Blog Rujak : Kumpulan Makalah Online Lengkap

Kumpulan Makalah, Artikel dan Tips Lengkap

PENGARUH KRISIS AIR DAN PANGAN TERHADAP KEBERLANGSUNGAN HIDUP MASYARAKAT DUNIA

ADSENSE HERE!
PENGARUH KRISIS AIR DAN PANGAN TERHADAP KEBERLANGSUNGAN HIDUP MASYARAKAT DUNIA
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Air dan pangan merupakan unsur yang vital dalam kehidupan manusia. Seseorang tidak dapat bertahan hidup tanpa keduanya, karena itulah air dan pangan merupakan salah satu penopang hidup bagi manusia. Menurut FAO, saat ini penggunaan air di dunia naik dua kali lipat lebih dibandingkan dengan seabad yang lalu, namun ketersediaannya justru menurun. Akibatnya, terjadi kelangkaan air yang harus ditanggung oleh lebih dari 40% penduduk bumi. Kondisi ini akan kian parah menjelang tahun 2025 karena 1,8 miliar orang akan tinggal di kawasan yang mengalami kelangkaan air.
Menyoal krisis pangan, banyak terjadi di beberapa negara dan umumnya di Negara berkembang. Hal ini dapat menyangkut kelangsungan hidup masyarakat akan kebutuhan pangan yang tidak tercukupi. Pangan merupakan kebutuhan mendasar (primer) yang sangat penting bagi kehidupan baik secara fisiologis, psikologis maupun sosial yang selalu terkait dengan upaya manusia dalam mempertahankan hidupnya.

B.     Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang akan penulis sampaikan dalam makalah ini antara lain adalah sebagai berikut:
1.      Apa pengaruh air dan pangan terhadap keberlangsungan hidup masyarakat dunia?
2.      Negara-negara mana yang terancam mengalami krisis air dan pangan?
3.      Bagaimana peran pemerintahan Indonesia dalam hal penanganan krisis air bersih dan pangan di negaranya?
4.      Bagaimana peran organisasi pangan internasional dalam hal penanganan terhadap krisis air dan pangan dunia?



