ADSENSE HERE!
STRATEGI PEMBELAJARAN EKSPOSITORI
A.
Pendahuluan
Proses pembelajaran dapat disebut sebagai aktivitas yang menekankan
kepada pemahaman bahwa perilaku manusia pada dasarnya merupakan keterkaitan
antara stimulus dan respon. Hal ini merupakan karakteristik dari aliran belajar
behavioristik. Sebagai implementasinya, peran guru sebagai pemberi
stimulus merupakan faktor yang sangat penting. Dari asumsi inilah muncul
berbagai konsep bagaimana hubungan stimulus-respon itu bisa berlangsung secara
efektif.
Strategi pembelajaran yang sesuai, tentunya dapat sedikit banyak
membantu terwujudnya hubungan stimulus-respon yang efektif.
Salah satu
strategi yang erat kaitannya dengan hal diatas adalah strategi pembelajaran
ekspositori(SPE). Strategi ini menekankan kepada proses bertutur. Materi
pelajaran sengaja diberikan secara langsung. Peran siswa dalam strategi ini
adalah menyimak untuk menguasai materi yang disampaikan oleh guru atau bisa
diasumsikan sebagai strategi pembelajaran yang berpusat pada guru (teacher
centered). Konsep, prinsip-prinsip dan hal-hal mengenai SPE akan dibahas
dalam makalah ini.
B.
Konsep dan Karakteristik Strategi Pembelajaran Ekspositori
Strategi
pembelajaran ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada
proses penyampaian materi secara verbal
dari seorang guru kepada sekelompok siswa dengan maksud agar siswa dapat
menguasai materi pelajaran secara optimal. Menurut Roy Killen, strategi
ekspositori merupakan strategi pembelajaran langsung (direct instruction).[1] Hal ini
dikarenakan SPE yang lebih didominasi oleh guru dalam memberikan materi
pelajaran, siswa tidak dituntut untuk menemukan materi pelajaran karena sudah
disediakan oleh guru.
Strategi ini
merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi pada guru (teacher
centered approach).[2] Oleh
karena dalam strategi ini guru memegang peran yang sangat dominan. Melalui
strategi ini, guru menyampaikan materi pelajaran secara terstruktur dengan
harapan materi yang disampaikan dapat dikuasai oleh siswa dengan baik. Fokus
strategi ini adalah kemampuan akademik siswa.
Selain hal
tersebut diatas, SPE juga memiliki beberapa karakteristik lain yakni,
1.
SPE
dilakukan dengan cara menyampaikan materi pelajaran secara verbal.[3] Artinya
bertutur secara lisan merupakan alat utama dalam melakukan strategi ini, oleh
karena itu metode yang tepat untuk menerapkan strategi ini adalah ceramah.
Kemampuan guru dalam bertutur sangat mempengaruhi keberhasilan SPE.
2.
Materi
yang disampaikan merupakan data atau fakta, prosedur-prosedur, konsep- konsep dasar
yang harus dihafal sehingga tidak menuntut siswa untuk berfikir ulang. Materi
baru diperlukan saat kegiatan pemecahan masalah.
3.
Tujuan
utamanya adalah penguasaan materi pelajaran itu sendiri.[4] Artinya,
setelah proses belajar selesai siswa diharapkan dapat memahaminya dengan benar
dengan cara dapat mengungkapkan kembali materi yang telah diuraikan.
C.
Prinsip-Prinsip Penggunaan Strategi Pembelajaran Ekspositori
Setiap
penggunaan strategi pembelajaran harus mengacu pada prinsip-prinsip
penggunaannya. Prinsip-prinsip tersebut merupakan prosedur yang harus ditaati
oleh pengguna agar dapat beroperasi dengan baik.
Berikut ini
adalah prinsip-prinsip SPE:
1.
Berorientasi
pada tujuan
Walaupun
penyampaian materi pada sebuah pembelajaran merupakan ciri utama sebuah
pembelajaran ekspositori melalui metode ceramah, namun tidak berarti proses
penyampaian materi tanpa tujuan pembelajaran. Karena tujuan pembelajaranlah
yang harus dipertimbangkan dalam penggunaan strategi ini.
Strategi
hendaknya dirumuskan terlebih dahulu secara jelas dan terukur. Seperti kriteria
pada umumnya, tujuan pembelajaran harus dirumuskan dalam bentuk tingkah laku
yang dapat diukur atau berorientasi pada kompetensi yang harus dicapai siswa.
