ADSENSE HERE!
PEMBELAJARAN
PUASA, AMALIYAH RAMADHAN, DAN SHALAT ‘ID
A.
Konsep Puasa
Puasa
dikenal dengan sebutan “shiyam” atau “shaum” berasal dari bahasa Arab. Secara
lughawi shiyam atau shaum berarti berpantang atau menahan diri dari sesuatu.
Dalam pengertian syar’i, puasa digambarkan dalam al-Quran (surat al-Baqarah
ayat 187) sebagai “menahan hawa nafsu dari makan, minum dan hubungan seksual
dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari.
Dari
pengertian secara syara’ tersebut dapat ditarik makna bahwa puasa atau syiam
adalah suatu ibadah kepada Allah swt. Dengan syarat dan rukun tertentu dengan
jalan menahan diri dari makan, minum dan hubungan seksualdan lain-lain
perbuatan yang dapat merugikan atau mengurangi makna atau nilai dari pada
puasa, semenjak terbit fajar hingga terbenamnya matahari.[1]
·
Syarat puasa :
Syarat wajib puasa terdiri dari :
1. Berakal.
2. Baligh.
3. Kuat berpuasa.
4. Mengetahui masuknya
bulan ramadhan.
Syarat sah puasa sebagai berikut :
1. Islam.
2. Mumayyiz, ialah
orang yang dapat membedakan yang baik dan yang tidak baik.
3. Suci dari haid dan
nifas bagi orang perempuan.
4. Puasa pada hari yang
dibolehkan puasa.
· Rukun Puasa terdiri,
dari :
1. Puasa harus dengan
niat.
2. Menahan diri dari
segala yang membatalkan puasa, sejak terbit fajar hingga terbenamnya matahari.
· Hal-hal yang
membatalkan puasa :
1. Makan dan minum.
2. Muntah dengan
disengaja.
3. Melakukan hubungan
kelamin, mengeluarkan mania tau bermesraan hingga keluar mani, membatalkan
puasa.
4. Keluar darah haid
atau nifas
5. Gila
· Orang yang tidak
boleh berpuasa, yaitu :
1. Orang sakit yang
tidak kuat berpuasa, karena apabila ia berpuasa akan bertambah sakitnya, dan
kepadanya diperbolehkan berbuka dengan kewajiban mengqoda bila ia telah sembuh
pada waktu sesudah Ramadhan selesai.
2. Orang yang
berpergian jaug yang cukup melelahkan, demikian pula orang yang pergi ibadah
haji.
3. Orang yang lemah
fisiknya karena memang pembawaannya atau sudah tua, atau karena habis sakit
yang kekuatan fisiknya tidak normal kembali, mereka diperbolehkan membayar
fidyah (sedekah) setiap hari ¾ liter.
4. Wanita hamil atau
wanita menyusukkan anaknya yang khawatir akan .lemah atau mengganggu kesehatan
bayinya. Bagi keduanya boleh berbuka dan wajib qodho serta member makan fakir
miskin tiap-tiap hari ¾ liter.
· Hikmah Berpuasa
Adapun
hikmah/manfaat puasa itu antara lain :
1. Sebagai tanda syukur
atas nikmat dan karunia Allah swt. Yang diberikan kepada kita.
2. Penanaman iman dan
taqwa kepada Allah swt. Meskipun banyak makanan di siang hari, tidak akan
memakannya, karena kita yakin bahwa Allah swt. melihat kita.
3. Penanaman jiwa
social.
4. Membina sifat sabar
dan tawakal.
5. Mendapat dua
kegembiraan.
6. Menjaga kesehatan
jasmani dan rohani.
7. Melatih disiplin
waktu dan peraturan.
B. Konsep Amalan di
Bulan Ramadhan
Bulan
Ramadhan adalah bulan yang sangat mulia dan penuh berkah dan dapat dilipat
gandakan pahala amalan-amalannya. Pada waktu itulah pintu surga terbuka dan
pintu-pintu neraka ditutup.