PEMBAHASAN

A.    Fungsi Air dan Pangan Bagi Manusia
Air merupakan zat yang paling penting dalam kehidupan setelah udara. Dalam siklus hidrologi, sebagian besar (98,6%) air terdapat di laut, sebagian lainnya sekitar 1.2% terdapat di gunung-gunung es di kutub, kurang dari 0.001% air terdapat di atmosfer. Air hujan yang jatuh ke bumi, sebagian ada yang yang tertahan sementara di tempat jatuhnya semula (di atas tanah), kemudian kembali ke atmosfer oleh penguapan (evaporasi) dan transpirasi tumbuhan. Sebagian lain ada yang meresap ke dalam tanah, yang kemudian menjadi air tanah.[1]
Sekitar tiga per empat bagian dari tubuh kita terdiri dari air dan tidak seorangpun dapat bertahan hidup lebih dari 4-5 hari tanpa minum air. Volume air dalam tubuh manusia rata-rata 65% dari total berat badannya. Beberapa organ tubuh ma­nusia yang mengandung banyak air, antara lain, otak 74,5%, tulang 22%, ginjal 82,7%, otot 75,6%, dan darah 83%. Setiap hari kurang lebih 2.272 liter darah dibersihkan oleh ginjal dan sekitar 2,3 liter diproduksi menjadi urine. Selebihnya diserap kembali masuk ke aliran darah.
Air di dalam tubuh manusia berfungsi antara lain:
·  Membentuk sel-sel tubuh baru, memelihara dan mengganti sel-sel tubuh yang rusak.
·  Melarutkan dan membawa nutrisi, oksigen dan hormon ke seluruh tubuh.
·  Melarutkan dan mengeluarkan zat-zat sampah dalam tubuh.
·  Sebagai pelumas sendi-sendi.
·  Menstabilkan suhu tubuh, dll.[2]
Menurut Steven (dalam forum diskusi Kompas.com), fungsi air di dalam tubuh manusia adalah:
§  Pengganti ion tubuh.
§  Menjaga keseimbangan tubuh.
§  Memelihara kesehatan ginjal.
§  Merawat kulit, dll.
Adapun fungsi umum dari makanan bagi tubuh manusia antara lain sebagai berikut:
a.       Sebagai supply tenaga atau energi bagi tubuh.
b.      Sumber pengatur dan pelindung tubuh terhadap penyakit.
c.       Sumber pembangun tubuh baik untuk pertumbuhan maupun perbaikan tubuh.
d.      Sebagai sumber bahan pengganti sel-sel tubuh yang telah tua.
e.       Mengatur metabolisme dan mengatur berbagai keseimbangan, misalnya keseimbangan air, keseimbangan asam-basah dan keseimbangan mineral di dalam cairan tubuh.[3]
B.     Pengaruh Air dan Pangan terhadap Keberlangsungan Hidup Masyarakat Dunia
Air dan pangan merupakan yang paling esensial bagi manusia. Tanpa keduanya, manusia tidak akan bertahan hidup. Air dan pangan diperlukan sebagai unsur penyusun tubuh, sebagai sumber energi, dan zat tertentu untuk mengatur proses metabolisme tubuh.[4]
Air dan pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi keberlangsungan hidup manusia. Kelangkaan air dan pangan merupakan issu utama yang menjadi perhatian berbagai negara di dunia saat ini. Selain karena keberadaannya terbatas, laju pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat sehingga kebutuhan akan sumber daya pun meningkat. Kebutuhan akan pangan pada tahun-tahun mendatang sampai 2030 akan melonjak hingga 35 persen. Akibatnya, harga pangan akan tetap tinggi dan fluktuatif. Hal ini berimplikasi terhadap intensitas perebutan kekuasaan antara negara atas sumber daya.[5]
Ketersediaan air di dunia ini memang begitu melimpah. Namun, yang dapat dikonsumsi oleh manusia untuk keperluan air minum sangatlah sedikit. Dari total jumlah air yang ada, hanya 5% saja yang tersedia sebagai air minum, sedangkan sisanya adalah air laut. Akibatnya, terjadi kelangkaan air yang harus ditanggung oleh lebih dari 40% penduduk bumi. Kondisi ini akan kian parah menjelang tahun 2025 diperkirakan 1,8 miliar orang akan yang mengalami kelangkaan air secara absolut. Kekurangan air telah berdampak negatif terhadap semua sektor, termasuk kesehatan. Tanpa akses air minum yang higienis mengakibatkan 3.800 anak meninggal tiap hari oleh penyakit. Begitu peliknya masalah ini sehingga para ahli berpendapat bahwa pada suatu saat nanti, akan terjadi “pertarungan” untuk memperbuatkan air bersih ini. Sama halnya dengan pertarungan untuk memperebutkan sumber energi minyak dan gas bumi.
Ramalan itu dilansir World Water Assesment Programme (WWAP), bentukan United Nation Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO). Lembaga itu menegaskan bahwa krisis air di dunia akan memberi dampak yang mengenaskan. Tidak hanya membangkitkan epidemi penyakit yang merenggut nyawa, tapi juga akan mengakibatkan bencana kelaparan.[6]

