ADSENSE HERE!
PENDIDIKAN ISLAM DAN PERKEMBANGAN
TEKNOLOGI
PENDIDIKAN ISLAM DAN PERKEMBANGAN TEKNOLOGI
B. Pengertian Pendidikan Islam
Pendidikan
diartikan sebagai latihan mental, moral dan fisik yang bisa menghasilkan
manusia berbudaya tinggi maka pendidikan berarti menumbuhkan personalitas
(kepribadian) serta menanamkan rasa tanggung jawab.Usaha kependidikan bagi
manusia menyerupai makanan yang berfungsi memberi vitamin bagi pertumbuhan
manusia.
Ajaran
islam tidak memisahkan antara iman dan amal saleh. Oleh karena itu pendidikan
islam adalah sekaligus pendidikan iman dan pendidikan amal. Dan karena ajaran
islam berisi ajaran tentang sikap dan tingkah laku pribadi masyarakat, menuju
kesejahteraan hidup perorangan dan bersama, maka pendidikan islam adalah
pendidikan individu dan pendidikan masyarakat. [1]
Jadi
dapat disimpulkan bahwa pendidikan islam adalah suatu sistem kependikan yang
mencakup seluruh aspek kehidupan yang dibutuhkan oleh hamba Allah, sebagaimana
Islam telah menjadi pedoman bagi seluruh aspek kehidupan manusia, baik duniawi
maupun ukhrawi.
C. Pengertian Sains dan Teknologi
Sains atau Science (dalam bahasa Inggris) secara harfiah adalah pengetahuan
yang telah memenuhi syara dan rukun ilmiah, yakni selain memiliki kejelasan
tujuan, objek dan metodologinya, juga terdapat tokoh yang mengembangkannya
serta dibutuhkan oleh masyarakat.
Sains secara istilah pada hakikatnya
adalah teorisasi tehadap fenomena alam jagad raya, khususnya fenomena alam yang
bersifat fisik kebendaan yang dapat dikuantitatifkan. Singkatnya sains adalah
ilmu pengetahuan ilmiah tentang alam jagad raya yang bersifat fisik, seperti
matematika, fisika, biologi astronomi, kedokteran, dan sebagainya.[2]
Sedangkan secara etimologi, istilah
“teknologi” dalam bahasa Indonesia diambil dari bahasa Inggris; “technology’. Menurut leksikon, dikutip dalam bukunya Abdurrahman technology berarti: “1. Scientific study
and use of mechanical arts and applied sciences, eg. Engineering. 2.
Application of this to practical tasks in industry, ect: recent advances in
medical technology, technology of computers.” [3]
Dari definisi Leksikon, dapat diambil beberapa
pemahaman. Teknologi adalah “sciencetific
study” yang berarti kajian, telaah, penelitian yang sistematis, ilmiah.
Dengan kata lain tekhnologi adalah “ilmu” dalam pengertian yang sangat luas.
Kedua, teknologi adalah “mechanical arts”;
alat-alat bermesin. Ketiga, teknologi berarti “applied science”; ilmu-ilmu terapan atau ilmu-ilmu praktis. Keempat,
teknologi berarti “application of this to
practical task”; aplikasi dari ilmu dan alat-alat untuk kepentingan atau
pekerjaan harian. Dengan demikian teknologi bukanlah sekdar alat-alat bermesin.
Lebih dari itu, teknologi adalah ilmu dan bagaimana alat-alat serta ilmu
tersebut diaplikasikan.
Pengertian leksikal tersebut tidak jauh
berbeda dengan pemaknaan teknologi yang dikemukakan Armahedi Mahzar dalam Ahmad
Y. Hassan dan Donald R. Hill. Armahedi Mahzar dikutip dari bukunya Abdurrahman
Mas’ud mejelaskan bahwa teknologi adalah ilmu tentang cara menerapkan sains
untuk memanfaatkan alam bagi kesejahteraan dan kenyamanan manusia.
Definisi tersebut mengisyratkan beberapa
hal penting. Pertama, teknologi adalah ilmu tentang cara menerapkan sains.
Kedua, teknologi bersumber atau berkaitan erat dengan alam semesta. Ketiga,
tujuan , penciptaan dan penerapan teknologi adalah untuk kenyamanan manusia.
Dengan demikian, teknologi tidak dapat dipisahkan dari alam dan manusia.[4]
D.
