebenarnya Syihabuddin Abul Fadhl Ahmad bin Ali bin Muhammad bin Muhammad bin Ali bin Mahmud bin Hajar, al Kinani, al ‘Asqalani, asy Syafi’i, al Mishri. Kemudian dikenal dengan nama Ibnu Hajar, dan gelarnya “al Hafizh”. Adapun penyebutan ‘Asqalani adalah nisbat kepada ‘Asqalan’, sebuah kota yang masuk dalam wilayah Palestina, dekat Ghuzzah.
Beliau lahir di Mesir pada bulan Sya’ban 773 H, namun tanggal kelahirannya diperselisihkan. Beliau tumbuh di sana dan termasuk anak yatim piatu, karena ibunya wafat ketika beliau masih bayi, kemudian bapaknya menyusul wafat ketika beliau masih kanak-kanak berumur empat tahun. Ketika wafat, bapaknya berwasiat kepada dua orang ‘alim untuk mengasuh Ibnu Hajar yang masih bocah itu.Dua orang itu ialah Zakiyuddin al Kharrubi dan Syamsuddin Ibnul Qaththan al Mishri.
Di antara karya beliau yang terkenal ialah: Fathul Baari Syarh Shahih Bukhari, Bulughul Marom min Adillatil Ahkam, al Ishabah fi Tamyizish Shahabah, Tahdzibut Tahdzib, ad Durarul Kaminah, Taghliqut Ta’liq, Inbaul Ghumr bi Anbail Umr dan lain-lain. Bahkan menurut muridnya, yaitu Imam asy-Syakhawi, karya beliau mencapai lebih dari 270 kitab.Sebagian peneliti pada zaman ini menghitungnya, dan mendapatkan sampai 282 kitab.Kebanyakan berkaitan dengan pembahasan hadits, secara riwayat dan dirayat (kajian).[17]
Ibnu Hajar wafat pada tanggal 28 Dzulhijjah 852 H di Mesir, setelah kehidupannya dipenuhi dengan ilmu yang bermanfaat dan amal shalih, menurut sangkaan kami, dan kami tidak memuji di hadapan Allah terhadap seorangpun.Beliau dikuburkan di Qarafah ash-Shugra.Semoga Allah merahmati beliau dengan rahmat yang luas, memaafkan dan mengampuninya dengan karunia dan kemurahan-Nya.
26.  Imam As-Syuyuti
Nama lengkapnya adalah Abdurrahman bin Abi Bakar bin Muhammad bin Saabiquddien bin al-Fakhr Utsman bin Nashiruddien Muhammad bin Saifuddin Khadhari bin Najmuddien Abi ash-Shalaah Ayub ibn Nashiruddien Muhammad bin asy-Syaich Hammamuddien al-Hamman al-Khadlari al-Asyuuthi. Lahir ba’da Maghrib, hari Ahad malam, bulan Rajab tahun 849 Hijriyah, yakni enam tahun sebelum bapaknya wafat. Jalaluddien as-Suyuthi berasal dari lingkungan cendekiawan sejak kecilnya.Bapaknya berusaha mengarahkannya ke arah kelurusan dan keshalihan.Adalah beliau hafal al-Qur’an di usianya yang sangat dini dan selalu diikutkan bapaknya di berbagai majlis ilmu dan berbagai majlis qadhinya. ia bepergian jauh sekedar untuk mencari ilmu dan riwayat hadits, hingga ke negeri Maghribi (Tanjung Harapan, sebelah ujuh barat pulau Afrika), ke Yaman, India, Syam Mahallah (di Mesir Barat), Diimath (sebuah kota di tepi sungai Nil, Mesir), dan Fayyum (Mesir) serta negeri-negeri Islam lainnya. Telah menunaikan ibadah Hajji dan telah minum air Zam-zam dengan harapan supaya dapat seperti Syaich al-Balqini dalam menguasi ilmu Fiqih serta dapat seperti Ibnu Hajar dalam menguasai ilmu Hadits.
Imam as-Suyuthi rahimahullah wafat pada hari Jum’at, malam tanggal 19 Jumadal Ula tahun 911 H. Sebelumnya beliau menderita sakit selama tujuh hari dan akhirnya wafat dalam umur 61 tahun. Dikuburkan di pemakaman Qaushuun atau Qaisun di Cairo.
27.  Imam Baehaqi
Nama lengkapnya adalah Imam Al-Hafith Al-Mutaqin Abu Bakr Ahmed ibn Al-Hussein ibn Ali ibn Musa Al Khusrujardi Al-Baihaqi, adalah seorang ulama besar dari Khurasan (desa kecil di pinggiran kota Baihaq). Masa pendidikannya dijalani bersama sejumlah ulama terkenal dari berbagai negara, di antaranya Iman Abul Hassan Muhammed ibn Al-Hussein Al Alawi, Abu Tahir Al-Ziyadi, Abu Abdullah Al-Hakim, penulis kitab “Al Mustadrik of Sahih Muslim and Sahih Al-Bukhari”, Abu Abdur-Rahman Al-Sulami, Abu Bakr ibn Furik, Abu Ali Al-Ruthabari of Khusran, Halal ibn Muhammed Al-Hafaar, dan Ibn Busran.
Imam Baihaqi juga mengumpulkan Hadits-hadits dari beragam sumber terpercaya.Pemimpin Islam memintanya pindah dari Nihiya ke Naisabor untuk tujuan mendengarkan penjelasannya langsung dan mengadakan bedah buku.Maka di tahun 441, para pemimpin Islam itu membentuk sebuah majelis guna mendengarkan penjelasan mengenai buku ‘Al Ma’rifa’.Banyak imam terkemuka turut hadir.[18] Di antara larya-karya Baihaqi, Kitab as-Sunnan al-Kubra yang terbit di Hyderabat, India, 10 jilid tahun 1344-1355, menjadi karya paling terkenal.Buku ini pernah mendapat penghargaan tertinggi. Dalam karya tersebut ada catatan-catatan yang selalu ditambahkan mengenai nilai-nilai atau hal lainnya, seperti hadits-hadits dan para ahli hadits.Selain itu, setiap jilid cetakan Hyderabat itu memuat indeks yang berharga mengenai tokoh-tokoh dari tiga generasi pertama ahli-ahli hadits yang dijumpai dengan disertai petunjuk periwayatannya. Imam terkemuka ini meninggal dunia di Nisabur, Iran, tanggal 10 Jumadilawal 458 H (9 April 1066).






