ADSENSE HERE!
A. Kemajuan di
pelbagai bidang pada masa Dinasti Ayyubiyah
Ketika
Dinasti Al Ayyubiyah berdiri kebudayaan dan peradaban Islam telah mengalami
kemajuan di berbagai bidang. Adapun kemajuan-kemajuan yang dicapai pada masa
Dinasti Al Ayyubiyah adalah sebagai berikut :
1.
Kemajuan di bidang Pendidikan
Meskipun Salahuddin terlibat aktif dalam
Perang Salib, bukan berarti ia dan penerusnya mengabaikan bidang pendidikan.
Mereka masih sempat memikirkan dan memajukan pendidikan di negerinya.
Salahuddin tidak hanya dikenal sebagai pahlawan dalam peperangan tetapi juga
dikenal sebagai pelindung para sarjana
dan ilmuwan serta penyokong kajian ilmu kalam. Untuk mengganti paham Syiah
dengan paham Suni, Salahuddin melakukannya melalui pendidikan.
Pada masa Salahuddin, Syria menjadi kota pendidikan yang besar. Ibnu
Jubair yang mengunjungi Damascus pada tahun 1184 M, mendapati sekitar 20 Madrasah dan 2 rumah sakit bebas
beaya di kota ini. Kemudian
Salahuddin memperkenalkan sekolah model Madrasah ini ke Mesir, Yerussalem dan Hejaz. Salah satu
Akademi terkemuka pada masa itu adalah Akademi Ash Shalahiyah di Kairo. Pada masa
Khalifah Al Adil, juga dibangun madrasah
dengan nama Al Adliyah di Damascus. Al Azhar yang semula mengajarkan
paham Syiah kemudian dijadikan tempat pengajaran paham Suni.
2. Kemajuan
di bidang Kesehatan.
Disamping mendirikan Madrasah, Salahuddin juga mendirikan 2 buah rumah sakit di Kairo. Bangunan rumah sakit itu dirancang
mengikuti model Rumah sakit Nuriyah di Damascus. Sebelumnya, Ibnu Thulun dan
Khalifah Kafur dari masa pemerintahan Iksidiyah telah mendirikan lembaga yang
sama yang berfungsi sebagai tempat pelayanan kesehatan masyarakat yang memungut
beaya.
3. Kemajuan di bidang
Arsitektur.
Salah satu peninggalan yang
menunjukkan kemajuan Arsitektur pada masa Dinasti Al Ayyubiyah adalah Benteng
Kairo yang dibangun pada tahun 1183 oleh salahuddin Al Ayyubi. Bahan
bangunan yang digunakan adalah batu-batu alam yang berbentuk balok, serupa
dengan batu balok yang dipakai bangunan Piramida. Konstruksi benteng ini mirip dengan pertahanan benteng-benteng
Normandia yang terdapat di Palestina.
4. Kemajuan di bidang pertanian, perdagangan dan pengetahuan.
Kemajuan di bidang ini dapat kita lihat
pada masa Al Kamil, sumbangan yang diberikan untuk dunia Islam pada masanya
adalah adanya irigasi dan majunya pertanian. Di samping itu, juga sudah ada
penandatanganan perjanjian dagang dengan
negara-negara Eropa.
Khalifah Al Kamil juga memiliki hasrat yang
besar untuk mempelajari Kristen, sehingga Gereja Koptik masih mengakuinya sebagai raja yang paling murah hati. Ketertarikannya
pada pelbagai ilmu pengetahuan dapat tergambar
dari panggilannya kepada seorang penyair sufi terbesar saat itu, yaitu
Umar bin Al farid.