Pandangan Islam
tentang Sains dan Tekhnologi Pendidikan
Sejak awal kelahirannya, Islam baik
secara normatif, filosofis, maupun aplikatif pragmatis telah memberikan
perhatian yang besar terhadap pentingnya sains dan teknologi. Ayat yang pertama
kali turun, yaitu ayat 1-5 Surat Al-Alaq (96) antara lain berisi perintah
membaca dan menulis dalam arti yang seluas-luasnya. Kata “membaca” yang diulang
sebanyak dua kali (ayat 1 dan 3) sebagaimana dikemukakan A. Baiquni, bukan
hanya berarti membaca rangkaian huruf menjadi kata-kata, atau rangkaian
kata-kata, atau rangkaian kata-kata menjadi kalimat sebagaimana yang umumnya
dipahami orang kebanyakan, melainkan juga berarti meneliti, mengobservasi,
menelaah, mengklasifikasi, membandingkan, menyimpulkan, dan memverifiksi. Semua
kegiatan yang terdapat dalam arti membaca ini merupakan kegiatan dalam rangka
menghasilkan sains dan tekhnologi.[5]
Demikian pula kata menulis (al-qalam)
sebagaimana yang terdapat pada ayat 4 surat Al-alaq tersebut, tidak hanya
berarti menulis sebagaimana yang umumnya dipahami, yakni menulis huruf-huruf,
kata-kata atau kalimat, melainkan juga
berarti membuat rekaman, foto, gambar, menggambar, menyimpannya dalam disket,
VCD dan lain sebagainya. Semua kegiatan ini amat erat kaitannya dengan kerja
sains dan tekhnologi.
Selanjutnya Islam mengajarkan bahwa
dengan bantuan sains dan teknologi seseorang akan dapat menyelesaikan dan
memecahkan masalah keduniaan dan akhirat. Karenanya setiap pekerjaan dalam
Islam harus berbasis sains dan teknologi. Pekerjaan dalam Islam harus
memanfaatkan dan motivasi yang tulus karena panggilan Tuhan. Namun, dalam
mengerjakan pekerjaan tersebut harus memanfaatkan sains dan tekhnologi.
Selanjutnya, H.M. Quraisy Shihab, pakar
Tafsir Al-Qur’an di Indonesia, dalam hasil penelitiannya menyatakan, Al-Qur’an
menggunakan kata ‘Ilmu dalam berbagai bentuk dan artinya sebanyak 854 kali,
dengan arti antara lain sebagai “proses pencapaian pengetahuan dan objek
pengetahuan (QS Al-Baqarah [2]: 31-32). Pembicaraan tentang ilmu mengantarkan
kita kepada pembicaraan tentang sumber-sumber ilmu di samping klasifikasi dan
ragam disiplinnya.
Namun demikian, H.M. Quraish Shihab dalam
bukunya Abbudin Nata mengingatkan bahwa membahas hubungan antara Al-Qur’an dan
ilmu pengetahuan bukan dengan melihat, misalnya adakah teori yang relativitas
atau konsep tentang angkasa luar; atau adakah
ilmu komputer tercantum dalam Al-Qur’an; tetapi yang lebih utama adalah jiwa
ayat-ayatnya menghalangi kemajuan ilmu pengetahuan atau sebaliknya, serta
adakah ayat Al-Quran yang bertentangan dengan penemuan ilmiah yang telah mapan?
Dengan kata lain, meletakkannya pada sisi “social
psychology” bukan pada sisi “history
of scientific progress” (sejarah perkembangan ilmu pengetahuan).
Secara historis umat Islam selain sangat
berjasa dalam menyelamatkan ilmu pengetahuan dari kepunahan sebagai akibat dari
pertentangan politik dan ideologis, juga memberikan sumbangan yang besar
terhadap bidang ilmu pengetahuan. Hal tersebut menunjukan bahwa Islam sangat
mendorong pengembangan ilmu juga menggunakannya untuk kepentingan kesejahteraan
masyarakat sesuai dengan tuntunan ajaran Islam.[6]
E.
