ADSENSE HERE!

DALAM
PERSPEKTIF KURIKULUM 2013
Oleh Roikhatul Janah & Anisaul Fadliyah
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Pendidikan karakter adalah upaya pembentukan
watak/akhlak yang sebenarnya sudah ada sejak zaman Nabi. Nabi diutus ke dunia
agar memperbaiki watak/akhlak manusia.
Di zaman sekarang akhlak yang semakin menurun dan
disadari atau tidak banyak manusia yang hidup tanpa berwatak/akhlak. Dari
pendidikanlah akhlak/karakter/watak akan ditumbuhkembangkan kembali dan bahkan
memperkokoh akhlak yang ada dalam diri seseorang.
Sejak dulu Indonesia telah menciptakan
inovasi-inovasi tentang pendidikan karakter yang dilibatkan dalam sistem
kurikulum pendidikan yang dipakai bangsa indonesia. Kurikulum yang terbaru
adalah kurikulum 2013 yang menyebutkan diri sebagai kurikulum yang berkarakter,
bagaimana perspektif kurikulum 2013 tentang pendidikan karakter selanjutnya
penulis mencoba membahasnya.
B.
Rumusan
Masalah
Berdasarkan
latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah “perspektif
kurikulum 2013 tentang pendidikan karakter”.
BAB II
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
Pendidikan Karakter
Karakter
berasal dari bahasa latin “kharakter”, “kharassein”, “kharax”. Dalam bahasa
Inggris “character”, Indonesia “karakter”, Yunani “character”, dari charassein
yang berarti membuat tajam, membuat dalam. Dalam kamus Poerwadaminta, karakter
diartikan sebagai tabiat, watak, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pukerti
yang membedakan seseorang dengan seseorang yang lain.
Karakter
sebagaimana didefinisikan oleh Ryan dan Bohlin, mengandung tiga unsur pokok,
yaitu:
a.
Mengetahui
kebaikan (knowing the good)
b.
Mencintai kebaikan
(loving the good)
c.
Melakukan kebaikan
(doing the good)[1]
Sedangkan
pendidikan karakter adalah suatu usaha tenaga pendidik dan pengajar dalam
mewujudkan pemahaman terhadap prinsip dan
kaidah moral yang berlaku di tengah masyarakat.[2]
2.
Pendidikan Karakter dalam Kurikulum 2013
Dengan
adanya masalah-masalah di kalangan
peserta didik di tanah air, yang menyebabkan penurunan akhlak/karakter
berkebangsaan pada generasi yang akan datang maka dicetuskan pendidikan
karakter bangsa sebagai wujud karakter kebangsaan kepada peserta didik.
Dalam
pelaksanaannya pendidikan karakter tidak berdiri sendiri tetapi berintegrasi
dengan pelajaran-pelajaran yang ada dengan memasukan nilai-nilai karakter dan
budaya bangsa indonesia.
Pendidikan
karakter bangsa bisa dilakukan dengan pembiasaan nilai moral luhur kepada
peserta didik dan membiasakan mereka dengan kebiasaan yang sesuai dengan karakter
kebangsaan.
Dalam
kurikulum 2013 ada 18 indikator pendidikan karakter kebangsaan sebagai bahan
untuk menerapkan pendidikan karakter bangsa. 18 indikator tesebut sebagai
berikut:
a.
Religius
Sikap dan prilaku yang
patuh dalam melaksanakan ajaran agama yang dianutnya, toleran terhadap
pelaksaanan ibadah agama lain, serta hidup rukun dengan pemeluk agama lain.
b.
Jujur
Perilaku
yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat
dipercaya dalam perkataan, tindakan dan pekerjaan.
c.
Toleransi
Sikap dan tindakan yang
menghargai perbedaan agama, suku, etnis, pendapat, sikap, dan tindakan orang
lain yang berbeda dengan dirinya.
d.
Displin
Tindakan yang menunjukan
perilaku tertib dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.
e.
Kerja keras
Perilaku yang menunjukan
upaya sungguh-sungguh dalam mengatasi berbagai hambatan belajar, tugas dan
menyelesaikan tugas dengan sebaik-baiknya.
f.
Kreatif
Berfikir melakukan
sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru dari sesuatu yang telah
dimiliki.
g.
Mandiri
Sikap dan prilaku yang
tidak mudah tergantung pada orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.
h.
Demokratis
Cara berfikir, bersikap,
dan bertindak yang menilai sama hak dan kewajiban dirinya dan orang lain.
i.
Rasa ingin tahu
Sikap dan tindakan yang
selalu berupaya untuk mengetahui lebih mendalam dan meluas dari sesuatu yang
dipelajari, dilihat dan didengar.
j.
Semangat
kebangsaan
Cara berfikir, bertindak,
dan berwawasan yang menempatkan kepentingan bangsa dan negara diatas
kepentingan diri dan kepentingan kelompoknya.
k.