B. Al Azhar : Pusat Pengembangan
Ilmu Pengetahuan dan Ilmu-ilmu Ke-Islaman
Kompleks Al-Azhar, pada mulanya masjid yang
didirikan tahun 970 pada awal Dinasti Fatimiah oleh
Jauhar as-Siqilli
Kemajuan ilmu pengetahuan,
kebudayaan dan peradaban yang dicapai pada masa Dinasti Al Ayyubiyah tidak
terlepas dari sebuah lembaga yang bernama Al Azhar. Dari lembaga inilah lahir
ulama-ulama dan ilmuwan-ilmuwan dengan berbagai hasil karyanya yang berguna
bagi kehidupan umat manusia
Al Azhar sekarang ini adalah nama sebuah
lembaga pendidikan dan keagamaan di Cairo, Mesir yang sangat
termasyhur di dunia Islam, mencakup sebuah masjid sebagai pusat kegiatan Islam
dan sebuah lembaga pendidikan pengemban misi dakwah. Saat ini mahasaiswa yang
studi di Al Azhar tidak hanya dari Mesir saja, tetapi juga mahasiswa asing yang
berasal dari Pakistan,
India,
Sudan,
Indonesia
dan negara lainnya. Saat ini diperkirakan jumlah mahasiswanya mencapai 50.000
orang.
Pada mulanya, Al Azhar adalah sebuah
masjid di kota Cairo ( Mesir ) yang
dibangun oleh Jauhar Ash Shiqili ( panglima perang Islam Dinasti Fathimiyah )
pada tahun 972 M . Jauhar yang menaklukkan Mesir pada tahun 971 M itu
diperintah membangun masjid tersebut
oleh Khalifah AL
Muiz Li Dinillah dari Dinasti Fathimiyah. Semula masjid itu dinamakan Jami’ Al Qahira sesuai nama kota tempat masjid ini
dibangun, Al qahiro atau Cairo.
Kemudian masjid ini dinamai Al Azhar karena dikaitkan dengan Az Zahra yang berasal dari nama /
julukan Fatimah Binti Muhammad SAW.
Selain sebagai pusat dakwah ajaran
Syiah, di Al Azhar juga diajarkan berbagai macam ilmu, seperti yang terkait
dengan bahasa yaitu ilmu Nahwu ( tata bahasa Arab ), Balaghoh, Mantik (logika) dan Sastra. Selain
itu juga diajarkan ilmu-ilmu agama, seperti ilmu Tauhid, Fiqh, Hadist, Tasawuf.
Akan tetapi pada tahun 378 H / 988 M
ketika Khalifah Al Aziz berkuasa, masjid Al Azhar dikembangkan fungsinya menjadi Universitas. Dengan
pengembangan tersebut, maka ilmu-ilmu yang dikembang di dalamnya semakin banyak. Ilmu ilmu itu sebagaian
menjadi nama Fakultas seperti : Syariah, Ushuluddin dan Bahasa. Demikian juga
diajarkan ilmu-ilmu lain, seperti : Kedokteran, Matematika, Filsafat, Sejarah
dan bahkan Pertanian.
Pada masa Dinasti Ayyubiyah berkuasa
atas Mesir, Masjid Al Azhar sempat tidak dipakai untuk sholat Jum’at hampir
satu abad lamanya ( 1171 – 1267 ). Alasannya adalah tidak diperkenankannya dua
sholat jum’at dalam satu kota menurut mazhab
Syafi’iyah. Selama itu sholat jum’at dilaksanakan di Masjid Al Hakim. Ketika Salahuddin berkuasa di Mesir, dakwah
ajaran Syiah dilarang dilakukan di
Masjid Al Azhar, sebaliknya yang diperbolehkan adalah dakwah ajaran Suni,
karena Salahuddin bermazhab Suni. Kemudian Masjid Al Azhar dipakai kembali
untuk sholat jum’at pada masa pemerintahan Sultan Baybar dari Dinasti Mamluk
berkuasa.
Pada masa Dinasti Ayyubiyah,
Al Azhar tidak banyak berperan. Alasannya cukup kuat, yaitu Dinasti Fathimiyah
mempropagandakan Mazhab Syiah, dimana Al Azhar sebagai media utamanya,
sedangkan Salahuddin Al Ayyubi dan seluruh penguasa Dinasti Ayyubiyah bermazhab
Suni. Tetapi pengembangan studi di Al Azhar masih tetap berjalan, walaupun
lebih banyak bergantung pada usaha
pribadi
Sebagai lembaga keagamaan
Al Azhar memiliki fungsi dan peran sebagai berikut :
1.
Sebagai pusat kegiatan Al
Muhtasib, yaitu jabatan agama yang
penting pada waktu Dinasti Fathimiyah.
2.