Sabda
Rasulullah saw :
“Sesungguhnya
telah dating padamu bulan yang penuh berkah, dimana Allah mewajibkan kamu
berpuasa, disaat dibuka pintu-pintu surga, ditutup pintu-pintu neraka dan
dibelenggu syaitan-syaitan dan padanya dijumpai suatu malam yang dinilainya lebih
berharga dari seribu bulan. Maka barang siapa yang tidak berhasil beroleh
kebaikannya, sungguh tiadalah ia akan mendapatkan itu buat selama-lamanya.”
(HR.Ahmad, Nasai dan Baihaqi).
Dari
hadits tersebut jelaslah, bahwa beramal pada bulan Ramadhan akan sangat besar
pahalanya. Amalan-amalan yang utama dilakukan pada bulan Ramadhan antara lain:
1. Qiyamu Ramadhan
Salah satu bentuk
qiyam ramadhan adalah shalat tarawih dan shalat witir.
2. Tadarus Al-Quran
3. Bershadaqah kepada
fakir miskin, dan member makanan kepada orang yang berbuka.
4. Memperbanyak
istighfar (mohon ampun) dan do’a, khususnya pada Lailatul Qadar.
5. I’tikaf
Yaitu diam
(berhenti) dalam masjid dengan cara yang tertentu.
C. Konsep Shalat ‘ID
1) Shalat Idul Fitri
Hari
raya Idul Fitri adalah suatu hari dimana umat Islam kembali pada fitrahnya
setelah sebulan penuh menjalankan puasa ramadhan. Jadi yang dimaksud shalat
idul fitri adalah shalat sunat yang dilakukan pada hari raya setelah sebulan
penuh menjalankan puasa ramdhan.
· Waktu Shalat Idul
Fitri :
Shalat
idul fitri dilaksanakan pada hari raya idul Fitri, yakni bertepatan pada
tanggal 1 syawal setelah selesai menjalankan ibadah puasa ramadhan. Dimulainya
shalat Idul Fitri dari terbit matahari sampai tergelincir (siang hari) sebelum
masuk waktu dhuhur.
· Tata Cara
Pelaksanaan shalat Idul Fitri
Shalat Idul Fitri
dapat dikerjakan di tanah lapang ataupun di masjid. Sebelum mengerjakan sholat,
terlebih dahulu kita harus suci dari hadas kecil dan najis serta berwudhu,
selain itu kita harus menutup aurat dan memakai pakaian yang suci, bersih dan
bagus.
2) Shalat Idul Adha
Shalat Idul Adha
hukumnya sunnah muakkad dan disunahkan lebih siang (dilambatkan) untuk member
kesempatan berkumpulnya jamaah.
· Waktu Shalat :
Waktu
shalat Idul Adha dilaksanakan oleh umat Islam pada tanggal 10 Dzulhijah yakni,
bertepatan dengan rangkaian kegiatan haji ditanah suci Mekkah.
Umat Islam
berkesempatan untuk menyembelih binatang kurban, disamping itu karena sebelum
shalat Idul Adha umat Islam masih dalam keadaan tidak makan terlebih dahulu
berbeda dengan Idul Fitri yang dianjurkan makan terlebih dahulu. Adapun
pelaksanaan penyembelihannya sampai 13 Dzulhijah (hari tasyrik).
· Keutamaan Shalat Id
:
1. Shalat Id merupakan
syiar agama Islam.
2. Orang yang
menghidupkan hari raya Allah tidak akan mematikan hatinya.
3. Ketika akan pergi
shalat id disunatkan utuk mandi dan memakai harum-haruman dan mengenakan
pakaian terbaik.
4. Sebelum berangkat
shalat Idul Fitri disunatkan makan terlebih dahulu.
5. Orang yang pergi
menunaikan shalat hendaknya menempuh jalan yang berbeda antara pergi dan
pulangnya.
6. Shalat hari raya
dilaksanakan tanpa adzan dan iqamah.
7. Pada waktu shalat
untuk rakaat pertama setelah takbiratul ihram sebelum membaca fatihah
disunatkan membaca takbir sebanyak tujuh kali, sedangkan pada rakaat kedua itu
lima kali.