Peran Pendidikan Islam Terhadap Perkembangan
Teknologi
Pendidikan Islam berperan terhadap
perkembangan teknologi, yaitu sebagai berikut :
1. Aqidah Islam Sebagai
Dasar Iptek
Inilah peran pertama yang dimainkan Islam
dalam iptek, yaitu aqidah Islam harus dijadikan basis segala konsep dan aplikasi
iptek. Inilah paradigma Islam sebagaimana yang telah dibawa oleh Rasulullah
Saw. Namun di sini perlu dipahami dengan seksama, bahwa ketika Aqidah Islam dijadikan
landasan iptek, bukan berarti konsep-konsep iptek harus bersumber dari
al-Qur`an dan al-Hadits, tapi maksudnya adalah konsep iptek harus distandarisasi
benar salahnya dengan tolok ukur al-Qur`an dan al-Hadits dan tidak boleh
bertentangan dengan keduanya.
2. Syariah Islam
Standar Pemanfaatan Sains dan Teknologi
Peran kedua Islam dalam perkembangan
iptek, adalah bahwa Syariah Islam harus dijadikan standar pemanfaatan iptek.
Ketentuan halal-haram (hukum-hukum syariah Islam) wajib dijadikan tolok ukur
dalam pemanfaatan iptek, bagaimana pun juga bentuknya. Iptek yang boleh
dimanfaatkan, adalah yang telah dihalalkan oleh syariah Islam. Sedangkan iptek
yang tidak boleh dimanfaatkan, adalah yang telah diharamkan syariah Islam.
Keharusan tolok ukur syariah ini
didasarkan pada banyak ayat dan juga hadits yang mewajibkan umat Islam
menyesuaikan perbuatannya (termasuk menggunakan iptek) dengan ketentuan hukum
Allah dan Rasul-Nya.
Tetapi banyak orang barat yang mengaplikasikan
iptek secara tidak bermoral, tidak berperikemanusiaan, dan bertentangan dengan
nilai agama. Misalnya menggunakan bom atom untuk membunuh ratusan ribu manusia
tak berdosa, memanfaatkan bayi tabung tanpa melihat moralitas (misalnya meletakkan
embrio pada ibu pengganti), mengkloning manusia (berarti manusia bereproduksi
secara a-seksual, bukan seksual), mengekploitasi alam secara serakah walaupun
menimbulkan pencemaran yang berbahaya, dan seterusnya. Karena itu, sudah
saatnya standar manfaat yang salah itu dikoreksi dan diganti dengan standar
yang benar. Yaitu standar yang bersumber dari pemilik segala ilmu yang ilmu-Nya
meliputi segala sesuatu, yang amat mengetahui mana yang secara hakiki
bermanfaat bagi manusia, dan mana yang secara hakiki berbahaya bagi manusia.
Standar itu adalah segala perintah dan larangan Allah SWT yang bentuknya secara
praktis dan konkret adalah syariah Islam.[7]
PENDIDIKAN ISLAM DAN PERKEMBANGAN TEKNOLOGI
F.
Manfaat Teknologi
dalam Pendidikan Islam
Perkembangan teknologi yang sangat maju
harus direspon dengan sikap positif. Sikap positif terhadap teknologi dapat
ditanamkan melalui pendidikan, misal pendidikan agama. Sikap tersebut dapat
dikembangkan melalui strategi, pemanfaatan dan sikap terbuka.
Teknologi bisa dimanfaatkan sebagai media
pembelajaran dalam pendidikan agama. Misalnya, menggunakan televisi dan video
untuk mengajarklan shalat. Cara ini jauh lebih menarik dan efektif dibandingkan
dengan cara konvensional yang selama ini berkembang.
Penggunaan lainnya adalah penggunaan
kompas untuk menentukan arah kiblat. Yang tidak kalah menariknya adalah
pembelajaran Al-Qur’an dengan CD-room.
Teknologi ini dapat mencari, mengelompokkan dan menghitung ayat-ayat dengan
cepat dan tepat.
Pemanfaatan teknologi canggih tersebut
memiliki dua keuntungan:
1) Pembelajaran menjadi
lebih menarik, efektif dan efisien.
2) Siswa memiliki sikap
positif terhadap teknologi karena membuktikan dan mempraktekkan sendiri manfaat
dan penggunaannya.
Dalam konteks ini guru dituntut untuk
memiliki pemahaman ilmu yang komprehensif dan wawasan teknologi yang luas.