Cinta tanah air
Cara berfikir, bersikap
dan berbuat yang menunjukan kesetiaan,
kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap bangsa, lingkungan
fisik, sosial, budaya, ekonomi dan politik bangsa.
l.
Menghargai
prestasi
Sikap dan tindakan yang mendorong
dirinya untuk menghasilkan sesuatu yang berguna bagi masyarakat, mengakui dan
menghormati keberhasilan orang lain.
m.
Bersahabat/komunikatif
Tindakan yang
memperlihatkan rasa senang berbicara, bergaul, dan bekerja sama dengan orang
lain.
n.
Cinta damai
Sikap, perkataan, dan
tindakan yang menyebabkan orang lain merasa senang dan aman atas kehadiran
dirinya.
o.
Gemar membaca
Kesediaan menyediakan
waktu untuk membaca berbagai macam bacaaan yang memberikan kebajikan bagi
dirinya.
p.
Peduli lingkungan
Sikap dan tindakan yang
selalu berupaya mencegah kerusakan pada lingkungan alam disekitarnya dan
mengembangkan upaya-upaya untuk memeperbaiki kerusakan alam yang terjadi.
q.
Peduli sosial
Sikap dan tindakan yang
selalu ingin memberikan bantuan pada orang lain dan masyarakat yang
membutuhkan.
r.
Tanggung jawab
Sikap dan perilaku
seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya yang seharusnya dia
lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan(alam,sosial,budaya),
negara dan tuhan yang maha esa.
Pendidikan
karakter sangat penting dalam upaya memberikan dorongan moril generasi muda
untuk berbuat dan memberikan pengabdian kepada bangsa dan negaranya, agar
menjadi negara yang berkembang baik dan maju.
Melalui
pendidikan karakter, generasi Indonesia akan ditempa untuk terus memberikan
karya terbaiknya bagi bangsa dan negaranya.
Tuntutan kualitas
sumber daya manusia menjadi salah satu kunci keberhasilan individu. Dengan
memiliki kualitas karakter yang baik generasi indonesia memiliki bekal untuk
melanjutkan estafet kepemimpinan dan pengabdian bagi bangsa Indonesia.[3]
3.
Fungsi dan Tujuan Pendidikan
Karakter dalam Kurikulum 2013
Sesuai dengan fungsi pendidikan nasional, pendidikan
karakter dimaksudkan untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta
peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan
bangsa. Secara lebih khusus pendidikan
karakter memiliki tiga fungsi utama, yaitu
a.
Pembentukan dan
pengembangan potensi
Pendidikan karakter berfungsi
membentuk dan mengembangkan potensi manusia atau warga negara Indonesia agar
berpikiran baik, berhati baik, dan berperilaku baik sesuai dengan falsafah
hidup Pancasila.
b.
Perbaikan dan penguatan
Pendidikan
karakter berfungsi memperbaiki karakter manusia dan warga negara Indonesia yang
bersifat negatif dan memperkuat peran keluarga, satuan pendidikan, masyarakat,
dan pemerintah untuk ikut berpartisipasi dan bertanggung jawab dalam
pengembangan potensi manusia atau warga negara menuju bangsa yang berkarakter,
maju, mandiri, dan sejahtera.
c.
Penyaring
Pendidikan
karakter bangsa berfungsi memilah nilai-nilai budaya bangsa sendiri dan
menyaring nilai-nilai budaya bangsa lain yang positif untuk menjadi karakter
manusia dan warga negara Indonesia agar menjadi bangsa yang bermartabat.
Sedangkan tujuan dari pendidikan karakter yang tertera
dalam kurikulum 2013 yaitu untuk berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.[4]
4.
Pengintegrasian
Pendidikan Karakter dalam Semua Materi pembelajaran
Pengintegrasian
pendidikan karakter ke dalam semua
materi pembelajaran dilakukan dalam rangka mengembangkan kegiatan intervensi.
Substansi nilai sesungguhnya secara eksplisit atau implisit sudah ada dalam
rumusan kompetensi (SKL,dan KI) dalam
Standar Isi (Pendidikan Dasar). Yang perlu dilakukan lebih lanjut adalah
memastikan bahwa pembelajaran materi pembelajaran tersebut memiliki dampak
instruksional atau dampak pengiring pembentukan karakter. Pengintegrasian nilai
dapat dilakukan untuk satu atau lebih dari setiap pokok bahasan dari setiap
materi pembelajaran. Pengintegrasian nilai tersebut, secara teknologi
pembelajaran dapat dilakukan sebagai berikut:
a.
Nilai-nilai
tersebut dicantumkan dalam silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
b.