2.
Prinsip
Komunikasi
Proses
pembelajaran dapat dikatakan sebagai proses komunikasi yang menunjuk pada
proses penyampaian dari seseorang (sumber) kepada seseorang atau sekelompok
orang(penerima). Dalam hal ini penyampaian tersebut adalah penyampaian materi
pelajaran yang telah diorganisir dan disusun sesuai dengan tujuan tertentu yang
ingin dicapai.
3.
Prinsip
Kesiapan
Agar siswa
dapat menerima materi pelajaran dengan baik, terlebih dahulu kita harus
memosisikan mereka dalam keadaan siap baik secara fisik maupun untuk menerima
pelajaran begitupun dengan guru.
Seperti yang
dikemukakan oleh Bruner bahwa setiap mata pelajaran dapat diajarkan dengan
efektif kepada anak sesuai tahap kesiapannya.[5]
4.
Prinsip
Berkelanjutan
Proses
pembelajaran ekspositori harus dapat mendorong siswa untuk mau mempelajari
materi pelajaran lebih lanjut. Pembelajaran bukan hanya berlangsung pada saat
itu, akan tetapi juga untuk waktu selanjutnya. Ekspositori yang berhasil
manakala melalui proses penyampaian dapat membawa siswa pada situasi
ketidakseimbangan (disequilibrium) sehingga mendorong mereka untuk
mencari dan menemukan atau menambah wawasan melalui proses belajar mandiri.[6]
D. Prosedur
Pelaksanaan Strategi Ekspositori
Sebelum
diuraikan tahapan penggunaan strategi ekspositori terlebih dahulu diuraikan
beberapa hal yang harus dipahami oleh setiap guru yang akan menggunakan
strategi ini.
1.
Rumuskan
Tujuan yang Ingin Dicapai
Merumuskan
tujuan merupakan langkah pertama yang harus dipersiapkan guru. Tujuan yang
ingin dicapai sebaiknya dirumuskan dalam bentuk perubahan tingkah laku yang
spesifik yang berorientasi pada hasil belajar. Tujuan yang spesifik, seperti
yang telah dijelaskan diatas, dapat memperjelas kepada arah yang ingin dicapai.
Dengan demikian, melalui tujuan yang jelas selain dapat membimbing siswa dalam
menyimak materi pelajaran juga diketahui efektifitas dan efisiensi penggunaan
strategi ini.
2.
Kuasai
Materi Pelajaran dengan Baik
Penguasan
materi pelajaran dengan baik merupakan syarat mutlak penggunaan strategi
ekspositori. Penguasaan materi yang sempurna akan membuat kepercayaan diri guru
meningkat, sehingga guru akan mudah mengelola kelas, ia akan bebas bergerak,
berani menatap siswa, tidak takut dengan perilaku-perilaku siswa yang dapat
mengganggu jalannya proses pembelajaran.
Agar guru dapat
menguasai materi pelajaran ada beberapa hal yang dapat dilakukan. Pertama,
pelajari sumber-sumber belajar yang mutakhir. Kedua,
persiapkan masalah-masalah yang mungkin muncul dengan cara menganalisis materi
pelajaran sampai detailnya. Ketiga, buatlah garis besar
materi pelajaran yang akan disampaikan untuk memandu dalam penyajian agar tidak
melebar.[7]
3.
Kenali
Medan dan Berbagai Hal yang dapat Memengaruhi Jalannya Pembelajaran
Mengenali medan
merupakan hal yang penting dalam langkah persiapan. Pengenalan medan yang baik
memungkinkan guru dapat mengantisipasi berbagai kemungkinan yang dapat
mengganggu proses penyajian pelajaran. Beberapa hal yang perlu diperhatikan
diantaranya, pertama, mengetahui latar belakang siswa, misalnya
kemampuan dasar atau pengalaman belajar siswa sesuai dengan materi yang akan
disampaikan, minat dan gaya belajar siswa. Kedua, kondisi
ruangan, baik menyangkut luas dan besarnya ruangan, percahayaan, posisi tempat
duduk.
Keberhasilan
penggunaan strategi ekspositori sangat tergantung pada kemampuan guru untuk
bertutur atau menyampaikan materi pelajaran.
Ada beberapa
langkah dalam penerapan strategi ekspositori, yaitu:
1.