Mereka perlu mengikuti perkembangan teknologi. Dengan cara ini, pembelajaran
dapat dilaksanakan dengan rasional dan modern.[8]
G. Dampak Kemajuan IPTEK terhadap Pendidikan Islam
Kehadiran teknologi sering membawa “limbah” budaya di
masyarakat. Dari mimbar-mimbar Jum’ah dan pengajian seringkali terdengar
keprihatinan dan kecaman terhadap budaya barat seperti free-sex, mabuk-mabukan yang berasal dari televise yang memutar
film-film porno. Munculnya kebobrokan moral adalah karena generasi muda mulai
membuka internet yang berisi gambar-gambar pornografi.[9]
Dampak sosial dari kemajuan teknologi terutama komunikasi tentu tidak
selalu berdampak negative, dampak positif yang biasa digunakan atau
dimanfaatkan untuk tujuan pendidikan. Menurut Marwah Daud Ibrahim memandang
potensi perubahan sosial yang mendasar yang terjadi dalam masyarakat sebagai
akibat dari kemajuan teknologi dan komunikasi:
1) Kemajuan teknologi
komunikasi kemungkinan orang bisa terbuka dan menerima perubahan yang baik.
2) Kemajuan teknologi
komunikasi diharapkan menumbuhkan semangat ukuwah Islamiyah dan solidaritas
sosial semakin meningkat.
Kemajuan teknologi komunikasi diharapkan setiap individu memiliki SDM yang
berkualitas. Dari gejala kemajuan teknologi komunikasi di atas, pendidikan
Islam mempunyai strategi untuk mengantisipasi perkembangan teknologi komunikasi
dengan jalan :
1) Memotivasi kreativitas
anak didik dengan nilai – nilai Islam sebagai acuan
2) Mendidik keterampilan,
memanfaatkan produk teknologi komunikasi bagi kesejahteraan hidup umat manusia
3) Menciptakan jaringan
yang kuat antara ajaran agama dan teknologi komunikasi
4) Menanamkan wawasan yang
luas terhadap kehidupan masa depan umat manusia melalui kemampuan
menginterprestasikan ajaran agama dari sumber-sumber ajaran yang murni dan
kontekstual dengan masa depan kehidupan manusia.[10]
PENDIDIKAN ISLAM DAN PERKEMBANGAN TEKNOLOGI
H. Kesimpulan
Teknologi adalah perpaduan antara teknik
dan ilmu pengetahuan, atau penggunaan ilmu pengetahuan yang mendasari teknik,
atau penggunaan teori-teori ilmu pengetahun dalam rancang bangun tentang
sesuatu. Islam sangat mendorong pengembangan ilmu pengetahuan juga
menggunakannya untuk kepentingan kesejahteraan masyarakat sesuai dengan
tuntunan ajaran Islam.
Pemanfaatan teknologi canggih tersebut
memiliki dua keuntungan bagi pendidikan. Pertama, pembelajaran menjadi lebih
menarik, efektif dan efisien. Kedua, siswa memiliki sikap positif terhadap
teknologi karena membuktikan dan mempraktekkan sendiri manfaat dan
penggunaannya.
Pendidikan mempuyai dua peranan penting
terhadap perkembangan teknologi, yaitu aqidah islam sebagai dasar IPTEK dan
syariat islam standar pemanfaatan sains dan tekhnologi.
Daftar Pustaka
Darajat, Zakiah. 1992, Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi
Aksara
Mas’ud, Abddurrachman. 2001, Paradigma Pendidikan Islam. Yogyakarta: Fak.Tarbiyah
IAIN Walisongo Semarang dan Pustaka Pelajar
Nata, Abbudin. 2009, Ilmu
Pendidikan Islam. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada
[3]
Abdurrahman Mas’ud, dkk, Paradigma Pendidikan Islam, (Yokyakarta: Fak.Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang dan Pustaka Pelajar, Cet. 1, 2001), hlm. 349.
[7] M. Shiddiq al-Jawi, Peran Islam Dalam Perkembangan Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi, dikutip
dari http://groups.yahoo.com/group/pakguruonline/message/466,
diakses pada 19 Mei 2013 jam 13.12.
[10]
http://rhyonugros90.blogspot.com/2012/06/Makalah-Pandangan-Islam-terhadap 09.html,
diakses pada tanggal 19 Mei 2013 Jam 21.00.
ADSENSE HERE!
No comments:
Post a Comment