C.    Negara-Negara yang Terancam Mengalami Krisis Air dan Pangan
1.      Sektor Air
a.       Indonesia
Indonesia berada pada urutan ke-5 negara kaya air di dunia setelah Brasil, Rusia, China, dan Kanada. Indonesia terkenal sebagai negara maritim yang luas, dengan ketersediaan air permukaan sekitar 15.500/kapita/tahun, jauh melebihi rata-rata dunia yang hanya 8.000/kapita/tahun. Namun ironisnya, beberapa hasil studi para ahli melalui Forum Air Dunia memprediksikan bahwa Indonesia termasuk salah satu negara yang terancam akan mengalami krisis air, terutama musim kemarau. Pada 2020 potensi air yang layak diperkirakan sebesar 35% dari total air yang dikelola atau sekira 400/kapita/tahun.
Di beberapa daerah terpencil, masyarakat justru sudah mengalami krisis air ini sejak lama. Gunung Kidul, salah satu kabupaten yang kerap mengalami krisis air, kini dinilai makin terancam. Kompas.com 24 Maret 2013 lalu melaporkan bahwa, proyek pengangkatan air sungai bawah tanah ini oleh PDAM setempat dinilai belum menjanjikan sebab lima buah pompa yang disediakan belum bisa dioperasikan maksimal sesuai target debit air yang diharapkan. Hingga kini pun Gunungkidul masih masuk daftar daerah di Indonesia yang terancam krisis air bersih hingga setidaknya 10 tahun mendatang. Mereka harus berani membiasakan diri membelanjakan rata-rata Rp 120 ribu untuk membeli air sebanyak 5.000 liter.[7]
b.      India
India berada di puncak dalam daftar negara yang industri dan perekonomiannya tumbuh namun di masa depan dapat menghadapi masalah air yang parah. India adalah yang paling bergantung pada cocok-tanam, sehingga krisis air akan berakibat drastis pada perekonomian dan harga pangan negara itu.
Menurut PBB, India kini sudah resmi dianggap sebagai negara “bermasalah air” di masa mendatang. Hal ini membuat India semakin prihatin, ditambah adanya issu bahwa China, tetangganya, akan membendung Sungai Brahmaputra di Tibet sebagai bagian dari proyek besar PLTA yang akan mengurangi arus ke wilayah India di bagian timur.[8]
c.       Di kawasan Australia, benua terkering di dunia, salinitas (kadar garam) menjadi ancaman utama bagi sejumlah kawasan pertanian penting.
d.      Di Jepang, meskipun curah hujan masih relatif tinggi, namun pencemaran terhadap cadangan air yang terjadi di banyak tempat menjadi issu serius.
e.       Di Amerika Serikat, sejumlah kawasan sudah menggunakan air secara berlebihan dibanding dengan yang dapat diisi kembali secara alami. Situasi ini semakin memperburuk pemanasan global dengan semakin sedikitnya curah hujan, meningkatnya penguapan dan berubahnya pola pencairan salju.
f.       Sejumlah kota paling "haus" di dunia, seperti Houston dan Sydney, menggunakan air melebihi jumlah yang dapat digantikan.
2.      Sektor Pangan
Berdasarkan pantauan Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (Food and Agriculture Organization/FAO, ada 36 negara yang mengalami krisis pangan akibat kenaikan harga-harga komoditas pangan akhir-akhir ini, termasuk Indonesia. Krisis pangan yang dialami Indonesia selain karena kenaikan harga pangan diperparah dengan adanya banjir, gempa dan longsor. Indonesia masuk dalam ketegori negara-negara yang membutuhkan bantuan negara luar dalam mengatasi krisis tersebut.
Berikut negara-negara yang terkena krisis pangan di kawasan Afrika, ada 21 negara yakni Lesotho, Somalia, Swaziland, Zimbabwe, Eritrea, Liberia, Mauritania, Sierra Leone, Burundi, Republik Afrika Tengah, Chad, Congo, Cote D'Ivoire, Kongo, Ethiopia, Ghana, Guinea, Guinea-Bissau, Kenya, Sudan, dan Uganda. Negara di kawasan Afrika tersebut sebagian besar terkena krisis pangan akibat mengalami perang saudara, masalah pengungsi dan kekeringan.
Di kawasan Asia setidaknya ada 9 negara yang mengalami krisis pangan yakni Irak, Afghanistan, Korea Utara, Bangladesh, Indonesia, Nepal, Pakistan, Sri Lanka, dan Timor-Leste. Penyebab krisis pangan di negara Asia sebagian besar banjir dan gempa bumi.
Melihat kondisi riil di Indonesia sendiri, pemenuhan swasembada pangan lima komoditas yaitu beras, jagung, kedelai, daging sapi, dan gula belum optimal, terlihat dari ada ketergantungan terhadap impor, yaitu kedelai sekira 70%, gula 54%, dan daging sapi sekira 20%. Selain itu juga permasalahan terkait ketersediaan lahan garapan rata-rata petani yang hanya 0,3 hektare (ha).
Di Amerika Latin sendiri ada 4 negara yang mengalami krisis pangan yakni Bolivia, Haiti, Nikaragua, dan Republik Dominika yang mengalami banjir. Sedangkan di kawasan Eropa ada 2 negara yang mengalami krisis pangan yakni Republik Moldova dan Federasi Rusia. Di Moldova terjadi krisis pangan karena kekeringan dan Federasi Rusia mengalami krisis karena adanya konflik.
Menanggapi laporan ini, Presiden Bank Dunia Robert Zoellick meminta seluruh dunia untuk menyiapkan langkah mengatasi kelaparan dan malnutrisi akibat kenaikan harga pangan.[9]
D.    Upaya Pemerintahan Indonesia dalam Mengatasi Krisis Air dan Pangan di Negaranya
Langkah-langkah yang dapat diambil oleh pemerintah Indonesia terkait dalam hal penanganan krisis air bersih dan pangan yang melanda negaranya antara lain dapat dilakukan dengan cara:
1.      Meningkatkan koordinasi antara institusi terkait.
Departemen Pekerjaan Umum bertanggung jawab terhadap infrastruktur air, Departemen Dalam Negeri mengurusi pentarifan air, Departemen Kehutanan bertanggung jawab terhadap konservasi sumber daya air, sedangkan masalah kualitas air oleh Departemen Kesehatan.
2.      Meningkatkan kinerja PDAM.
3.      Peranan Perum Bulog perlu diperkuat sehingga harga pangan dapat dikendalikan, baik mengurangi fluktuasi harga sekaligus mengantisipasi cadangan pangan untuk kondisi mendesak.
4.      Tingkatkan kualitas ekspor, dan kurangi impor.