Persiapan;
Tahap persiapan
berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk menerima pelajaran. Ada beberapa hal
yang perlu diperhatikan, yaitu:
a.
Mengajak
siswa keluar dari kondisi mental yang pasif;
b.
Membangkitkan
motivasi dan minat siswa untuk belajar;
c.
Merangsang
dan menggugah rasa ingin tahu siswa;
d.
Menciptakan
suasana dan iklim pembelajaran yang terbuka.
Dalam tahap
ini, guru dapat memberikan sugesti positif kepada siswa agar dapat
membangkitkan motivasi siswa, misalnya sebagai berikut:
Anak-anak, hari ini kita akan mempelajari materi pelajaran yang penuh
dengan tantangan dan mengasyikkan.
2.
Penyajian;
Langkah
penyajian adalah langkah penyampaian materi pelajaran sesuai dengan persiapan
yang telah dilakukan. Yang harus dipikirkan oleh setiap guru dalam penyajian
adalah bagaimana agar materi pelajaran dapat dipahami oleh siswa. Oleh sebab
itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan langkah ini.
a.
Penggunaan
Bahasa
Penggunaan
bahasa adalah aspek yang sangat berpengaruh untuk keberhasilan penyajian. Ada
beberapa hal yang harus diperhatikan. Pertama, bahasa yang
digunakan hendaknya bahasa yang komunikatif dan mudah dipahami. Kedua, dalam
penggunaan bahasa, guru harus memperhatikan tingkat perkembangan siswa.
b.
Intonasi
Suara
Intonasi suara
adalah pengaturan suara sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan. Guru yang
baik akan memahami kapan ia harus meninggikan nada suaranya dan sebaliknya.
Pengaturan nada suara, akan membuat perhatian siswa tetap terkontrol sehingga
tidak akan mudah bosan.
c.
Menjaga
Kontak Mata dengan Siswa
Dalam proses
penyajian materi pelajaran, kontak mata merupakan hal yang sangat penting untuk
membuat siswa tetap memperhatikan pelajaran. Melalui kontak mata yang selamanya
terjaga, siswa bukan hanya akan merasa dihargai oleh guru, akan tetapi meraka
juga merasa seakan-akan diajak terlibat dalam penyajian.
d.
Penggunaan
Joke
Penggunaan joke
yang menyegarkan adalah kemampuan guru agar kelas tetap hidup. Beberapa hal
yang perlu diperhatikan adalah, joke-joke yang digunakan relevan dengan
materi pelajaran, joke-joke tersebut dimunculkan sesekali seperti saat
siswa mulai melakukan aktivitas yang mencerminkan mereka merasa bosan.
3.
Menghubungkan;
Langkah
menghubungkan adalah langkah menghubungkan materi pelajaran dengan
pengalaman-pengalaman siswa atau dengan hal-hal lain yang memungkinkan siswa
dapat menangkap keterkaitannya dalam struktur pengetahuan yang telah
dimilikinya.
4.
Menyimpulkan;
Menyimpulkan
adalah tahapan untuk memahami inti dari materi pelajaran yang telah disajikan.
Langkah ini penting, sebab melalui langkah ini siswa dapat mengambil intisari
dari materi pelajaran.
5.
Penerapan.[8]
Langkah ini
adalah bagaimana unjuk kemampuan siswa setelah mereka menyimak penjelasan guru.
Langkah ini merupakan langkah yang sangat penting, sebab guru akan mengumpulkan
informasi tentang penguasaan dan pemahaman materi pelajaran oleh siswa. Teknik
yang biasa dilakukan adalah dengan memberikan tugas dan tes yang relevan dengan
materi pelajaran.
E.
Keunggulan dan Kelemahan SPE
1.
Keunggulan
Strategi
pembelajaran ekspositori merupakan strategi pembelajaran yang banyak dan sering
digunakan. Hal ini disebabkan strategi ini memiliki beberapa keunggulan,
diantaranya:
a.
Dengan
strategi ini, guru dapat mengontrol urutan dan keluasan materi pembelajaran;
b.
Strategi
ini dianggap sangat efektif apabila materi pelajaran yang harus dikuasai siswa
cukup luas, sementara waktu yang tersedia sangat terbatas;
c.
Melalui
strategi ini selain siswa dapat mendengar melalui penuturan tentang suatu
materi pelajaran, juga sekaligus siswa bisa mengamati proses penyajian
(demonstrasi);
d.
Strategi
ini bisa digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar.