Pengembangan nilai-nilai
tersebut dalam silabus ditempuh antara lain melalui cara-cara sebagai
berikut:
1)
Mengkaji
Kompetensi Inti (KI) pada pendidikan dasar dan pendidikan memengah, atau
kompetensi program studi pada pendidikan tinggi, atau standar kompetensi
pendidikan nonformal.
2)
Menentukan apakah
kandungan nilai-nilai dan karakter yang secara tersirat atau tersurat dalam KI
atau kompetensi tersebut sudah tercakup
di dalamnya
3)
Memetakan
keterkaitan antara kompetensi Inti dengan nilai dan indikator untuk menentukan
nilai yang akan dikembangkan
4)
Menetapkan
nilai-nilai/ karakter dalam silabus yang disusun
5)
Mencantumkan
nilai-nilai yang sudah tercantum dalam
silabus ke RPP
6)
Mengembangkan
proses pembelajaran peserta didik aktif yang memungkinkan peserta didik
memiliki kesempatan melakukan internalisasi nilai dan menunjukkannya dalam
perilaku yang sesuai
7)
Memberikan bantuan
kepada peserta didik yang mengalami kesulitan untuk internalisasi nilai mau pun
untuk menunjukkannya dalam perilaku. [5]
A.
Penutup
Berdasarkan
pemaparan makalah di atas, dapat disimpulkan bahwa:
Pendidikan karakter merupakan suatu
usaha tenaga pendidik dan pengajar dalam mewujudkan pemahaman terhadap prinsip
dan kaidah moral yang berlaku di tengah
masyarakat. Dalam kurikulum 2013 sendiri, pendidikan karakter tidak berdiri
sendiri tetapi berintegrasi dengan pelajaran-pelajaran yang ada dengan
memasukan nilai-nilai karakter dan budaya bangsa Indonesia. Dalam kurikulum
2013 ada 18 indikator pendidikan karakter kebangsaan sebagai bahan untuk
menerapkan pendidikan karakter bangsa.
Fungsi dari
pendidikan karakter sebagaimana dimaksud oleh kurikulum 2013 yaitu:
1.
Pembentukan dan
pengembangan potensi
2.
Perbaikan dan
penguatan
3.
Penyaring
Sedangkan tujuan
dari pendidikan karakter yang tertera dalam kurikulum 2013 yaitu untuk berkembangnya
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Majid, Abdul, Dian Andayani. 2012. Pendidikan Karakter Perspektif Islam.
Bandung: Remaja Rosda
Karya.
Mamesah, Hafizh Nur Afif El
Hadi, Gigih Prastowo. Pengembangan
Pendidikan Karakter dan Multiple Intelligences dalam Kurikulum 2013. http://nec.rema.upi.edu/wp-content/uploads/sites/27/2013/11/28.-PENGEMBANGAN-PENDIDIKAN-KARAKTER-DAN-MULTIPLE-INTELLIGENCES-DALAM-KURIKULUM-2013.pdf
diakses pada: Jumat, 28 Mei 2014 pukul 14.05 wib.
Nuh, Muhammad. , Desain Induk Pendidikan Karakter Kementerian
Pendidikan Nasional, http://kemdikbud.go.id/kemdikbud/dokumen/Paparan/Paparan%20Mendikbud%20pada%20Workshop%20Pers.pdf,
diakses pada: Jumat, 28 Mei 2014, Pukul: 13.55 wib
Poerwati, Loeloek
Indah, Sofan Amri. 2013. Penduan Memahami Kurikulum 2013, Jakarta: Prestasi
Pustaka.
PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PERSPEKTIF KURIKULUM 2013
[1]
Abdul Majid, Dian Andayani, Pendidikan Karakter Perspektif Islam, (Bandung:
PT Remaja Rosda Karya, 2012), hlm.11
[2]
Hafizh Nuur
Afif Elhadi Mamesah, Gigih Prastowo, Pengembangan
Pendidikan Karakter dan Multiple Intelligences dalam Kurikulum 2013, http://nec.rema.upi.edu/wp-content/uploads/sites/27/2013/11/28.-PENGEMBANGAN-PENDIDIKAN-KARAKTER-DAN-MULTIPLE-INTELLIGENCES-DALAM-KURIKULUM-2013.pdf
diakses pada: Jumat, 28 Mei 2014 pukul 14.05 wib.
[3]
Loeloek Endah Poerwati, Sofan
Amri, Penduan Memahami Kurikulum 2013, (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2013), hlm.
88-95
[4]
Muhammad
Nuh, Desain Induk Pendidikan Karakter
Kementerian Pendidikan Nasional, http://kemdikbud.go.id/kemdikbud/dokumen/Paparan/Paparan%20Mendikbud%20pada%20Workshop%20Pers.pdf, diakses pada: Jumat, 28 Mei 2014,
Pukul: 13.55 wib
[5]
Ibid
ADSENSE HERE!
No comments:
Post a Comment