D. Pembelajaran Puasa
1. Metode Ceramah
Metode
ceramah berguna untuk menyampaikan informasi atau gagasan, tetapi tidak efektif
untuk mengajarkan gerakan. Agar lebih efektif, langkah-langkah yang dapat
digunakan untuk meningkatkan ceramah antara lain :
1)
Buatlah ceramah menjadi bermakna. Artinya
informasi yang disampaikan dapat memenuhi sebanyak mungkin harapan akan
pengetahuan siswa.
2)
Perhatikan prinsip keseluruhan dan
parsial. Dalam ceramah harus menentukan apakah materi yang dibahas itu harus
disampaikan seluruhnya dalam satu waktu atau menyampaikannya bertahap sesuai
dengan jam pelajaran dan kemampuan siswa.
3)
Atur sistemtika penyampaian dengan baik.
4)
Pengulangan dan simpulan.
5)
Gunakan media sebagai alat bantu.
6)
Jangan terlalu lama.
7)
Gunakan metode pembelajaran lain sebagai
selingan dan sebagai alat bantu untuk mengetahui efektifitas ceramah.
2. Metode Tanya Jawab
Menurut E. Mulyasa
dalam bukunya Lukman Zain, rambu-rambu pertanyaan yang baik itu meliputi :
1)
Memberi acauan pertanyaan kepada siswa.
Bentuk pertanyaan ini diberikan dengan terlebih dahulu menyampaikan
materi-materi yang akan ditanyakan.
2)
Pusatkan pertanyaan untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
3)
Pertanyaan-pertanyaan yang akan diberikan
harus dapat menuntun dan membimbing siswa ke arah jawaban yang benar.
4)
Guru harus melacak jawaban siswa.
PEMBELAJARAN PUASA, AMALIYAH RAMADHAN, DAN SHALAT ‘ID
3. Teknik Talking Stick
Teknik
ini sebenarnya hanya teknik bertanya biasa, namun agar menjadi lebih menarik,
guru dapat menggunakan tongkat untuk memilih siswa untuk menjawab.
Teknik
talking stick dapat digunakan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut
:
1) Siapkan sebuah
tongkat untuk dibawa mengajar.
2)
Sampaikan materi pokok yang akan
dipelajari, kemudian memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan mempelajari
materi puasa dari bahan ajar.
3)
Setelah mereka selesai membaca dan
mempelajari materi puasa ramadhan, siswa diminta untuk menutup buku mereka.
4)
Guru mengambil tongkat yng telah
disiapkan dan berikan kepada salah seorang siswa.
5)
Berikan pertanyaan tentang puasa ramadhan
kepada siswa yang sedang mendapat giliran memegang tongkat dan minta untuk
menjawabnya.
6)
Berikan kembali pertanyaan, dan berikan
tongkat kepada lain.
7)
Simpulkan materi yang telah disampaikan
melalui pertanyaan-pertanyaan itu.
8)
Lakukan evaluasi.
4. Tumpukan Kartu
Seorang guru dapat
menggunakan teknik ini untuk mengajarkan ketentuan puasa dengan mengikuti
langkah-langkah sebagai berikut :
1)
Guru membagikan kartu kosong kepada para
siswa yang duduk berlima atau berenam per-meja (dalam satu kelompok).
2)
Mintalah setiap siswa menuliskan pertanyaan
mengenai berbagai ketentuan puasa ramadhan dan hikmahnya pada kartu tersebut.
3)
Mintalah salah seorang dari kelompok
tersebut berperan sebagai pembagi kartu.
4)
Selanjutnya, mintalah kepada siswa
pembagi kartu untuk mengocok kartu dan membagikannya ke seluruh anggota
kelompok secara tertelungkup.
5)
Mintalah secara bergiliran pada setiap
siswa untuk membaca salah satu pertanyaannya dari dalam kartu yang dipegangnya
di depan anggota kelompok.
6)
Pertanyaan-pertanyaan yang tidak bisa
dijawab kelompok diletakkan ditengah meja dan ditanyakan kepada seluruh siswa
dikelas pada akhir pertanyaan.
5. Pertanyaan Musikal
Guru
dapat menggunakan teknik ini dengan mengikuti cara-cara sebagai berikut :
1) Mintalah siswa
menulis pertanyaan mengenai ketentuan puasa ramadhan dan hikmahnya pada
selembar kertas kosong.
2) Mintalah kepada
semua siswa untuk berdiri dan membentuk sebuah lingkaran.