Sebagai tempat penyelengaraan
peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW tiap tangal 12 Robiul awal dan
peringatan Hari Asuro tiap tangal 10
Muharam.
3.
Sebagai tempat sidang
khalifah, sidang peradilan dan pertemuan para Qodli (hakim) pada hari-hari
tertentu untuk membahas suatu masalah.
4.
Sebagai tempat mencetak
ilmuwan dalam berbagai bidang ilmu
pengetahuan yang sanggup aktif dalam dakwah Islam.
5.
Sebagai tempat mencetak para ulama yang
beriman dan mempunyai keteguhan mental dan mempunyai ilmu yang
mendalam tentang aqidah, syari’at dan bahasa Al qur’an untuk disuplai ke
seluruh dunia Islam.
Perkembangan
al-Azhar ditandai dengan berbagai kemajuan dari masing-masing periode.
Perkembangan setelah Dinasti al-Ayyubiyah dilanjutkan oleh Dinasti Mameluk.
Pada masa ini memerintahkan kepada ulama supaya membukukan berbagai cabang ilmu
pengetahuan. Buku-buku tersebut ditulis dalam bentuk ensiklopedi dengan maksud
diperuntukkan mahasiswa yang ingin memperdalam pengetahuan.
Sebelum
tahun 1872, ijazah yang diberikan pada peserta didik tidak melalui ujian,
tetapi berdasarkan keputusan pribadi masing-masing guru. Perkembangan
selanjutnya pada masa kepemimpinan Syekh Muhammad Abbasi al-Mahdi al-Hanafi,
rektor al-Azhar ke-21 mulai ada pembaharuan yaitu ada ujian untuk mendapatkan
ijazah dengan diuji dalam bidang usul, fiqih, tauhid, hadits, tafsir, nahwu,
sharaf, ma’ani, bayan, badi’ dan mantic. Pada bulan Maret 1885 keluar peraturan
tentang tenaga pengajar di al-Azhar yaitu syarat sebagai tenaga pengajar telah
menyelesaikan buku-buku induk tersebut diatas.
Pada abad
20 ini al-Azhar mulai memperhatikan hasil-hasil yang telah dicapai dalam bidang
keislaman dan kearaban. Usaha-usaha untuk mengikuti perkembangan zaman adalah
dengan mengirimkan alumni yang dipandang mampu untuk belajar di Eropa dan
Amerika.
Sudah
biasakah kalian berprilaku seperti para tokoh Dinasti Ayyubiyah.
Dari penjelasan di atas maka
dapat diambil pelajaran bagi kita semua dalam kehidupan kita sehari-hari seperti pada saat ketika di madrasah ada
lomba antar kelas, maka kita harus ikut serta dalam lomba tersebut. Adapun
segala sesuatu yang berkitan hal-hal yang mendukung perlu kita adanya dukungan
dari semua pihak, tanpa membedakan jabatan.
Ketahuilah
!!
Universitas Al Azhar saat
ini merupakan salah satu pusat study para mahasiswa yang ingin memperdalam
ilmu agama Islam, banyak mahasiswa dari Indonesia yang dikirim ke sana untuk
melanjutkan study dengan bea siswa dari pemerintah. Apakah kamu tertarik untuk belajar di sana ?
|
RANGKUMAN
1.
Kemajuan
yang dicapai oleh Dinasti Al Ayyubiyah meliputi bidang kesehatan yang
ditandai dengan berdirinya sebuah Akademi yang bernama Akademi Ash
Shalahiyah, bidang kesehatan
yang ditandai dengan berdirinya rumah sakit, bidang arsitektur yang ditandai
dengan benteng Cairo, bidang pertanian dan perdagangan yang ditandai dengan
adanya perjanjian dagang dengan Negara-negara Eropa.
2.
Tercapainya
kemajuan pada masa Dinasti Al Ayyubiyah dilatar belakangi dengan adanya
perguruan tinggi Al Azhar yang dibangun oleh panglima perang Islam Jauhar As
Saqali pada masa Dinasti Fatimiyah pada tahun 972 M. Nama Al Azhar
dinisbahkan pada kata Az Zahra (sebutan putri Rosululloh yang bernama
Fatimah)
|
ADSENSE HERE!
No comments:
Post a Comment