2.
Kelemahan
Disamping
memiliki keunggulan, SPE juga memiliki beberapa kelemahan, diantaranya:
a.
Strategi
ini hanya mungkin dilakukan terhadap siswa yang memiliki kemampuan mendengar
dan menyimak secara baik. Untuk siswa yang tidak memiliki kemampuan seperti
itu, proses pembelajaran dapat divariasikan dengan strategi lainnya;
b.
Strategi
ini tidak mungkin melayani perbedaan setiap individu baik kemampuan, perbedaan
pengetahuan, rasa percaya diri, minat, bakat dan gaa belajar siswa;
c.
Karena
strategi ini lebih banyak diberikan melalui ceramah, maka akan sulit
mengembangkan kemampuan siswa dalam kemampuan sosialisasi, hubungan
interpersonal, serta berpikir kritis;
d.
Strategi
ini bergantung kepada kemampuan guru;
e.
Proses
komunikasi satu arah dalam strategi ini dapat membatasi pemahaman siswa karena
terbatas pada apa yang disampaikan guru.[9]
F.
Kesimpulan.
SPE merupakan
strategi yang bergantung pada kemampuan guru dalam bertutur, penguasaan materi
dan medan, bagaimana ia menyajikan materi tersebut serta bagaimana ia mampu
menerapkan apa yang disajikannya dengan pengalaman-pengalaman siswa tentang
pengetahuan yang telah dikuasai sebelumnya.
Dengan berbagai
keunggulan yang dimiliknya, SPE banyak digunakan pada proses pembelajaran
disekolah dari tingkat dasar, hingga tingkat atas. Selain itu, dengan
mempertimbangkan kelemahan-kelemahannya, maka sebaiknya dalam melaksanakan
strategi ini guru perlu persiapan yang matang baik mengenai materi pelajaran
yang akan dsampaikan maupun hal lain yang memengaruhi kelancaran proses
pembelajaran.
Berdasarkan
materi yang telah disebutkan, dapat disimpulkan bagaimana SPE dapat berjalan
secara efektif jika:
1.
Guru
akan menyampaikan bahan-bahan baru serta kaitannya dengan yang akan harus
dipelajari siswa. Biasanya, bahan-bahan baru diperlukann untuk
kegiatan-kegiatan khusus seperti kegiatan pemecahan masalah. Oleh sebab itu,
materi yang disampaikan merupakan data atau fakta, prosedur-prosedur, konsep-
konsep dasar yang harus dihafal sehingga tidak menuntut siswa untuk berfikir
ulang;
2.
Guru
mengungkapkan materi tertentu kembali jika guru ingin siswanya mempunyai gaya
model intelektual tertentu, seperti kemampuan menghafal dan sebagainya;
3.
Materi
pelajaran yang akan disajikan merupakan materi yang cocok untuk disajikan
secara ceramah. Selain itu, guru juga telah menguasai materi tersebut;
4.
Jika
ingin membangkitkan motivasi dan rasa keingin-tahuan siswa, guru dapat
menggunakan pancingan dan sugesti-sugesti positif;
5.
Apabila
seluruh siswa memiliki kesulitan yang sama, sehingga guru perlu menjelaskan
untuk seluruh siswa;
6.
Jika
kondisi baik, waktu, ataupun tempat
tidak memungkinkan untuk penggunaan strategi lain selain SPE.
Daftar
Pustaka
Hamruni. 2012. Strategi
Pembelajaran. Yogyakarta: Insan Madani
Nasution, S.
1995. Berbagai Pendekatan dalam
Proses Belajar Mengajar . Jakarta:
Bumi Aksara
Sanjaya, Wina.
2010. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana, 2010
STRATEGI PEMBELAJARAN EKSPOSITORI
[1] Wina
Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan
(ed. 1 cet. 1; Jakarta: Kencana, 2010) hlm. 179
[2] Hamruni,
Strategi Pembelajaran (Yogyakarta: Insan Madani, 2012) hlm. 73
[3] Wina, Op.
Cit, hlm 179
[4] Ibid,
[5] S.
Nasution, Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar (cet. 4;
Jakarta: Bumi Aksara, 1995) hlm. 6
[7] Hamruni,
Op. Cit, hlm. 79
[8] Ibid,
hlm. 80
[9] Wina, Op.
Cit. Hlm 190-191
ADSENSE HERE!
No comments:
Post a Comment