3) Sementara guru
memainkan musik, mintalah mereka mengedarkan kartu pertanyaan ke sekeliling
lingkaran.
4) Music berhenti.
Siswa yang memegang kartu membaca pertanyaan dan menjawabnya.
5) Mereka dapat meminta
siapa saja atau menggunakan apa saja di dalam ruangan untuk membantu menjawab.
6) Kemudian, putar
musik, berhenti. Setiap orang yang memegang kartu saat musik berhenti ia harus
membaca dan memberi pertanyaan.
7) Demikian seterusnya.
6.
Metode Kisah
Metode kisah ditekankan pada
setiap materi disebabkan dua hal. Pertama, anak-anak menyukai dongeng, dan
kedua, dongen sangat efektif mempengaruhi afeksi anak didik. Oleh karenanya,
guru perlu menguasai cara-cara berkisah dan mengetahui berbagai kisah yang
menggugah. Untuk membahas hikmah puasa, metode kisah nampaknya sangat relevan
untuk digunakan.
E. Pembelajaran Amalan
Ramadhan
1. Lingkaran Pertanyaan
Kentang Panas
Teknik ini merupakan pengembangan metode
Tanya jawab. Dalam prakteknya teknik ini mengharuskan siswa membentuk lingkaran
dan melempar-lempar bola atau sejenisnya seolah-olah sebuah kentang panas bila
dipegang. Guru dapat menggunakan metode ini dengan mengikuti langkah-langkah
berikut:
1) Mintalah siswa
berdiri dan membentuk lingkaran
2) Suruh salah seorang
untuk memulai permainan dengan bertanya
yang disertai dengan melempar-lemparkan bola dalam lingkaran. Pertanyaan siswa
harus diarahkan kepada tema amalan ramadhan dan menyangkut aspek pengetahuan
teoritis, gerakan maupun bacaan tertentu.
3) Orang yang menngkap
bola yang dilemparkan tadi harus menjawab pertanyaan yang diajukan.
4) Jika orang tersebut
tidak menjawab pertanyaan dengan segera, ia harus cepat – cepat melemparkan
bola itu layaknya sebutir kentang panas kepada orang lain dalam lingkaran
5) Bola terus beredar
sampai ada yang bisa menjaab pertanyaan yang diajukan
6) Orang yang dapat
menjawab pertanyaan itu dipersilahkan untuk mengajukan pertanyaan baru, dan
proses yang tadi dimulai lagi.
7) Guru dan siswa lain
membantu memperjelas pertanyaan dan jawabannya
8) Untuk variasi,
selain menggunakan bola, anda dapat menggunakan kentang subgguhan.
2. Tukar Menukar Pertanyaan Antar Tim
Teknik menukar pertanyaan antar tim dapat
dilakukan dengan mengikuti langkah – langkah sebagai berikut :
1) Bagilah siswa menjadi
2 kelompok
2) Mintalah setiap tim
untuk menyusun 10-20 pertanyaan mengenai amalan puasa untuk diberikan kepada
tim lain.
3) Tim-tim tersebut
bertukar pertanyaan, dan berlomba menyelesaikan soalnya
4) Tim pertama yang
berhasil menjawab semua pertanyaan dengan benar mendapat sebubgkus kuaci atau
hadiah yang lain.
5) Guru member umpan
balik, mengevaluasi dan membuat kesimpulan
3. Tanya Sahabatmu
Untuk
melakukannya ikuti langkah-langkah berikut :
1) Pada pertengahan atau
akhir ceramah guru, kelompokan siswa sehingga saling berpasangan
2) Mintalh
masing-masing pasangan untuk mengajukan beberapa pertanyaan mengenai
amalan-amalan ramadhan kepada pasangannya.
3) Jika kedua belah
pihak tidak dapat menjawab pertanyaan yang diajukan, mereka menanyakan
pertanyaan tersebut kepada seluruh kelompok pada akhir sesi pengajaran.