E.     Peran Organisasi Pangan Internasional dalam Menangani Krisis Air dan Pangan Dunia
Sebagai organisasi internasional, posisi World Food Programme (WFP) adalah badan PBB yang berada di bawah FAO (Food and Agriculture Organization). Dalam melakukan operasinya, tiga badan PBB, yakni WFP, FAO, dan IFAD melakukan kerjasama dan saling koordinasi. Tiga badan tersebut merupakan jejaring PBB, yang disebut “Triple Alliance in Rome,” karena ketiga badan tersebut berpusat di Roma, Italia dan bergerak secara komplementer. Ketiganya bekerja untuk memenuhi amanat World Food Summit dalam mengurangi kelaparan global, kekeringan dan kemiskinan. WFP melakukan operasi bantuan pangan, sedangkan FAO bererak melalui bantuan operasional bidang pertanian, dan IFAD memberikan bantuan finansial internasional.
WFP memulai operasinya sejak tahun 1963, dimana tujuan utamanya adalah untuk mengatasi masalah kelaparan global dan meningkatkan pembangunan di sektor sosial-ekonomi di negara-negara miskin. Dalam kurun waktu 40 tahun terakhir, WFP berkembang secara signifikan. Dari hanya merupakan ide yang terbentuk oleh 12 negara, menjadi sebuah organisasi terbesar di dunia yang memberikan bantuan dalam masalah ini. Setiap tahunnya, WFP membantu memberikan bahan makanan kepada 90 juta orang, termasuk 56 juta anak-anak yang mengalami kelaparan di lebih dari 80 negara di dunia.[10]











PENUTUP

Kesimpulan
Air dan pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi keberlangsungan hidup manusia. Kelangkaan air dan pangan merupakan issu utama yang menjadi perhatian berbagai negara di dunia saat ini. Indonesia diperkirakan termasuk salah satu negara yang terancam akan mengalami krisis air, terutama musim kemarau. Gunung Kidul, salah satu kabupaten yang kerap mengalami krisis air, kini dinilai makin terancam. India berada di puncak dalam daftar negara yang industri dan perekonomiannya tumbuh namun di masa depan dapat menghadapi masalah air yang parah. Di Jepang, meskipun curah hujan masih relatif tinggi, namun pencemaran terhadap cadangan air yang terjadi di banyak tempat menjadi issu serius.
Di sektor pangan, berdasarkan pantauan Organisasi Pangan dan Pertanian Dunia (Food and Agriculture Organization/FAO) ada 36 negara yang mengalami krisis pangan akibat kenaikan harga-harga komoditas pangan akhir-akhir ini, termasuk Indonesia. Sehingga, sebagai organisasi internasional, posisi WFP adalah badan PBB yang berada di bawah FAO (Food and Agriculture Organization) dalam melakukan operasinya, tiga badan PBB, yakni WFP, FAO, dan IFAD harus mampu melakukan kerjasama dan saling koordinasi.
 PENGARUH KRISIS AIR DAN PANGAN TERHADAP KEBERLANGSUNGAN HIDUP MASYARAKAT DUNIA
DAFTAR PUSTAKA