DAFTAR PUSTAKA

Siddieqy, T M Hasbi Ash., Pengantar Ilmu Hadis, Jakarta: Bulan Bintang, 1987
_________, Sejarah dan Pengantar Ilmu Hadis, Jakarta: Bulan Bintang, 1980
_________, Pokok-pokok Ilmu Dirayah Hadits, Jakarta: Bulan Bintang, 1958
As-Shalih, Subhi., Membahas Ilmu-ilmu Hadis, Jakarta: Pustaka Firdaus, 1995
Hasan, A Qadir., Ilmu Mushthalahah Hadits, Bandung: Diponegoro, 2007
Suparta, Munzier., Ilmu Hadis, Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2010
Sugiyono, dkk., Qur’an dan Hadis, Sragen: Akik Pustaka, 2010




[1]               Subhi As-Shalih, Membahas Ilmu-ilmu hadis, (Jakarta: Pustaka Firdaus, cet. II, 1995) hlm. 315
[2]               Sugiyono, Mukaram Faisal Rasidin, Hadis, (Yogyakarta: Rakesarin, 2010), hlm. 213
[3]               Subhi As-Shalih, Membahas Ilmu-ilmu hadis, (Jakarta: Pustaka Firdaus, cet. II, 1995),  hlm. 317

[4]               A Qadir Hasan, Ilmu Mushthalahah Hadits, (Bandung: Diponegoro, 2007) hlm. 433
[5]               Munzier Suparta, Ilmu Hadis, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, cet. Vl 2010), hlm232
[6]               Subhi As-Shalih, Membahas Ilmu-ilmu hadis, hlm 321
[7]               Ibid., hlm 324
[8]               Ibid., hlm 325
[9]               Hasbi Ash-Siddieqy, Pengantar Ilmu Hadis, (Jakarta: Bulan Bintang, 1987)
[10]             Ibid., hlm 334
[11]             Hasbi Ash-Siddieqy, Pengantar Ilmu Hadis., hlm 339
[12]             Ibid., hlm 346
[13]             Subhi As-Shalih, Membahas Ilmu-ilmu hadis, hlm 257
[14]             Ibid., hlm 259
[15]             Ibid., hlm 263
[16]             Ibid., hlm 264
[17]             Hasbi Ash-Siddieqy, Pokok-pokok Ilmu Dirayah Hadits, (Jakarta: Bulan Bintang, 1958)
[18]             A Qadir Hasan, Ilmu Mushthalahah Hadits, hlm 437
ADSENSE HERE!

No comments:

Post a Comment

Copyright © Blog Rujak : Kumpulan Makalah Online Lengkap. All rights reserved. Template by CB. Theme Framework: Responsive Design