F. Pembelajaran Shalat
‘Id
1. Edarkan Topi
Teknik ini dilakukan dengan mengkuti
langkah-langkah sebagai berikut :
1) Mintalah setiap
orang untuk menuiskan pertanyaan mengenai shalat ‘id pada sebuah kartu dan
mintalah mereka untuk menaruhnya di dalam sebuah topi yang diedarkan
2) Mintalah seluruh
siswa untuk mengambil pertanyaan dari topi yang sudah diaduk. Mintalah untuk
membaca pertanyaan di depan kelas.
3) Persilahkan siswa
untuk menjawab. Orang yang dapat menjawab dengan benar mendapat nilai atau
hadiah.
4) Guru bisa ikut atau
membantu menjawab pada pertanyaan yang tidak bisa dijawab oleh siswa.
2. Question Student Have (pertanyaan siswa)
Untuk
mempraktekan teknik ini, seorang guru dapat mengikuti langkah-langkah berikut
ini:
1) Guru membagikan
potongan-potongan kertas (ukuran kartu pos) kepada siswa.
2) Mintalah kepada
setiap siswa untuk menuliskan satu pertanyaan yang berkaitan dengan materi
shalat ‘id, atau yang berhubungan dengannya (tidak perlu menuliskan nama atau
identitas).
3) Setelah semua
selesai membuat pertanyaan, mintalah masing-masing siswa untuk memberikan
pertanyaan itu kepada teman disamping kirinya. Dalam hal ini jika posisib duduk
siswa adalah lingkaran nantinya akan terjadi gerakan perputaran kertas searah
jarum jam.
4) Saat menerima kertas
dari teman sampingnya mintalah siswa untuk membaca pertanyaan tersebut. Jika
pertanyaan tersebut ingin diketahui jawabannya, beri tanda centang, jika tidak
berikan langsung kepada teman disamping kirinya.
5) Ketika kertas
pertanyaan tadi kembali kepada pemiliknya, mintalah siswa untuk menghitung
tanda centang yang ada pada kertasnya. Pertanyaan yang banyak terdapat tanda
centang mendapat giliran untuk dibacakan dan kemudian untuk dijawab guru.
6) Berilah respon pada
pertanyaan tersebut dengan ssalah satu respon dibawah ini :
-
Beri jawaban langsung secara singkat.
- Menunda jawaban
sampai waktu yang tepat atau sampai membahas topik tersebut.
7) Jika waktu cukup,
minta beberapa siswa untuk membacakan pertanyaan meski tidak mendapat tanda
centang banyak kemudian berikan jawaban.
3
Active Knowledge Sharing (Saling Tukar
Pikiran)
langkah-langkah di bawah
ini dapat digunakan guru untuk mengaktifan siswa dalam mempelajari materi
shalat ‘Id.
1) Buat pertanyaan yang
berkaitan dengan materi pelajaran. Pertanyaan tersebut berupa :
-
Definisi shalat ‘Id:
-
Cara-cara shalat ‘Id
-
Sunah-sunah hari raya, dll.
2)
Minta siswa untuk menjawab sebaik-baiknya
3) Minta siwa untuk
berkeliling mencari teman yang dapat membantu menjawab pertanyaan.
4) Minta siswa untuk
kembali ketempat duduk mereka, kemudian periksa jawaban mereka. Guru menjawab
pertanyaan yang tidak bisa dijawab oleh siswa.
4. Metode Silent
Demonstration.
Adapun langkah-langkahnya
meliputi:
1) Tentukan prosedur
dan langkah yang akan diajarkan siswa, dalam hal ini gerakan-gerakan shalat ‘id
secara tertib.
2) Mintalah siswa untuk
memperhatikan cara guru memperagakan. Lakukan dengan memberi pejelasan.
3) Bentuklah siswa
menjadi kelompok-kelompok kecil.
4) Minta beberapa siswa
menjelaskan apa yang dilakukan. Jika siswa masih kesulitan ulangi lagi
demonstrasinya.
5) Beri kesempatan
masing-masing kelompok mempraktekkan apa yang guru demonstrasikan.
6) Akhiri dengan
memberi tantangan pada siswa tata cara shalat ‘Id dengan tartib.
[1] Nur Syamsudin, Fiqh, (Jakarta: Direktorat Jend. Pendidikan Islam
Departemen Agama RI, 2009) hlm.11-12
ADSENSE HERE!
No comments:
Post a Comment