Djamal, Zoer’aini Irwan. 2010. Prinsip-prinsip Ekologi Ekosistem, Lingkungan, dan Pelestariannya. Jakarta: PT Bumi Aksara
Djaini, Achmad Sediaoetama. 2006. Ilmu Gizi. Jakarta: PT Dian Rakyat
Soemarwoto, Otto. 2008. Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan. Jakarta: Djambatan
Forum Positif dari DahlanForum. 2012. Fungsi Air dalam Tubuh Manusia (http://depo.globalmuliaperkasa.com/2012/10/tentang-air-minum.html)
Ariyani, Dewi. Darurat Konstitusi Sektor Pangan, Air, dan Energi (Koran Sindo, 14 Maret 2013). http://www.koransindo.com
Zahra, Mandaaz. Dunia - Krisis Air Bersih. (Kompas, 10 Juni 2008)
Sido, Fandi. Negara Kaya Air yang Terancam Krisis Air (Kompasiana, 16 Juni 2013) http://www.kompasiana.com
Cumayao, Charlo. India Berkembang, Tapi Pasokan Air Menyusut (Asia Pasific Defense Forum, 6 Desember 2012). http://www.asiapasificdefense.com
Kuswaraharja, Dadan. 36 Negara Terkena Krisis Pangan, Termasuk Indonesia, (Detik.com, 3 Februari 2012) http://www.detik.com
Anggraeni, Anita. Peran UN World Food Programme dalam Penanganan Krisis Pangan dan Kelaparan, (eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman ) http://dirty-container.blogspot.com/2006/09/peran-un-world-food-programme-dalam.html
 PENGARUH KRISIS AIR DAN PANGAN TERHADAP KEBERLANGSUNGAN HIDUP MASYARAKAT DUNIA



[1] Zoer’aini Djamal Irwan, Prinsip-prinsip Ekologi Ekosistem, Lingkungan, dan Pelestariannya, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2010), hlm. 79-80
[2] Forum Positif dari DahlanForum, 2012, Fungsi Air dalam Tubuh Manusia, (http://depo.globalmuliaperkasa.com /2012/10/tentang-air-minum.html) diakses pada 14 Maret 2014 pukul 19.08 WIB
[3] Achmad Djaini Sediaoetama, Ilmu Gizi, (Jakarta: PT Dian Rakyat, 2006), hlm. 20
[4] Otto Soemarwoto, Ekologi, Lingkungan Hidup dan Pembangunan, (Jakarta: Djambatan, 2008), hlm. 274
[5] Dewi Ariyani, Darurat Konstitusi Sektor Pangan, Air, dan Energi, (Koran Sindo, 14 Maret 2013), http://www.koransindo.com diakses pada 15 Maret 2014 pukul 20.46 WIB
[6] Mandaaz Zahra, Dunia - Krisis Air Bersih, (Kompas, 10 Juni 2008), http://www.kompas.com diakses pada 12 Maret 2014 pukul 09.30 WIB
[7] Fandi Sido, Negara Kaya Air yang Terancam Krisis Air, (Kompasiana, 16 Juni 2013) http://www.kompasiana.com diakses pada 14 Maret 2014 pukul 12.45 WIB
[8] Charlo Cumayao, India Berkembang, Tapi Pasokan Air Menyusut, (Asia Pasific Defense Forum, 6 Desember 2012), http://www.asiapasificdefense.com, diakses pada 16 Maret 2014 pukul 07.08 WIB

[9] Dadan Kuswaraharja, 36 Negara Terkena Krisis Pangan, Termasuk Indonesia, (Detik.com, 3 Februari 2012) http://www.detik.com diakses pada 16 Maret 2012 pukul 02.15 WIB
[10] Anita Anggraeni, Peran UN World Food Programme dalam Penanganan Krisis Pangan dan Kelaparan, (eJournal Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Mulawarman ) http://dirty-container.blogspot.com/2006/09/peran-un-world-food-programme-dalam.html diakses pada 12 Maret 2014 pukul 01.48 WIB
ADSENSE HERE!

1 comment:

Copyright © Blog Rujak : Kumpulan Makalah Online Lengkap. All rights reserved. Template by CB. Theme Framework: Responsive Design